organisasi. Terbentuknya budaya kerja diharapkan tidak hanya berupa rangsangan emosional, melainkan telah melalui pertimbangan rasional yang menjadi
keyakinan, komitmen, sehingga yang bersangkutan memegangnya dengan teguh dan konsisten untuk seumur hidupnya.
2.4.5 Unsur – Unsur Budaya Kerja
Pelaksanaan budaya kerja dalam suatu organisasi diperlukan kreativitas serta kombinasi pengetahuan dan teknologi. Budi Paramitha dalam Ndraha 2005:
208 berpendapat budaya kerja dapat dibagi menjadi 2 bagian yakni : 1.
Sikap terhadap pekerjaan, yakni kesukaan akan kerja dibandingkan dengan kegiatan lain seperti bersantai, atau semata – mata memperoleh
kepuasan dari kesibukan pekerjaannya sendiri, atau merasa terpaksa melakukan sesuatu hanya untuk kelangsungan hidupnya.
2. Perilaku pada waktu bekerja seperti rajin, berdedikasi, bertanggung
jawab, berhati – hati, teliti, cermat, kemauan yang kuat untuk mempelajari tugas dan kewajibannya, suka membantu sesama
karyawan atau sebaliknya
Unsur – unsur nilai budaya kerja terdiri dari: 1.
Disiplin yaitu senantiasa berpijak pada peraturan dan norma yang berlaku di dalam maupun di luar perusahaan. Disiplin meliputi ketaatan
terhadap peraturan perundang-undangan, prosedur, waktu kerja, berinteraksi dengan mitra, dan sebagainya.
2. Kerjasama yaitu kesediaan untuk memberi dan menerima kontribusi
dari dan atau kepada mitra kerja dalam mencapai sasaran dan target perusahaan
http:arozieleroy.wordpress.com20100713budayakerja Dari keterangan di atas dapat dikemukakan bahwa budaya kerja didalam
suatu organisasi sebaiknya memiliki sikap dan perilaku pada waktu bekerja dan disiplin serta kerjasama yang baik sehingga terwujud visi dan misi organisasi
yang telah ditentukan.
2.4.6 Tujuan, Fungsi dan Manfaat Budaya Kerja
Dalam melaksanakan tujuan fundamental budaya kerja keterampilan komunikasi merupakan faktor penting dalam upaya menciptakan lingkungan yang
kondusif agar nilai-nilai luhur dapat teraktualisasi dalam sikap dan perilaku organisasi. Peran komunikasi dalam program budaya kerja merupakan upaya
Universitas Sumatera Utara
membuka penghalang yang selama ini membuat para pegawai dalam suatu organisasi terkotak-kotak, sehingga komunikasi terhambat, yang berarti
penyebaran informasi tidak mencapai sasaran dan menimbulkan kesulitan dalam upaya partisipasi pengambilan keputusan. Dengan komunikasi yang terbuka,
maka jalan menuju kerjasama dan koordinasi dalam manajemen menjadi lebih mudah
Tujuan fundamental budaya kerja menurut Triguno 2004: 6 adalah Untuk membangun sumber daya manusia seutuhnya, agar setiap orang
sadar bahwa mereka dalam suatu hubungan sifat peran sebagai pelanggan dan pemasok dalam berkomunikasi dengan orang lain secara efektif dan
efisien serta menggembirakan. Budaya kerja memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan juga perilaku
sumber daya manusia yang ada dalam suatu organisasi agar dapat meningkatkan produktivitas kerja untuk menghadapi berbagai tantangan di masa yang akan
datang. Fungsi budaya kerja bertujuan untuk membangun keyakinan sumberdaya
manusia atau menanamkan nilai-nilai tertentu yang melandasi atau mempengaruhi sikap dan perilaku yang konsisten serta komitmen membiasakan suatu cara kerja
di lingkungan masing-masing. Hellrigel seperti yang dikutip Arnita 2000, mengelompokkan fungsi budaya kerja organisasi kedalam empat kunci pokok :
1. Dengan mengetahui dan memahami budaya kerja organisasi, para
karyawan mengetahui mengenai sejarah perusahaan dan pengembangan perusahaan pada masa sekarang dimana informasi tersebut akan
merupakan pedoman terhadap harapan bagi perilaku karyawan untuk masa – masa mendatang yang disebarluaskan melalui cerita, ritual,
simbol dan bahasa.
2. Budaya kerja organisasi akan membantu menciptakan dan memperkuat
komitmen kepada falsafah dan nilai – nilai serta norma – norma inti organisasi. Hal tersebut mendorong partisipasi karyawan agar bersedia
bekerja mencapai tujuan
3. Budaya kerja organisasi dengan norma – normanya akan mengenai
mekanisme pengawasan terhadap arus perilaku yang disukai dan menghindari perilaku yang tidak disukai
4. Berbagai aspek dan budaya kerja organisasi akan berkaitan dengan
peningkatan produktivitas dan efektivitas.
Universitas Sumatera Utara
Melaksanakan budaya kerja mempunyai manfaat, karena akan mengubah sikap dan perilaku anggota yang terlibat didalam suatu organisasi Manfaat yang
didapat antara lain sebagai berikut. 1.
Menjamin hasil kerja dengan kualitas yang lebih baik. 2.
Membuka seluruh jaringan komunikasi keterbukaan, kebersamaan, kegotongroyongan,dan kekeluargaan.
3. Menemukan kesalahan dan cepat memperbaiki, cepat menyesuaikan
diri dengan perkembangan dari luar faktor eksternal seperti pelanggan, teknologi, sosial, ekonomi, dan lain-lain.
Kemdiknas:https:tendik.kemdiknas.go.ididdownloaddoc_download 51konsep- konsep-dasar-budayakerja+konsep+dasar+budaya+kerja.pdf
Sedangkan manfaat dari penerapan budaya kerja yang baik adalah: 1. meningkatkan jiwa gotong royong
2. meningkatkan kebersamaan 3. saling terbuka satu sama lain
4. meningkatkan jiwa kekeluargaan 5. meningkatkan rasa kekeluargaan
6. membangun komunikasi yang lebih baik 7. meningkatkan produktivitas kerja
8. tanggap dengan perkembangan dunia luar, dll.
http:organisasi.orgarti-definisi-pengertian-budaya-kerja-dantujuan manfaat-penerapannya-pada-lingkungan-sekitar
Dari kedua pernyataan di atas dapat diketahui bahwa memanfaatkan budaya kerja pada hakikatnya diperlukan untuk mencapai produktivitas kerja yang
lebih maksimal bagi setiap anggota sumber daya manusia yang ada didalam suatu organisasi dan diharapkan mampu menghadapi tantangan di masa depan dengan
memanfatkan budaya kerja yang berlaku di setiap organisasi.
2.4.7 Budaya Kuat dan Budaya Lemah