Patofisiologi obesitas Kajian Teori 1.

commit to user 12 terbatas, sehingga apabila terjadi asupan protein yang berlebihan maka kelebihan tersebut akan segera dioksidasi. Karbohidrat mempunyai kapasitas penyimpanan dalam bentuk glikogen hanya dalam jumlah yang kecil, sehingga asupan karbohidrat yang berlebihan akan menyebabkan sekitar 60-80 energinya disimpan dalam bentuk lemak tubuh. Sedangkan lemak mempunyai kapasitas penyimpanan yang tidak terbatas. Kelebihan asupan lemak yang tidak diiringi peningkatan oksidasi lemak mengakibatkan sekitar 96 lemak disimpan dalam jaringan lemak WHO, 2000. Faktor sosial ekonomi dan gaya hidup juga dapat mempengaruhi terjadinya obesitas. Perubahan pengetahuan, sikap, perilaku, gaya hidup, pola makan, serta peningkatan pendapatan mempengaruhi pemilihan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi Sjarif, 2003. Perubahan gaya hidup akhir-akhir ini justru menjurus pada penurunan aktivitas fisik pada anak, seperti ke sekolah dengan naik kendaraan dan anak yang lebih senang bermain komputer games , menonton televisi atau video dibanding bermain dengan teman. Selain itu, semakin mudahnya memperoleh bermacam-macam makanan cepat saji dengan harga yang terjangkau, semakin berisiko menimbulkan obesitas pada anak Sjarif, 2003.

5. Patofisiologi obesitas

Pengaturan keseimbangan energi diperankan oleh hipotalamus melalui 3 proses fisiologis, yaitu: pengendalian rasa lapar dan kenyang, mempengaruhi laju pengeluaran energi, dan regulasi sekresi hormon yang terlibat dalam pengaturan penyimpanan energi melalui sinyal-sinyal efferent yang berpusat di hipotalamus setelah mendapatkan sinyal afferent dari perifer yaitu dari jaringan adiposa, usus dan commit to user 13 jaringan otot. Sinyal-sinyal tersebut bersifat anabolik meningkatkan asupan makanan, menurunkan pengeluaran energi dan katabolik anoreksia, meningkatkan pengeluaran energi dan dibagi menjadi 2 kategori, yaitu sinyal pendek dan sinyal panjang. Sinyal pendek situasional mempengaruhi porsi makan dan waktu makan serta berhubungan dengan faktor distensi lambung dan peptida gastrointestinal, yaitu kolesistokinin. Sinyal panjang yang diperankan oleh fat-derived hormone leptin dan insulin mengatur penyimpanan dan keseimbangan energi. Di dalam sistem ini leptin memegang peran utama sebagai pengendali berat badan. Sumber utama leptin adalah jaringan adiposa yang disekresi langsung masuk ke peredaran darah dan kemudian menembus sawar darah otak menuju ke hipotalamus Schwartz, 2000. Peningkatan kadar leptin dalam peredaran darah dapat merangsang anorexigenic center ventromedial hypothalamic di hipotalamus agar menurunkan produksi neuropeptide Y NPY sehingga terjadi penurunan nafsu makan dan asupan makanan, sebaliknya bila kebutuhan energi lebih besar dari asupan energi, maka massa jaringan adiposa berkurang dan terjadi rangsangan pada feeding centerorexigenic center di hipotalamus yang menyebabkan peningkatan nafsu makan dan asupan makanan. Pada sebagian besar orang obesitas, mekanisme ini tidak berjalan walaupun kadar leptin di dalam darah tinggi dan disebut sebagai resistensi leptin. Apabila asupan energi melebihi dari yang dibutuhkan maka massa jaringan adiposa meningkat. Bila hipertrofi adiposit ini mencapai tingkat tertentu akan terjadi rangsangan pembentukan sel lemak baru dari bakal sel lemak preadiposit sehingga terjadi hiperplasi dan peningkatan visceral fat lemak sentral Schwartz, 2000. Peningkatan visceral fat mengakibatkan ketidakseimbangan produksi beberapa produk metabolik, hormon dan beberapa mediator kimiawi. seperti free fatty acids commit to user 14 FFAs serta Tumor Necrosis Factor- α TNF - α yang menghambat fosforilasi IRS-1 Insulin Receptor Substrate-1 sehingga mekanisme sinyal insulin terganggu. Penurunan sensitifitas insulin atau resistensi insulin akan mengganggu fungsi endotel. Resistensi insulin juga akan meningkatkan glukosa plasma dan merangsang lagi peningkatan sekresi insulin oleh pankreas sehingga mengakibatkan terjadinya hiperinsulinemia lebih lanjut. Keadaan hiperinsulinemia akan merangsang sekresi enzim lipoprotein lipase LPL sehingga penimbunan lemak dalam adiposit akan bertambah dan proses terjadinya obesitas akan berlangsung terus Schwartz, 2000; Subardja dkk, 2010. Gambar 1. Skema jalur mekanisme regulasi keseimbangan energi Schwartz, 2000

6. Dampak obesitas