commit to user 14
FFAs
serta
Tumor  Necrosis  Factor-
α TNF
-
α yang menghambat fosforilasi IRS-1
Insulin  Receptor  Substrate-1
sehingga  mekanisme  sinyal  insulin  terganggu. Penurunan sensitifitas insulin atau resistensi insulin akan mengganggu fungsi endotel.
Resistensi  insulin  juga  akan  meningkatkan  glukosa  plasma  dan  merangsang  lagi peningkatan  sekresi  insulin  oleh  pankreas  sehingga  mengakibatkan  terjadinya
hiperinsulinemia  lebih  lanjut.  Keadaan  hiperinsulinemia  akan  merangsang  sekresi enzim  lipoprotein  lipase  LPL  sehingga  penimbunan  lemak  dalam  adiposit  akan
bertambah  dan  proses  terjadinya  obesitas  akan  berlangsung  terus  Schwartz,  2000; Subardja dkk, 2010.
Gambar  1.  Skema  jalur  mekanisme  regulasi  keseimbangan  energi  Schwartz, 2000
6. Dampak obesitas
Anak  dengan  obesitas  berpotensi  mengalami  berbagai  komplikasi  penyakit  dan permasalahan  psikososial.  Menurut  pendapat  Riza  2007,  obesitas  dapat
commit to user 15
menyebabkan gangguan psikososial pada anak. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan  oleh  Hidayah  2006  yang  mendapatkan  bahwa  prevalensi  tingkat
kematangan sosial rendah pada anak obese lebih tinggi dibandingkan anak yang tidak obesitas.  Insiden  dan  keparahan  penyakit  infeksi  lebih  banyak  terjadi  pada  individu
yang  obesitas  Marti,  2001.  Moelyo  2007  juga  membuktikan  bahwa  anak  dengan obesitas  memiliki  respon  imun  yang  lebih  tinggi.  Selain  itu,  obesitas  berisiko  tinggi
mengalami dislipidemia, hipertensi, gangguan fungsi hati, hiperinsulinemia, dan lain- lain  yang  memicu  terjadinya  penyakit  metabolik,  penyakit  degeneratif,  dan  penyakit
kardiovaskuler dikemudian hari Taitz, 1991; WHO, 2000.
7. Dislipidemia pada obesitas
Penyakit  kardiovaskuler  adalah  penyakit  yang  terjadi  akibat  penyempitan pembuluh  darah  arteri.  Penyebab  terbanyak  penyempitan  tersebut  adalah
aterosklerosis  99.  Lebih  dari  setengah  insidensi  penyakit  ini  dapat  diterangkan kejadiannya  oleh  dislipidemia  Barzillay  dkk,  2001.  Proses  ini  bisa  terjadi  pada
seluruh  arteri,  tetapi  yang  paling  sering  adalah  aorta,  arteria  koronaria,  serebral  dan iliofemoral. Arterosklerosis pada dasarnya merupakan suatu kelainan yang terdiri atas
pembentukan  fibrolipid  dalam  bentuk  plak-plak  yang  menonjol  atau  penebalan  yang disebut  ateroma  pada  bagian  dalam  tunika  intima  dan  media.  Proses  aterosklerosis
dimulai  pada  masa  kanak-kanak  dan  menjadi  nyata  secara  klinik  pada  kehidupan dewasa Barzillay dkk, 2001.
Kadar kolesterol total dan kolesterol LDL yang tinggi, serta kadar kolesterol HDL yang  rendah  berhubungan  dengan  peningkatan  risiko  terjadinya  aterosklerosis  pada
remaja  dan  dewasa  muda.  Sedangkan  peninggian  kadar  trigliserida  mempunyai
commit to user 16
peranan  yang  lebih  kecil  dibandingkan  dengan  kadar  kolesterol.  Berdasarkan  bukti bahwa  aterosklerosis  dimulai  masa  kanak-kanak,  maka  pencegahan  terhadap
munculnya  faktor-faktor  risiko  seperti  dislipidemia  harus  dimulai  sejak  kanak-kanak dan remaja.
Dislipidemia  ditandai  dengan  kadar  kolesterol  total,  kolesterol  LDL  dan trigliserida  yang  tinggi  serta  kadar  kolesterol  HDL  yang  rendah  Newburger,  1992.
Dislipidemia  pada  anak  didefinisikan  bila  terjadi  hiperkolesterolemia  dengan  kadar kolesterol total ≥ 200 mgdl danatau hiper-LDL kolesterolemia dengan kadar ≥ 130
mgdl  danatau  hipo-HDL  kolesterolemia  dengan  kadar    35  mgdl  danatau hipertrigliseridemia dengan kadar trigliserida ≥ 100 mgdl untuk usia  10 tahun dan
kadar  trigliserida  ≥  130  mgdl  untuk  anak  usia  lebih  dari  10  tahun
Committee  on Nutrition of the American Academy Pediatrics
, 1998. Dislipidemia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain asupan lemak, aktivitas fisik, dan distribusi lemak tubuh:
a. Asupan lemak
Ada  2  sistemjalur  pengangkutan  dan  sintesis  lemak  melalui  makanan  yaitu eksogen dan endogen. Mekanisme ini akan dijelaskan dalam gambar 2 berikut ini
Brown MS and Goldstein JL, 1984:
commit to user 17
Gambar 2. Jalur eksogen dan endogen tranportasi dan sintesis lemak Brown MS and Goldstein JL, 1984
Jalur eksogen sintesis lemak melibatkan kolesterol yang berasal dari makanan dietetik. Lemak yang berasal dari makanan mengalami pemecahan menjadi asam
lemak  bebas,  trigliserida,  fosfolipid  dan  kolesterol  di  dalam  usus.  Kemudian diolah dan diserap kedalam darah dalam bentuk kilomikron. Trigliserida disimpan
dalam  jaringan  lemak  di  seluruh  tubuh,  sedangkan  sisa  pemecahan  kilomikron akan diuraikan menjadi  kilomikron remnant  yang beredar menuju hati. Di dalam
hati,  trigliserida  dan  kolesterol  juga  disintesis  dari  karbohidrat.  Sebagian kolesterol akan dibuang ke dalam empedu sebagai asam empedu dan sebagian lagi
bersama-sama  trigliserida  akan  bergabung  dengan  apoprotein  B  membentuk VLDL.  VLDL  ini  lalu  dipecah  oleh  enzim  lipoprotein  lipase  menjadi  IDL  yang
bertahan  selama  2-6  jam,  kemudian  berubah  menjadi  LDL.  Fungsi  LDL  adalah membawa  kolesterol  ke  jaringan  perifer  termasuk  ke  dinding  pembuluh  darah
commit to user 18
arteri sehingga dapat digunakan oleh sel-sel tubuh yang memerlukan. Suatu ikatan lain  antara  kolesterol  dengan  apoprotein  A  akan  membentuk  HDL.  Fungsi  HDL
mengambil  kolesterol  dari  jaringan  dan  membawanya  ke  hati  untuk  dikeluarkan lewat  empedu.  Di  dalam  usus  halus,  asam  empedu  akan  direabsorbsi  dan
dimasukkan kedalam sirkulasi untuk mengulangi siklus jalur endogen. Asupan tinggi lemak adalah asupan makanan  yang mengandung kadar lemak
melebihi kebutuhan berdasarkan usia. Diet yang direkomendasikan adalah asupan lemak
≤ 30 total energi dan tidak kurang dari 20 total energi Williams CL Deckelbaum  R,  2003.  Eckel  1997  menyatakan  bahwa  konsumsi  makanan
dengan  kadar  kolesterol  tinggi  akan  menyebabkan  peningkatan  kadar  kolesterol darah. Asupan makanan tinggi kolesterol kolesterol dietetik akan mengakibatkan
kadar  kolesterol  dalam  hati  meningkat,  sehingga  hati  mempunyai  cukup  kadar kolesterol  dan  akan  menghentikan  pengambilan  kolesterol  LDL.  Kolesterol  LDL
yang tinggi dalam darah akan sangat mudah berubah bentuk dan sifatnya sehingga akan dianggap sebagai benda asing oleh tubuh dan akan difagositosis oleh sel-sel
makrofag.  Sel  makrofag  ini  kemudian  akan  berubah  menjadi  sel-sel  busa
foam cell
yang  dapat  mengendap  pada  lapisan  dinding  pembuluh  darah  arteri  dan membentuk  sumbatan-sumbatan.  Proses  penyumbatan  ini  kemudian  dikenal
sebagai aterosklerosis Eckel, 1997.
b. Aktivitas fisik
Penelitian mengenai hubungan aktivitas fisik dengan kadar profil lipid darah juga telah  banyak  dilakukan.  Di  Jepang,  dilakukan  penelitian  yang  membandingkan
antara kelompok yang melakukan aktivitas fisik yang teratur dan kelompok yang lebih  banyak  duduk.  Pada  kelompok  dengan  aktivitas  fisik  yang  teratur,
commit to user 19
didapatkan  kadar  trigliserida  yang  lebih  rendah  dan  kolesterol  HDL  yang  lebih tinggi dibandingkan kelompok yang lebih banyak duduk Hsieh dkk, 1998.
Kadar  profil  lipid  yang  ditemukan  pada  masa  anak-anak  cenderung  menetap sampai  dewasa,  hal  ini  dibuktikan  oleh
The  Bogalusa  Heart  Study
yang melaporkan  bahwa  terdapat  hubungan  yang  bermakna  antara  kadar  profil  lipid
semasa  kanak-kanak  dengan  profil  lipid  di  masa  dewasa  terutama  untuk  kadar kolesterol  total  dan  LDL.  Kolesterol  LDL merupakan prediktor  yang paling kuat
terhadap kemungkinan dislipidemia dimasa dewasa Freedman, 1999.
c. Genetik
Dislipidemia  primer  adalah  keadaan  peningkatan  kadar  lemak  darah  yang  tidak ada  hubungannya  dengan  penyakit  lain  herediter.  Hiperkolesterolemia  familial
ada dua macam yaitu homozygot dan heterozygot Newburger JW, 1992.
d. Distribusi lemak tubuh
Peningkatan  konsentrasi  insulin  akibat  resistensi  insulin  pada  obesitas mempengaruhi  aktifitas  lipase  hati  dan  lipoprotein  lipase,  keduanya  berperan
dalam  metabolisme  kolesterol.  Penurunan  aktifitas  lipoprotein  lipase  dan peningkatan  lipase  hati  mengakibatkan  penurunan  maturasi  dan  peningkatan
katabolisme kolesterol Goran  Gower, 1999. Selain itu, resistensi insulin akan mengakibatkan  disfungsi  endotel  dan  mengawali  semua  penyakit  metabolik  dan
vaskuler  pada  obesitas.  Disfungsi  endotel  seperti  yang  terjadi  pada  obesitas  ini dipertimbangkan  sebagai  salah  satu  elemen  kunci  berkembangnya  aterosklerosis
yang  dapat  memicu  terjadinya  penyakit  kardivaskuler.  Menurut  Daniels  dkk 1998,  kadar  insulin  yang  tinggi  mempunyai  hubungan  yang  kuat  dengan  IMT.
commit to user 20
Anak  dengan  IMT    persentil  ke-95,  40  diantaranya  mempunyai  kadar  insulin tinggi dan 15 mempunyai kadar kolesterol HDL yang rendah.
Profil  lipid  darah  anak  obesitas  cenderung  menyerupai  profil  lipid  penderita penyakit  kardiovaskuler  yaitu  meliputi  peningkatan  kadar  kolesterol  LDL
low- density  lipoprotein
,  trigliserida,  kadar  insulin  dan  penurunan  kadar  kolesterol HDL
high-density  lipoprotein
,  sehingga  anak  obesitas  memiliki  risiko  sebesar 1.7-2.6  kali  untuk  mendapatkan  penyakit  kardiovaskuler  di  usia  dewasa  Sjarif,
2003;  Martuti  dkk,  2008.  Menurut  Vague  1956,  faktor  risiko  penyakit kardiovaskuler seperti dislipidemia berhubungan erat dengan perbedaan morfologi
tubuh atau tipe distribusi lemak. P enelitian
lain menyatakan bahwa obesitas tubuh bagian atas berhubungan lebih kuat berhubungan dengan hipertensi, dislipidemia,
diabetes  melitus,  hiperinsulinemia,  dan  gout  daripada  obesitas  tubuh  bagian bawah
Hirschle  dkk,  2005; Ben-Noun    A  Laor,  2006.  Obesitas  bagian  atas
dapat  dinilai  dengan  berbagai  metode  seperti  lingkar  pinggang  dan  lingkar  leher Nafiu dkk, 2010.
8. Lingkar leher sebagai prediktor dislipidemia
The  Bogalusa  Heart  Study
menunjukkan  bahwa  distribusi  lemak  yang  ditentukan dengan cara mengukur lingkar pinggang pada anak-anak usia 5-17 tahun berhubungan
dengan kadar trigliserida, kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan insulin yang abnormal Freedman,  1999;  Hirschler  V,  2005.
Pengukuran  lingkar  pinggang,  meskipun terbukti  berhubungan  erat  dengan  faktor  risiko  penyakit  kardiovaskuler  dan  terbukti
mudah  dilakukan,  ternyata  masih  memiliki  beberapa  kelemahan  yaitu  antara  lain: pengukuran  yang  cukup  memakan  banyak  waktu,  dipengaruhi  oleh  budaya  dan
commit to user 21
musim,  serta  dipengaruhi  oleh  perubahan  besarnya  perut  postprandial  dan  harus dilakukan  pada  akhir  ekspirasi  maksimal.  Oleh  karena  itu,  pengukuran  lingkar
pinggang  tidak  dapat  dilakukan  di  tempat  pelayanan  kesehatan  tertentu  Nafiu  dkk, 2010.
Lingkar  leher  merupakan  metode  pengukuran  distribusi  lemak  tubuh  bagian  atas baru  yang  akhir-akhir  ini  mulai  dikembangkan  untuk  menggantikan  pengukuran
lingkar  pinggang,  baik  sebagai  alat  skrining  obesitas  maupun  korelasinya  terhadap faktor  risiko  penyakit  kardiovaskuler.  Metode  yang  digunakan  cukup  sederhana,
murah,  cepat  dan  mudah  digunakan  serta  tidak  dipengaruhi  oleh  perubahan  anatomi tubuh  postpandrial  maupun  akhir  ekspirasi  maksimal  seperti  halnya  pengukuran
dengan lingkar pinggang Nafiu dkk, 2010. Penelitian Nafiu dkk 2010 di Michigan, Amerika  Serikat  pada  anak-anak  usia  6-18  tahun  mendapatkan  ukuran  lingkar  leher
sebesar 28.5-39.8 cm mengindikasikan IMT tinggi pada anak laki-laki dan sebesar 27- 34.6 cm untuk anak perempuan.
Lingkar  leher  berkorelasi  dengan  IMT.  Pengukuran  lingkar  leher  sudah  menjadi alat  skrining  yang  mudah  dan  hemat  waktu  untuk  mengidentifikasi  obesitas  secara
individual  pada  subyek  dewasa.  Lingkar  leher  juga  merupakan  alat  ukur  lemak subkutan  yang  telah  dibuktikan  berhubungan  dengan  lemak  visceral  pada  obesitas
sentral dan faktor risiko penyakit kardiovaskuler seperti dislipidemia Ben-Noun  A Laor, 2006.
commit to user 22
B. Kerangka konsep
Gambar 3. Bagan kerangka konsep
: Lingkup penelitian
Keterangan kerangka konsep:
Penyebab  obesitas  adalah  multifaktorial.  Obesitas  diduga  terjadi  akibat  interaksi antara  penyebab  yang  tidak  dapat  diubah  yaitu  faktor  genetik  dan  penyebab  yang
dapat diubah yaitu faktor lingkungan pola hidup seperti asupan makanan yang tinggi lemak  dan  aktivitas  fisik  yang  rendah.  Dengan  kata  lain,  obesitas  terjadi  akibat
ketidakseimbangan  antara  asupan  energi  dengan  keluaran  energi,  sehingga  terjadi kelebihan  energi  yang  disimpan  dalam  bentuk  jaringan  lemak.  Distribusi  jaringan
Genetik
Obesitas
Aktivitas fisik
Distribusi lemak tubuh atas:
Lingkar pinggang
Lingkar leher
Asupan lemak DISLIPIDEMIA
Resistensi insulin leptin
↓ Aktivitas lipoprotein lipase
lipase hati ↑
↓ Maturasi katabolisme
kolesterol ↑