Pengertian Akuntansi Kajian Teori Deskripsi Teori 1. Pembelajaran Akuntansi

a Motif atau kebutuhan organis, meliputi misalnya: kebutuhan untuk minum, makan, bernafas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk istirahat. b Motif-motif darurat. Yang termasuk dalam jenis motif ini antara lain: dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk berusaha, untuk memburu. Timbul dari rangsangan dari luar. c Motif-motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi untuk menaruh minat. 3 Motivasi jasmaniah dan rohaniah a Motivasi jasmaniah, yang termasuk motivasi ini misalnya: reflek, insting otomatis, nafsu. b Motivasi rohaniah, yang termasuk motivasi ini misalnya kemauan. 4 Motivasi intrinsik dan ekstrinsik a Motivasi Intrinsik Motif-motif yang aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. b Motivasi Ekstrinsik Motif-motif yang aktif dan berfunginya karena adanya perangsangan dari luar.

c. Manfaat Motivasi Belajar

Menurut Wlodkowsky yang dikutip oleh Sugihartono dkk 2007: 78, motivasi merupakan suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan yang member arah dan ketahanan pada tingkah laku tersebut. Motivasi belajar yang tinggi tercermin dari ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses meskipun dihadang oleh berbagai kesulitan. Sugihartono 2007: 78 menyebutkan manfaat motivasi yang tinggi dapat terlihat dari sifat perilaku siswa antara lain : 1 Adanya kualitas keterlibatan siswa dalam belajar yang sangat tinggi 2 Adanya perasaan dan keterlibatan efektif siswa yang tinggi dalam belajar. 3 Adanya upaya siswa untuk senantiasa memelihara atau menjaga agar senantiasa memiliki motivasi belajar tinggi. Selain manfaat motivasi di atas, terdapat tiga fungsi motivasi dalam belajar : 1 Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. 2 Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian, motivasi dapat memberikan arah kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. 3 Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seseorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan. Sardiman A.M, 2012: 85