Melaksanakan budaya kerja mempunyai manfaat, karena akan mengubah sikap dan perilaku anggota yang terlibat didalam suatu organisasi Manfaat yang
didapat antara lain sebagai berikut. 1.
Menjamin hasil kerja dengan kualitas yang lebih baik. 2.
Membuka seluruh jaringan komunikasi keterbukaan, kebersamaan, kegotongroyongan,dan kekeluargaan.
3. Menemukan kesalahan dan cepat memperbaiki, cepat menyesuaikan
diri dengan perkembangan dari luar faktor eksternal seperti pelanggan, teknologi, sosial, ekonomi, dan lain-lain.
Kemdiknas:https:tendik.kemdiknas.go.ididdownloaddoc_download 51konsep- konsep-dasar-budayakerja+konsep+dasar+budaya+kerja.pdf
Sedangkan manfaat dari penerapan budaya kerja yang baik adalah: 1. meningkatkan jiwa gotong royong
2. meningkatkan kebersamaan 3. saling terbuka satu sama lain
4. meningkatkan jiwa kekeluargaan 5. meningkatkan rasa kekeluargaan
6. membangun komunikasi yang lebih baik 7. meningkatkan produktivitas kerja
8. tanggap dengan perkembangan dunia luar, dll.
http:organisasi.orgarti-definisi-pengertian-budaya-kerja-dantujuan manfaat-penerapannya-pada-lingkungan-sekitar
Dari kedua pernyataan di atas dapat diketahui bahwa memanfaatkan budaya kerja pada hakikatnya diperlukan untuk mencapai produktivitas kerja yang
lebih maksimal bagi setiap anggota sumber daya manusia yang ada didalam suatu organisasi dan diharapkan mampu menghadapi tantangan di masa depan dengan
memanfatkan budaya kerja yang berlaku di setiap organisasi.
2.4.7 Budaya Kuat dan Budaya Lemah
Betapun kuatnya budaya dan cocok untuk situasi atau lingkungan organisasi, tetapi tidak untuk situasi lain bagi anggotanya , sehingga diperlukan
ketepatan dan kecocokan. Beberapa budaya dapat dikatakan kuat sedangkan yang lainnya dikatakan lemah. Budaya kerja yang kuat seringkali dibina oleh para
pemimpin yang kuat pula. Muchlas, Makmuri 2005: 534 mengemukakan dua faktor besar yang menentukan kekuatan budaya kerja, yaitu
Universitas Sumatera Utara
Kebersamaan dan intensitas, kebersamaan dapat ditunjukkan dengan besarnya derajat kesamaan yang dimiliki oleh para anggota di dalam suatu
organisasi tentang nilai – nilai inti, di sisi lain intensitas adalah derajat komitmen para anggota organisasi terhadap nilai – nilai inti.
Robbins dalam Ndraha 2003: 123 mengemukakan “Budaya kuat adalah
budaya kerja yang ideal, dimana kekuatan budaya mampu mempengaruhi intensitas pelaku. Semakin kuat budaya, semakin kuat pengaruhnya terhadap
lingkungan dan perilaku manusia”. Menurut Ndaraha 2003: 124 tentang budaya yang kuat yakni :
Budaya yang kuat namun pelaksanaannya tidak sesuai dengan situasi sesungguhnya dapat mengakibatkan orang berperilaku menghancurkan,
sehingga hanya budaya kerja yang mendukung satuan kerja atau organisasi untuk mengantisipasi dan menyesuaikan diri dengan perubahan
lingkunganlah yang dapat menunjukkan kinerja yang tinggi. Hodge et.al seperti yang dikutip Arnita 2000, meyatakan bahwa :
Budaya kuat apabila budaya dapat menyebar luas dan mendalam dan dapat diterima segenap aspek organisasi sehingga menjadi pusat kehidupan
organisasi. Sedangkan budaya lemah apabila budaya tersebut tidak menyebar luas ke seluruh organisasi, sehingga budaya tidak menjadi pusat
kehidupan organisasi. Robbins seperti dikutip Arnita 2000, menyatakan bahwa “Makna dari
budaya organisasi yang kuat mempunyai karakteristik sebagai pusat nilai dalam organisasi, diterapkan secara intensif, jelas arahnya dan secara luas diadopsi dan
dianut, cenderung meningkatkan konsisten untuk berperilaku, yang diterapkan mulai dari pimpinan sampai karyawan”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat diartikan bahwa budaya kerja yang kuat adalah sebuah proses dimana seorang pekerja dimampukan untuk mampu
bekerja sesuai dengan budaya yang ada, karena masalah budaya kerja terletak pada diri pegawai atau pekerja dari organisasi masing – masing dan musuh
budaya kerja pun adalah diri pegawai atau pekerja itu sendiri. Budaya kerja dalam organisasi yang menerapkan budaya sederhana, kemungkinan tidak begitu kuat
atau pun lemah. Akan tetapi, budaya yang kuat dan positif dapat menjamin kejayaan sesebuah organisasi.
Universitas Sumatera Utara
Sintesis budaya kerja
Budaya kerja adalah suatu proses yang panjang, menghasilkan nilai – nilai menjadi kebiasaan sebagai pedoman mutu kerja, dan menjadi motivasi
memuaskan bagi masyarakat yang dilayani serta terus menerus disempurnakan dan dikomunikasikan dari generasi ke generasi berikutnya, dengan indikator :
a. sikap terhadap pekerjaan
b. perilaku pada waktu bekerja
c. disiplin dan
d. kerjasama
2.5 Pemanfaatan Layanan Perpustakaan