Koordinasi Aparatur Pemerintah Pusat di Luar Koordinasi Pemerintah Pusat terhadap Pemerintah Koordinasi Tingkat Daerah

Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI 110

4. Pelaksanaan

Koordinasi dalam Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Negara

a. Sidang Kabinet

Sidang Kabinet adalah suatu forum koordinasi tertinggi yang dipimpin langsung oleh Presiden. Sidang Kabinet itu ada dua macam: 1 Sidang Kabinet Paripurna yaitu Sidang Kabinet lengkap yang dihadiri oleh seluruh anggota Kabinet dan pejabat-pejabat lain yang dianggap perlu oleh Presiden. 2 Sidang Kabinet Terbatas yaitu Sidang Kabinet yang dihadiri oleh Menteri-menteri tertentu sesuai dengan bidang yang akan dibahas. Sidang Kabinet ini dihadiri pula oleh pejabat lainnya yang bukan Menteri yang ditunjuk oleh Presiden.

b. Rapat di Lingkungan Menteri Koordinator

Oleh karena menteri-menteri yang harus dikoordinasikan oleh Presiden jumlahnya banyak, dengan beraneka ragam permasalahan, maka Presiden mengangkat Menteri Koordinator, seperti dalam Kabinet Indonesia Bersatu sekarang ini ada Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan; Menteri Koordinator Perkonomian; dan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat. Rapat-rapat Menteri Koordinator sesuai dengan bidangnya dipimpin oleh Menko yang bersangkutan dengan dihadiri oleh Menteri dan pejabat-pejabat lain bukan Menteri yang tugasnya berkaitan erat dengan Modul Diklat Prajabatan Golongan III 111 bidang permasalahan yang sedang dibahas. Hasil rapat- rapat Menteri Koordinator yang dipimpin oleh Menteri Koordinator ini dilaporkan kepada Presiden.

c. Koordinasi antara DepartemenInstansi pemerintah

Tingkat Pusat Dilaksanakan antara DepartemenInstansi Pemerintah Tingkat Pusat yang satu dengan DepartemenInstansi Pemerintah Tingkat Pusat lainnya, yang dalam pelaksa naannya dapat terjadi baik tanpa wadah tertentu, maupun dengan menggunakan suatu wadah seperti Rapat Koordinasi Sektor-sektor, Panitia-panitia Antar- Departemen dan lain-lain. Pola koordinasi tersebut berlaku pula untuk koordinasi antara suatu satuan organisasi dalam suatu DepartemenInstansi Pemerintah Tingkat Pusat dengan satuan organisasi DepartemenInstansi Pemerintah Tingkat Pusat lainnya. Peningkatan koordinasi tersebut merupakan suatu keharusan dalam pelaksanaan pembangunan nasional.

d. Koordinasi Aparatur Pemerintah Pusat di Luar

Negeri Untuk melaksanakan kebijakan hubungan Luar Negeri antara lain dibentuk perwakilan Pemerintah Republik Indonesia di Luar Negeri yang pembinaannya dilakukan oleh Departemen Luar Negeri. Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI 112 Sebagai wakil dari Pemerintah Republik Indonesia, perwakilan-perwakilan di luar negeri itu mempunyai hubungan fungsional dengan instansi-instansi Pemerintah Tingkat Pusat. Jika dipandang perlu instansi- instansi tersebut dapat mempunyai Atase di dalam Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri di Negara-negara tertentu sesuai dengan kebutuhan, seperti Atase Kebudayaan, Atase Pertahanan, setelah berkonsultasi dengan Departemen Luar Negeri. Dalam pelaksanaan tugasnya di Luar Negeri, para Atase tersebut dikoordinasikan oleh Kepala Perwakilan RI setempat.

e. Koordinasi Pemerintah Pusat terhadap Pemerintah

Daerah 1 Selaku aparatur pusat yang secara fungsional membantu Presiden dalam urusan-urusan daerah pada umumnya, Menteri Dalam Negeri a Secara fungsional horizontal mengkoordinasikan departemen dan instansi tingkat pusat lainnya sepanjang mengenai masalah-masalah umum di daerah; b Secara fungsional diagonal mengkoordinasikan provinsi, kabupaten dan kota. 2 MenteriDepartemen dan instansi teknis melakukan koordinasi baik terhadap instansi pusat lainnya koordinasi fungsional horizontal maupun terhadap provinsi, kabupaten dan kota koordinasi Modul Diklat Prajabatan Golongan III 113 fungsional diagonal sepanjang mengenai bidang tugas pokoknya.

f. Koordinasi Tingkat Daerah

1 Gubernur selaku Wakil Pemerintah Pusat melakukan koordinasi fungsional teritorial di samping terhadap instansi vertikal, juga terhadap Bupati dan Walikota; 2 Kepala Daerah, di samping mengkoordinasikan aparatur daerahnya sendiri koordinasi hierarkis, berwenang pula secara operasional mengkoordinasikan instansi-instansi lain yang berada di daerahnya koordinasi fungsional teritorial.

5. Koordinasi dan Hubungan Kerja