90
penerapan pendekatan CTL pada pembelajaran materi Sistem Hukum dan Peradilan Internasional .
3. Faktor yang menghambat dan mendukung pembelajaran PKn dengan
pendekatan Contextual Teaching and Learning di SMK Gajah Mada
Purwodadi Purwodadi
Dalam proses pembelajaran menunjukkan bahwa masih adanya beberapa fasilitas pembelajaran yang kurang, sehingga guru mapel harus
memberikan tugas pada siswa untuk mencari jawabannya dengan mendatangi bengkel. Meskipun demikian, namun siswa tertarik karena
dengan metode CTL ini siswa belajar tidak hanya sekedar materi saja, melainkan siswa langsung bisa masuk dalam kehidupan nyata. Dalam arti
siswa langsung mengetahui secara kongkrit mengenai media dan kegunaan alat serta kesulitan dalam penggunaannya
”, sesuai yang disampaikan bapak M. Nur Setiawan yaitu :
Hambatan yang terkadang muncul adalah masih ada beberapa fasilitas yang belum tersedia di SMK Gajah Mada Purwodadi.
Sehingga guru harus melakukan dengan cara siswa diberikan tugas rumah untuk kemudian siswa mencari jawabannya di kelas atau di
luar kelas. CL 1 halaman 170
Pada pelaksanaan proses pembelajaran PKn dengan pendekatan CTL biasanya ada beberapa yang menghabat dan mendukung pelaksanaan
tersebut, hal ini seperti yang disampaikan oleh Kepala Sekolah : “Pelaksanaan pembelajaran biasanya ada kendala yang membuatnya tidak
lancar, begitu pula sebaliknya terkadang guru juga dimudahkan untuk melaksanakan pembelajaran tersebut”. CL 2 halaman 174
commit to user
91
Hasil wawancara dengan kepala sekolah tersebut menjelasakan bahwa dalam pembelajaran memang ada faktor yang menunjang dan
menghambat pelaksanaan pembelajaran PKn itu sendiri. Hasil ini diperkuat dengan observasi yang dilakukan peneliti pada saat
pembelajaran Pkn di kelas. Pada saat siswa belajar di kelas terkadang ada beberapa siswa yang mengantuk di jam pembelajaran PKn, padahal guru
sudah melakukan strategi dalam mengajar dengan menggunakan video untuk memutar film tentang tindak kejahatan Internasional.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi diatas maka dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran Pkn dengan model CTL misalnya
penggunaan video sebagai sarana yang digunakan untuk mengajar masih kurang berjalan maksmimal maka siswa perlu dibentuk suasana yang
berbeda dalam mengajar misalnya dibuat bentuk kelompok melingkar atau per blok dalam susunan tempat duduk. Mungkin ini lebih membuat
suasana yang berbeda dalam pembelajaran. Selain faktor siswa yang masih malas dalam mengikuti
pembelajaran, terkadang faktor fasilitas juga berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Saat observasi dikelas XI diruang kelasnya belum ada
proyektor LCD sehingga pembelajaran masih center pada guru, guru terhambat tidak bisa menggunakan peraga dikarenakan masih ada
beberapa kelas yang belum terpasang LCDnya. Hal ini diperkuat hasil dokumentasi di SMK Gajah Mada Purwodadi bahwa ketersediaan LCD di
commit to user
92
sekolah ini belum 100 terpenuhi, hanya kelas-kelas tertentu saja yang sudah memiliki. Hasil wawancara dengan kepala sekolah:
Sekolah kami memang belum semua kelas mempunyai LCD, biasanya guru yang ingin mengajar terkadang pinjam kelas lain yang
sedang praktek, tapi kalau saat semuanya pembelajaran dikelas, itulah yang menghalangi proses pembelajaran berjalan baik. CL 1
halaman 175
Berdasarkan hasil wawancara, dokumentasi dan observasi di kelas saat pembelajaran PKn berlangsung bahwa selain faktor siswa sendiri, ada
faktor sarana prasarana yang menghambat pelaksanaan pembelajaran PKn dengan pendekatan CTL. Hal ini bisa dicegah jika setiap kelas mempunyai
sarana prasarana yang komplet, karena pada dasarnya guru di SMK Gajah Mada ini sudah memahami pembelajaran dengan CTL agar siswa lebih
tertarik dan semangat dalam belajar sehingga hasil prestasi belajar yang diinginkan dapat tercapai.
Kemampuan guru dalam mengajar Pkn dan menggunakan pembelajaran CTL jangan diragukan, karena setiap kali ada seminar
tentang pembelajaran yang kreatif, kepala sekolah sering mengirimkan guru untuk mengikutinya, hal ini dilakukan dengan bergilir sesuai dengan
keleluasaan dalam mengajar, agar tidak terganggu jam mengajar dikelasnya. Seperti yang disampaikan Bp. Setiawan selaku guru PKn
bahwa: Saya pernah mengikuti seminar tentang pembelajaran denggan
pendekatan kooperatif, seminar ini dilakukan hanya 1 hari. Saat itu jam MGMP jadi kepala sekolah meminta saya untuk mengikuti
seminar tersebut. Setelah selesai mengikutinya maka saya memahami arti pentingnya menghidupkan suasana kelas dan
commit to user
93
menciptakan sistem belajar yang menarik yaitu dengan pembelajaran kooperatif CTL. CL 1 halaman 170
Hasil wawancara guru diatas dibuktikan dengan pembuatan RPP dan silabus yang dibuat oleh guru PKn, guru sudah memasukkan
pembelajaran kooperatif dalam proses pembelajarannya, sehingga dapat disimpulkan sementara bahwa kemampuan guru di SMK Gajah Mada
Purwodadi tentang pembelajaran model kooperatif khususnya pada pembelajaran PKn sudah cukup memahami, tetapi kata memahami
tidaklah selesai karena diperlukan sebuah aplikasi yang sesuai dengan silabus, dan RPP yang sudah dibuatnya.
4. Evaluasi Pembelajaran PKn dengan Pendekatan Contextual Teaching