80
mapel dalam mengembangkan perencanaan pembelajaran terkadang harus bermusyawarah dengan teman MGMP agar persiapan lebih maksimal.
Dalam penyusunan perencanaan silabus dan RPP ini guru mapel tidak hanya sekali jadi. Adakalanya guru mapel mengalami kekurangan
dalam kerangka, sehingga harus melengkapi kekurangannya di tengah- tengah pembelajaran.
Sebagaimana dikemukakan oleh Bapak M. Nur Setiawan, S.Pd, selaku guru mata pelajaran PKn :
“Biasanya saya menyusun dua kali, yaitu pada awal tahun semester 1 dan awal semester 2. Namun saya tetap melengkapi jika ditemui kekurangannya pada
saat pembelajaran sudah berlangsung ”. CL 1 halaman 167
2. Pelaksanaan Pembelajaran PKn dengan Pendekatan Contextual
Teaching and Learning di SMK Gajah Mada Purwodadi
Strategi pembelajaran kontekstual CTL dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun
keadaannya. Pendekatan CTL dalam kelas cukup mudah. Strategi pembelajaran kontekstual mata pelajaran PKn di SMK Gajah Mada
Purwodadi sudah beberapa kali diterapkan dalam rangka mengembangkan pendekatan pembelajaran PKn, dan hasilnya sudah cukup ada
perkembangan meskipun belum maksimal, sehingga perlu adanya penerapan kembali pembelajaran kontekstual ini.
Penerapan model pendekatan kontekstual yang dilakukan oleh guru di kelas, memiliki langkah-langkah pembelajaran. Sebagaimana yang
commit to user
81
dijabarkan oleh Depdiknas Trianto, 2008:25-26 secara garis besar langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi
sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. b. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
c. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bartanya. d. Menciptakan masyarakat belajar belajar dalam kelompok-kelompok.
e. Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran. f. Melakukan refleksi di akhir pertemuan.
g. Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara. Pada tahap pelaksanaan pembelajaran PKn materi kompetensi
“Sistem Hukum dan Peradilan Internasional ” ini, guru mapel memulai pelaksanaan pembelajaran dengan memberikan deskripsi tentang rencana
penyampaian materi kompetensi “Sistem Hukum dan Peradilan Internasional
”. Guru memicu siswa agar tergugah untuk bisa merespon mengenai m,ateri Sistem Hukum dan Peradilan Internasional dalam PKn.
Namun, sebelum menyampaikan materi kompetensi “Sistem Hukum dan Peradilan Internasional
”, guru juga menyinggung beberapa materi yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya.
Sebagaimana dikemukakan oleh Bapak M. Nur Setiawan, S.Pd, selaku guru mata pelajaran PKn :
commit to user
82
Secara umum saya memulai pembelajaran PKn ini dengan pendahuluan sebagai appersepsi. Bertanya kepada para siswa
mengenai materi yang lalu. Dan selanjutnya menanyai siswa beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan saya
sampaikan yaitu tentang “konsep Sistem Hukum dan Peradilan Internasional
” sebagai pemanasan bagi para siswa. CL 1 halaman 167 .
Hal ini sesuai dengan observasi peneliti pada tanggal 9 Juni 2014. Guru mapel sebelum menyampaikan materi inti, beliau memberikan
pemanasan terlebih dahulu pada siswa. Menurutnya, agar siswa mendapat stimulus pada proses pembelajaran berikutnya.
Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa pada permulaan
pembelajaran guru
tidak secara
spontan langsung
menyampaikan materi pelajaran yang baru. Namun guru melakukan pemanasan agar otak mind siswa tergugah. Hal ini dimaksudkan untuk
mengkondisikan pemikiran siswa agar tidak kaget dengan materi yang baru. Ibarat pemain sepak bola, sebelum pelaksanaan sepak bola
berlangsung, para pemain melakukan pemanasan terlebih dahulu untuk melenturkan otot-ototnya.
Dalam pembelaja ran materi “Sistem Hukum dan Peradilan
Internasional ” ini, guru mengawali dengan menyampaikan pemahaman
materi secara global dan secukupnya. Setelah itu guru meminta agar siswa secara langsung mempelajari dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari
secara baik dan benar. Sebagaimana dikemukakan oleh Bapak M. Nur Setiawan, S.Pd, selaku
guru mata pelajaran PKn : perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
83
Saya memulai dengan menyampaikan materi tentang “Sistem Hukum dan Peradilan Internasional
”, dan selanjutnya saya meminta siswa untuk mempraktekkan secara langsung dengan saya berikan tugas
mencari data sambil bermain di luar kelas dengan saya beri batas waktu, kemudian setelah data di dapat siswa menyampaikan
laporannya di hadapan siswa lainnya yang selanjutkan didiskusikan bersama. CL 1 halaman 167
Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa guru secara berurutan memberikan materi pemahaman sebagai aspek kognitif
secukupnya. Lebih luas dari itu semua, guru mapel memberikan penekanan kepada siswa agar bisa mengetahui secara langsung penerapan
Sistem Hukum dan Peradilan Internasional dalam PKn sebagaimana yang dimaksudkan.
Dengan strategi CTL ini, siswa merasakan adanya perbedaan dalam model pembelajaran. Siswa merasa disibukkan oleh beberapa
instruksi guru, sehingga siswa dituntut harus tetap aktif untuk mengikuti instruksi guru. Hal ini membuat kondisi siswa menjadi lebih senang dan
semangat dalam pembelajaran. Sebagaimana dikemukakan oleh Bapak M. Nur Setiawan, S.Pd, selaku
guru mata pelajaran PKn : Siswa nampak semangat dan terlihat aktif dalam aktivitas proses
pembelajaran dengan metode CTL ini. Semua siswa terlihat berfikir mengenai tugas yang saya berikan . Siswa aktif dalam menemukan
jawaban, aktif bertanya mengenai materi yang belum dipahami, aktif dalam berdiskusi, saling membantu dan aktif dalam menyelesaikan
masalah. CL 1 halaman 167
Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa siswa cukup perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
84
terlihat aktif dalam pembelajaran. Siswa aktif bertanya, aktif menemukan jawaban, dan aktif berdiskusi sesama teman saling membantu.
Hal ini menunjukkan bahwa strategi pembelajaran kontekstual mampu menjadikan suasana belajar terasa hidup dan menyenangkan
karena siswa dapat saling mengemukakan pendapat, jawaban dan argument sebelum guru memberikan kesimpulan. Siswa bisa menyelami
materi pelajaran dan mengkaitkan dengan kondisi yang ada di sekitarnya. Sebagaimana dikemukakan oleh Bapak M. Nur Setiawan, S.Pd, selaku
guru mata pelajaran PKn : Kondisi kelas terasa menyenangkan dan hidup, terbukti dengan
adanya beberapa indikasi ; kelas yang terkondisi artinya siswa saling mengajukan pertanyaan, jawaban dan argument sambil
sesekali diwarnai humor karena jawaban atau pertanyaan atau argument siswa yang terkesan lucu namun siswa tidak merasa malu
untuk menyampaikannya, siswa mempunyai keberanian atas jawaban yang disampaikan dengan mengemukakan argument-
argument, tidak ada siswa yang mengantuk, tidak adanya siswa yang bercerita sendiri, semua siswa terlibat dalam diskusi dan
pembelajaran yang menyenangkan. CL 1 halaman 168
Kepala Sekolah menuturkan: Beberapa minggu terakhir ini saya melihat, pada saat pembelajaran
PKn ini berbeda dengan biasanya. Jika biasanya suara di kelas terdengar dan terlihat ramai dan gaduh tanpa arah. Namun, beberapa
waktu ini nampak hidup dengan adanya diskusi-diskusi, jawaban- jawaban, pertanyaan-pertanyaan dan argument-argument yang
disampaikan siswa. Siswa terlihat respect pada apa yang disampaikan oleh guru. Bahkan banyak kegiatan pembelajaran yang
terlihat diterapkan langsung di luar kelas, sehingga siswa tidak merasa bosan dan jenuh, justru siswa terlihat sangat antusias dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. CL2 halaman 174 perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
85
Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa dengan strategi CTL ini, pembelajaran berlangsung dengan baik, siswa sangat
antusias dalam mengikuti pembelajaran karena proses pembelajaran yang memadukan unsur bermain sehingga siswa tidak merasa bosan dan jenuh.
Justru siswa merasa tertantang untuk dapat menemukan materi pelajaran yang disampaikan guru dengan kenyataan yang di dapat siswa di luar kelas
pada saat mendapatkan tugas. Dengan begitu siswa dapat menarik kesimpulan sementara atas tugas yang diberikan dengan hasil atau data
yang dikumpulkan. Sebagaimana dikemukakan oleh Bapak M. Nur Setiawan, S.Pd,
selaku guru mata pelajaran PKn : Benar, saya cermati tidak ada yang terlihat menyulitkan pada saat
proses pembelajaran, karena siswa menurut dan terlihat sangat senang serta antusias terhadap tugas-tugas yang saya berikan. Siswa
sangat antusias dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar tugas yang telah mereka kerjakan di luar kelas, sebaliknya siswa
yang lain juga sangat berkeinginan untuk menjawab pertanyaan dari teman lain yang diajukkan, yang pada akhirnya terjadi perdebatan
atau diskusi yang mengalir begitu saja tanpa harus disetting, namun masih dalam kendali saya sehingga kelas tidak justru terlihat gaduh.
Kemudian setelah itu baru saya memberikan jawaban atau memberikan kesimpulan atas pertanyaan-pertanyaan dengan
memberikan contoh yang mudah dipahami dan dimengerti dengan mengaitkannya dalam kehidupan sehari-hari terutama yang berkaitan
dengan materi
“Sistem Hukum dan Peradilan Internasional. CL 1 halaman 168
Sebagaimana yang disampaikan oleh Wulan April Liyani selaku siswa kelas XI sebagai berikut:
Memang begitu, sekarang saya jadi tambah semangat kalau cara mengajarnya kaya begini. Saya dan teman-teman merasa senang,
commit to user
86
semangat, antusias dalam mengikuti pelajarannya Pak Setiawan. Buktinya saya dan teman-teman tidak merasa ngantuk dan jenuh atau
ramai sendiri. Justru kami mengikuti instruksi Pak Setiawan. CL 3 halaman 176
Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa guru sudah cukup mampu mengelola kelas dengan baik. Sebagai salah satu kunci
utama adalah guru mapel menguasai secara maksimal strategi CTL dengan baik. Guru tinggal mengaplikasikan pada pembelajaran materi Sistem
Hukum dan Peradilan Internasional. Penerapan strategi CTL ini nampak cukup memunculkan
pengaruh yang besar bagi perkembangan sikap siswa dan dalam pengembangan berfikir. Artinya, strategi ini merupakan salah satu variasi
pendekatan yang menjadikan siswa menjadi lebih aktif dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran. Sehingga, siswa dapat dikondisikan oleh guru di
kelas dengan baik. Sebagai indikasinya adalah jika pada pembelajaran sebelumnya, tidak sedikit siswa yang mengantuk, bercerita sendiri maupun
juga ramai karena kurang sesuainya metode yang diterapkan dan juga nampak monoton. Sedangkan pendekatan ini semua siswa diprogram oleh
guru agar semua bisa mengaktifkan semua organ tubuh, baik otak maupun organ tubuh lain. Karena selain dituntut pada aspek kognitif, siswa juga
dituntut adanya pengembangan pada aspek afektif dan psikomotorik.
Sebagaimana dikemukakan oleh Bapak M. Nur Setiawan, S.Pd, selaku guru mata pelajaran PKn :
commit to user
87
Menurut pengamatan saya, siswa tertarik karena dengan metode CTL ini siswa belajar tidak hanya sekedar materi saja, melainkan
siswa langsung bisa masuk dalam kehidupan nyata. Dalam arti siswa langsung mengetahui secara kongkrit mengenai media dan kegunaan
alat serta kesulitan dalam penggunaannya. CL 1 halaman 169
Sebagaimana yang disampaikan oleh Sudarsono selaku siswa kelas XI sebagai berikut:
Betul pak, saya sekarang lebih mudah memahami pelajaran yang disampaikan pak Setiawan. Jadi saya sekarang makin senang dan
semangat lagi untuk mengikuti pelajarannya PKn karena cara mengajarnya sangat menyenangkan. Saya langsung mengerti materi
yang disampaikan dengan kondisi lingkungan sekitar tentang Sistem Hukum dan Peradilan Internasional. Apalagi saat ditampilkan
tayangan tentang sistem hukum dan peradilan internasional di slide. CL 4 halaman 161
Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa kondisi siswa dengan penerapan pendekatan CTL ini cukup ada perkembangan yang
baik dan perlu dipraktekkan pada pembelajaran berikutnya. Inti dari perkembangan ini adalah karena adanya proses pembelajaran yang
berlangsung secara kondusif. siswa juga lebih aktif, dan guru hanya memposisikan diri sebagai fasilitator proses pembelajaran.
Jika dicermati dengan baik, strategi CTL ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan cooperetaif learning, meskipun ada beberapa
kesamaan didalamnya. Sebagaimana dikemukakan oleh Bapak M. Nur Setiawan, S.Pd, selaku
guru mata pelajaran PKn : Pada prinsipnya tujuan metode pembelajaran itu sama, yaitu ingin
menjadikan siswa itu lebih pandai dan memahami materi pelajaran dengan baik. Namun, antara materi yang satu dengan lainnya
commit to user
88
terkadang saling melengkapi. Selain itu, satu materi belum tentu sesuai dengan salah satu metode melainkan akan lebih cocok dengan
metode yang lain. CL 1 halaman 169 Kelebihan metode CTL dibandingkan dengan metode kooperatif
adalah bahwa dalam meode CTL ini, siswa secara langsung bisa terjun kelapangan luar kelas , siswa mengaitkan materi pelajaran
dengan kondisi nyata riil yang ada di lingkungan sekitar. CL 1 halaman 169
Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa pendekatan CTL memiliki kelebihan berupa adanya pengaitan secara langsung antara
materi yang dipelajari dengan kondisi nyata lingkungan sekitar, baik dari unsur ekonomi, unsur sosial, unsur budaya maupun yang lainnya.
Sehingga, pembelajaran PKn dengan pendekatan CTL ini dapat membuat siswa menerapkannya secara langsung antara materi dengan
Sistem Hukum dan Peradilan Internasional dengan kebutuhan nyata masyarakat lingkungan secara kongkrit.
Pada pelaksanaan pembelajaran PKn dengan pendekatan CTL ini, guru mapel PKn menggunakan beberapa media yang sesuai dengan materi
Sistem Hukum dan Peradilan Internasional. Mengingat standar kompetensi pembelajaran kali ini adalah Sistem Hukum dan Peradilan Internasional,
maka guru mapel PKn melengkapi beberapa media yang berhubungan dengan Sistem Hukum dan Peradilan Internasional.
Sebagaimana dikemukakan oleh Bapak M. Nur Setiawan, S.Pd, selaku guru mata pelajaran PKn :
Media yang saya butuhkan pada pembelajaran kompetensi hukum dan peradilan internasional antara lain: slide, gambar dan video
mengenai proses dan status sistem hukum dan peradilan perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
89
internasional. Media ini untuk memudahkan siswa memahami materi yang tentunya saya kaitkan dengan berita-berita Sistem Hukum dan
Peradilan Internasional yang terkini. CL 1 halaman 169
Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa media pembelajaran PKn berupa slide, gambar dan video mengenai proses dan
status sistem hukum dan peradilan internasional. Media ini untuk memudahkan siswa memahami materi yang tentunya saya kaitkan dengan
berita-berita Sistem Hukum dan Peradilan Internasional yang terkini. Adanya media pembelajaran yang cukup maka menjadikan proses
pembelajaran berlangsung dengan baik. Baik lancarnya proses pembelajaran maupun meningkatnya hasil belajar siswa.
Sebagaimana pembelajaran dan pendekatan lain yang biasa diterapkan, guru mata pelajaran juga akan mengakhiri pembelajaran
dengan memberikan kepada para siswa berupa kesempatan bertanya dan memberikan tugas sebagai bahan belajar di rumah.
Sebagaimana dikemukakan oleh Bapak M. Nur Setiawan, S.Pd, selaku guru mata pelajaran PKn :
Saya mengakhiri pembelajaran ini dengan menanyakan kepada siswa beberapa pertanyaan, antara lain: apakah semua siswa sudah paham
dan mampu semua, jika ada yang belum paham silahkan ditanyakan. Kemudian saya juga memberikan tugas pada siswa sebagai tahap
evaluasi, dan agar siswa selalu mempelajari materi yang sudah saya sampaikan, agar siswa tidak mudah lupa. CL 1 halaman 170
Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa guru memberikan evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa dengan adanya
commit to user
90
penerapan pendekatan CTL pada pembelajaran materi Sistem Hukum dan Peradilan Internasional .
3. Faktor yang menghambat dan mendukung pembelajaran PKn dengan