30
mengajar dan bagaimana siswa belajar. Kegiatan pembelajaran ini merupakan kegiatan yang disadari dan direncanakan. Perencanaan
pembelajaran ini berkaitan dengan program pembelajaran berupa suatu program yang isinya mengenai bagaimana mengajarkan materi PKn
yang sudah dirumuskan dalam kurikulum. Perencanaan pembelajaran ini harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pembelajaran yang
dianut dalam kurikulum Syaodikh dan Ibrahim, 2003: 51. Uno 2008: 3 menyatakan bahwa upaya perencanaan
pembelajaran dilakukan dengan asumsi: 1 Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan
perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran.
2 Untuk merancang suatu pembelajaran perlu dilakukan pendekatan sistem.
3 Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseoarang belajar.
4 Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada siswa secara perorangan.
5 Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya siswa untuk belajar.
b. Pelaksanaan Pembelajaran PKn dengan pendekatan CTL
Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual CTL dapat diterapkan dalam aneka ragam kurikulum dan bidang studi, demikian
juga pada kelas yang bagaimanapun keadaannya. Strategi pembelajaran kontekstual mata pelajaran PKn di SMK Gajah Mada Purwodadi sudah
beberapa kali diterapkan dalam rangka mengembangkan pendekatan pembelajaran PKn, dan hasilnya sudah cukup ada perkembangan
commit to user
31
meskipun belum maksimal, sehingga perlu adanya penerapan kembali pembelajaran dengan pendekatan kontekstual ini.
Penerapan model pendekatan kontekstual yang dilakukan oleh guru di kelas, memiliki langkah-langkah pembelajaran. Sebagaimana
yang dijabarkan oleh Depdiknas Trianto, 2008: 25-26 secara garis besar langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan
mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. b. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
c. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya. d. Menciptakan masyarakat belajar belajar dalam kelompok-
kelompok. e. Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
f. Melakukan refleksi di akhir pertemuan. g. Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
Hal ini juga dikemukakan oleh Prayudi 2007: 1, Proses pembelajaran adalah sebuah upaya bersama antara guru dan siswa
untuk berbagi dan mengolah informasi dengan tujuan agar pengetahuan yang terbentuk terinternalisasi dalam diri peserta
pembelajaran dan menjadi landasan belajar secara mandiri dan berkelanjutan. Maka kriteria keberhasilan sebuah proses pembelajaran
adalah munculnya kemampuan belajar berkelanjutan secara mandiri. Proses
pembelajaran PKn
dapat dilakukan
dengan memperhatikan langkah-langkah pembelajaran. Langkah atau cara
menuju kreatif adalah suatu cara yang dapat dilakukan seseorang guru dalam meningkatkan kemampuannya dalam mengajar, langkah-
commit to user
32
langkah tersebut menurut Utami Munandar 2005: 79-81 sebagai berikut:
1
Mendefinisikan kembali problem yang dihadapi. Secara esensi cara ini bisa dimaknai sebagai pelepasan seseorang dari belenggu
pikirannya. Proses ini adalah bagian dari sintetis berpikir kreatif.
2
Bertanya dan menganalisa asumsi. Orang kreatif mempertanyakan asumsi dan cepat menggerakkan orang lain melakukan hal yang
sama. Mempertanyakan asumsi adalah bagian dari kreativitas berpikir analisis.
3
Menjual ide. Murid-murid dilatih bagaimana mempengaruhi orang lain melalui gagasan-gagasan mereka. Menjual gagasan adalah
bagian dari aspek praktikal berpikir kreatif.
4
Mendorong menghasilkan
ide. Orang
kreatif mampu
mendemonstrasikan gaya berpikir seorang legislatif. Seorang legislatif suka menghasilkan ide. Siswa butuh banyak pengetahuan
agar ide yang muncul lebih baik. Guru dan murid harus bersama- sama mengidentifikasi dan mengenali aspek kreatif dari ide yang
dihadirkan.
5
Mengenali dua arah perolehan pengetahuan. Murid-murid dikenalkan pada proses belajar dua arah, berpusat pada guru dan
belajar dari diri mereka sendiri. Proses belajar mengajar diciptakan sedemikian rupa,agar terjadi interaksi dua arah guru-siswa,
sehingga guru bukan hanya sebagai penceramah, akan tetapi siswa.
6
Mendorong siswa mengidentifikasi rintangan dan mengatasinya. Interaksi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar
perlu diciptakan suasana yang nyaman. Guru dalam proses belajar mengajar harus dapat merangsang pikiran siswa untuk berpikir
menemukan masalah dan cara memecahkannya. Siswa perlu tahu bahwa proses kreativitas berlangsung lama, agar nilai atau ide
kreatif bisa dikenal dan dihargai.
7
Mendorong berpikir sehat dan berani mengambil resiko. Apakah kesulitan, rintangan dan resiko harus dihindari? Tidak. Pertanyaan
dan jawaban ini harus ditanamkan secara kuat pada jiwa murid, agar sadar tentang semua resiko yang akan dihadapi dari setiap
pengambilan keputusan. Inilah bentuk berpikir sehat, sehingga hal tesebut merupakan harga kerja kreatif.
8
Mendorong toleransi ambigu. Menyadari adanya kodrat hitam dan putih demikian pula, pemikiran dan perbuatan mempunyai dua
dimensi, baik-buruk. Guru sebagai pendidik perlu untuk melatih daya pikir siswa terhadap hal-hak yang bersifat ambigu.
9
Membantu siswa membangun keyakinan meraih sukses self- efficacy. Semua siswa pada dasarnya mempunyai kemampuan
berkreasi atas pengalaman-pengalamannya. Berada di kelompok perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
33
yang menyenangkan, misalnya, mendorong siswa mampu memunculkan sesuatu yang baru. Oleh sebab itu, cara pertama
adalah memberi suasana kondusif pada siswa untuk bisa kreatif.
10
Membantu siswa menemukan cinta pada perbuatannya. Siswa disadarkan pentingnya mencintai apa yang sedang dikerjakan. Hal
ini mendorong siswa menampilkan kerja yang bagus, fokus dan penuh dedikasi.
11
Mengajarkan siswa pentingnya menunda kepuasaan. Siswa harus ditanam kesadaran pentingnya kita mengerjakan suatu proyek
dalam jangka waktu lama, tanpa berharap cepat-cepat mendapatkan hasil
12
Memelihara lingkungan agar tetap kreatif. Suasana kelas hendaknya dikondisikan untuk tetap terjaga kreativitasnya. Dengan
demikian siswa akan terdorong untuk selalu kreatif.
c. Evaluasi Pembelajaran PKn dengan pendekatan CTL