Patofisiologi Diabetes Melitus Diabetes Melitus

17

2.1.1.3 Patofisiologi Diabetes Melitus

Tubuh manusia memerlukan energi untuk menjalankan berbagai fungsi sel dengan baik. Proses pembentukan energi terutama yang bersumber dari glukosa memerlukan proses metabolisme yang rumit. Dalam proses metabolisme tersebut insulin memegang peranan penting yang bertugas memasukkan glukosa ke dalam sel untuk selanjutnya dubah menjadi energi Syahbudin dalam Suiraoka, 2012: 52. Awalnya patofisiologis DM tipe 2 bukan disebabkan oleh kurangnya sekresi insulin tetapi karena resistensi insulin sel – sel sasaran insulin gagal atau tidak mampu merespon inslin secara normal. Fakor yang mempengaruhi resistensi insulin antara lain obesitas, kurang aktifitas dan penuaan Depkes, 2005. Pada kondisi resistensi insulin terjadi gangguan insulin dan reseptor pada dinding sel sehingga insulin tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan. Untuk mengatasi resistensi insulin dan peningkatan kadar glukosa dalam darah, sel beta pankreas akan meningkatkan produksi insulin sehingga kadar glukosa darah akan dipertahankan dalam keadaan normal Maulana, 2012:11. Namun lambat laun sel beta akan mengalami kerusakan sehingga tidak mampu mengkompensasi resistensi insulin. Apabila tidak ditangani dengan baik akan mengakibatkan defisiensi insulin sehingga penderita memerlukan insulin eksogen Depkes, 2005 Pada keadaan normal, glukosa diatur sedemikian rupa oleh insulin yang diproduksi oleh sel beta pankreas sehingga kadarnya dalam darah selalu dalam batas aman baik dalam keadaan sebelum maupun sesudah makan. Insulin 18 memegang peranan yang sangat penting dalam pengaturan kadar glukosa darah dan koordinasi penggunaan energi oleh jaringan. Insulin yang dihasilkan sel beta pankreas dapat diibaratkan sebagai anak kunci yang dapat membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel agar dapat dimetabolisme menjadi energi. Bila insulin tidak ada atau tidak dikenali oleh reseptor pada permukaan sel maka glukosa tidak dapat masuk ke dalam darah sehingga kadarnya akan meningkat Suiraoka, 2012: 52-53.

2.1.1.4 Gejala Diabetes Mellitus