commit to user 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
WHO menyatakan bahwa obesitas sudah merupakan suatu epidemi global. Prevalensinya dari tahun ke tahun, baik di negara maju maupun negara yang sedang
berkembang makin meningkat WHO, 2000. Prevalensi obesitas pada anak usia prasekolah di Amerika Serikat tahun 2008 adalah 14.6 dan menurut data dari
Centres for Disease Control and Prevention CDC
didapatkan peningkatan prevalensi obesitas pada anak usia 12-18 tahun di Amerika Serikat yaitu dari 6 pada
tahun 1970an menjadi 17 pada tahun 2003-2004 Yanovski dkk, 2007; CDC, 2009. Menurut De Onis 2000, prevalensi anak sekolah dengan
overweight
di negara sedang berkembang juga menunjukkan peningkatan, paling banyak di dapatkan di
Amerika latin dan Karibia 4.4, kemudian Afrika 3.9 dan Asia 2.9. Namun secara mutlak, jumlah terbesar terdapat di kawasan Asia yaitu sekitar 60 atau 10.6
juta jiwa. Di Indonesia prevalensi obesitas adalah 12.2 untuk anak usia prasekolah, 9.5 untuk anak usia sekolah laki-laki dan 6.4 untuk anak usia sekolah perempuan
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2007. Menurut Nasar tahun 1995, di Jakarta prevalensi obesitas paling banyak didapatkan pada remaja wanita 10.2
daripada laki-laki 3.1. Prevalensi obesitas anak usia sekolah di Jawa tengah sebesar 6.6 untuk anak laki-laki dan 4.6 untuk anak perempuan Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan, 2007. Sedangkan di Surakarta, prevalensi obesitas
didapatkan sebesar 9.7 Hidayah dkk, 2006.
commit to user 2
Obesitas pada masa anak-anak berisiko tinggi menjadi obesitas dewasa. Pi- Sunyer, 1994. Obesitas juga berpotensi mengalami penyakit metabolik dan penyakit
degeneratif dikemudian hari seperti penyakit kardiovaskuler, hipertensi, gangguan
fungsi hati, diabetes mellitus, dan lain-lain Taitz, 1991; WHO, 2000. Profil lipid
darah anak obesitas cenderung menyerupai profil lipid penderita penyakit kardiovaskuler yaitu meliputi peningkatan kadar kolesterol LDL
low-density lipoprotein
, trigliserida, kadar insulin dan penurunan kadar kolesterol HDL
high- density lipoprotein
, sehingga anak obesitas memiliki risiko sebesar 1.7-2.6 kali untuk mendapatkan penyakit kardiovaskuler di usia dewasa Sjarif, 2003; Martuti dkk,
2008. Menurut Vague 1956, faktor risiko penyakit kardiovaskuler berhubungan erat
dengan perbedaan morfologi tubuh atau tipe distribusi lemak tubuh. P enelitian
lain menyatakan bahwa obesitas tubuh bagian atas berhubungan lebih kuat dengan
hipertensi, dislipidemia, diabetes mellitus, hiperinsulinemia dan gout daripada obesitas tubuh bagian bawah
Hirschle dkk, 2005; Ben-Noun A Laor, 2006.
Obesitas bagian atas dapat dinilai dengan berbagai metode seperti lingkar pinggang dan lingkar leher Nafiu dkk, 2010.
Kelemahan dari pengukuran lingkar pinggang antara lain adalah teknik pengukuran yang cukup memakan banyak waktu, dipengaruhi oleh budaya dan
musim, dipengaruhi oleh perubahan besarnya perut postpandrial dan kemampuan ekspirasi maksimal Nafiu dkk, 2010. Lingkar leher merupakan cara pengukuran
yang lebih mudah dan tidak terpengaruh oleh budaya, musim maupun perubahan besarnya perut postprandial. Pada penelitian yang dilakukan Nafiu dkk 2010 lingkar
leher telah teruji berkorelasi baik dengan indeks massa tubuh IMT dan dapat
commit to user 3
menjadi alat skrining yang sederhana serta hemat waktu untuk mengidentifikasi obesitas secara individual.
Hubungan yang erat antara lingkar leher dengan dislipidemia, kadar glukosa dan asam urat telah diteliti pada orang dewasa obese dan didapatkan
cut off point
titik potong ukuran lingkar leher sebagai prediktor kelainan tersebut Ben-Noun A
Laor, 2006. Pada anak obese usia sekolah dasar, penelitian mengenai lingkar leher sebagai prediktor dislipidemia belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, perlu
dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui hubungan antara lingkar leher dengan dislipidemia pada anak obese usia sekolah dasar sehingga didapatkan cara
pemeriksaan yang mudah dan murah sebagai prediktor dislipidemia.
B. Rumusan Masalah