Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
50
Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan
daerah KabupatenKota merupakan urusan yang berskala kabupatenkota
meliputi: 1.
Perencanaan dan pengendalian pembangunan; 2.
Perencanaan, pemanfataan, dan pengawasan tata ruang; 3.
Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;
4. Penyediaan sarana dan prasarana umum;
5. Penanganan bidang kesehatan;
6. Penyelenggaraan pendidikan;
7. Penanggulangan masalah sosial;
8. Pelayanan bidang ketenagakerjaan;
9. Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan
menengah; 10.
Pengendalian lingkungan hidup; 11.
Pelayanan pertanahan; 12.
Pelayanan kependudukan, dan catatan sipil; 13.
Pelayanan administrasi umum pemerintahan; 14.
Pelayanan administrasi penanaman modal; 15.
Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya; dan 16.
Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.
Urusan pemerintahan KabupatenKota yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan
berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan dan potensi unggulan
daerah yang bersangkutan.
Modul Diklat Prajabatan Golongan III
51
Gambar V.1: Pembagian Urusan Pemerintahan Provinsi, KabupatenKota
Sumber: Undang-Undang No. 32 Tahun 2004
C. Lembaga Pemerintah Tingkat Pusat
Dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 dikatakan bahwa
Pemerintah Pusat atau Pemerintah adalah Presiden RI yang
memegang kekuasaan pemerintahan negara RI. Dalam penyelenggaraan pemerintahan, lembaga-lembaga pemerintah
tingkat pusat meliputi: Kementerian Negara, Lembaga
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
52
Pemerintah Non Departemen LPND, Kesekretariatan yang membantu Presiden; Kejaksaan Agung; Perwakilan RI di Luar
Negeri; Tentara Nasional Indonesia TNI, Kepolisian Negara RI Polri; BadanLembaga Ekstra Struktural.
1. Kementerian Negara
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Negara, disebutkan bahwa Kementerian Negara terdiri dari Kementerian Koordinator, Kementerian
Negara yang berbentuk Departemen dan Kementerian Negara.
a. Kementerian Koordinator
Kedudukan
Kementerian Koordinator adalah unsur pelaksana
Pemerintah yang dipimpin oleh Menteri Koordinator
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.
Tugas
Kementerian Koordinator mempunyai tugas membantu Presiden dalam mengkoordinasikan perencanaan dan
penyusunan kebijakan, serta mensikronkan pelaksanaan kebijakan di bidangnya.
Fungsi
Dalam melaksanakan
tugasnya, Kementerian
Koordinator menyelenggarakan fungsi:
Modul Diklat Prajabatan Golongan III
53
1 Koordinasi perencanaan dan penyusunan kebijakan
di bidangnya; 2
Sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidangnya; 3
Pengendalian penyelenggaraan kebijakan, sebagai mana dimaksud pada huruf 1 dan 2;
4 Pengelolaan barang milikkekayaan negara yang
menjadi tanggung jawabnya; 5
Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya; 6
Pelaksanaan tugas tertentu yang diberikan oleh Presiden;
7 Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan
pertimbangan di bidang tugas dan fungsinya kepada Presiden.
Dalam Kabinet Indonesia Bersatu di bawah pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ada tiga
Kementerian Koordinator,
yaitu: Kementerian
Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan; Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian;
dan Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat.
a. Kementerian
Koordinator Bidang
Politik, Hukum,
dan Keamanan
mengkoordinasikan: Departemen Dalam Negeri, Departemen Luar
Negeri, Departemen Pertahanan; Departemen Hukum dan HAM; Kejaksaan Agung; BIN; TNI; POLRI;
dan Instansi yang dianggap perlu. b.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
mengkoordinasikan: Departemen Keuangan; Depar
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
54
temen Energi dan SDM; Departemen Perindustrian; Departemen Perdagangan; Departemen Pertanian;
Departemen Kehutanan; Departemen Perhubungan; Departemen Kelautan dan Perikanan; Departemen
Tenaga Kerja dan Transmigrasi; Departemen Pekerjaan
Umum; Departemen
Kominfo; Kementerian Negara Ristek; Kementerian Negara
Koperasi dan
UKM; Kementerian
Negara Pembangunan Daerah Tertinggal; dan Instansi yang
dianggap perlu. c.
Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat
mengkoordinasikan: Departemen Kesehatan; Departemen
Diknas; Departemen
Sosial; Departemen Agama; Departemen Kebudayaan dan
Pariwisata; Kementerian Negara Lingkungan Hidup; Kementerian Negara PP; Kementerian Negara PAN;
Kementerian Negara Perumahan Rakyat; Kementeri an Negara Pemuda dan Olah Raga; dan Intansi lain
yang dianggap perlu.
Susunan Organisasi
Kementerian Koordinator dibantu oleh: 1
Sekretariat Kementerian Koordinator; 2
Deputi; 3
Staf Ahli; 4
Di lingkungan Kementerian Koordinator dapat diangkat tiga orang Staf Khusus Menteri Perpres
No.62 Tahun 2005.
Modul Diklat Prajabatan Golongan III
55
b. Departemen
Kedudukan
Departemen adalah unsur pelaksana Pemerintah yang
dipimpin oleh Menteri yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Presiden.
Tugas
Departemen mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian tugas pemerintahan.
Fungsi
Dalam pelaksanaan
tugasnya, Departemen
menyelenggarakan fungsi: 1
Perumusan kebijakan
nasional, kebijakan
pelaksanaan dan kebijakan teknis di bidangnya; 2
Pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai dengan bidang tugasnya;
3 Pengelolaan barang milikkekayaan negara yang
menjadi tanggung jawabnya; 4
Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya; 5
Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan di bidang tugas dan fungsinya kepada
Presiden. Dalam Kabinet Indonesia Bersatu 2004-2009 ada 20
dua puluh Departemen, yaitu:
1 Departemen Dalam Negeri;
2 Departemen Luar Negeri;
3 Departemen Pertahanan;
4 Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia;
5 Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral;
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
56
6 Departemen Perindustrian;
7 Departemen Perdagangan;
8 Departemen Pertanian;
9 Departemen Kehutanan;
10 Departemen Perhubungan;
11 Departemen Kelautan dan Perikanan;
12 Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
13 Departemen Pekerjaan Umum;
14 Departemen Kesehatan;
15 Departemen Pendidikan Nasional;
16 Departemen Sosial;
17 Departemen Agama;
18 Departemen Kebudayaan dan Pariwisata;
19 Departemen Komunikasi dan Informatika;
20 Departemen Keuangan.
Susunan Organisasi Departemen terdiri dari:
1 Menteri;
2 Sekretariat
Jenderal ,
bertugas melaksanakan
pembinaan dan koordinasi pelaksanan tugas dan
administrasi Departemen; 3
Direktorat Jenderal
, bertugas
melaksanakan rumusan
dan pelaksanaan
kebijakan serta
standardisasi teknis di bidangnya; 4
Inspektorat Jenderal
, bertugas melaksanakan
pengawasan fungsional; 5
Badan danatau Pusat;
Modul Diklat Prajabatan Golongan III
57
6 Staf Ahli;
7 Di lingkungan Departemen dapat diangkat 3 tiga
orang Staf Khusus Menteri Perpres No.62 Tahun
2005. Departemen
yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan yang tidak diserahkan kepada Daerah
dapat membentuk Instansi Vertikal yang ditetapkan
dengan Peraturan Presiden. Departemen secara selektif dapat membentuk UPT sebagai pelaksana tugas teknis
operasional danatau tugas teknis penunjang.
c. Kementerian Negara
Kedudukan
Kementerian Negara adalah unsur pelaksana pemerintah
yang dipimpin oleh Menteri Negara yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.
Tugas
Kementerian Negara mempunyai tugas membantu Presiden dalam merumuskan kebijakan dan koordinasi di
bidang tertentu dalam kegiatan pemerintahan negara.
Fungsi
Dalam melaksanakan tugasnya, Kementerian Negara menyelenggarakan fungsi:
1 Perumusan kebijakan nasional di bidangnya;
2 Koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidangnya;
3 Pengelolaan barang milikkekayaan negara yang
mengabdi tanggung jawabnya;
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
58
4 Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya;
5 Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan
perimbangan di bidang tugas dan fungsinya kepada Presiden.
Berdasarkan Perpres No. 62 Tahun 2005, Kementerian Negara Koperasi dan UKM, Kementerian Negara
Perumahan Rakyat, dan Kementerian Negara Pemuda dan Olah Raga, di samping melaksanakan fungsi-fungsi
sebagaimana tersebut di atas, juga melaksanakan fungsi teknis pelaksanaanfungsi operasionalisasi kebijakan di
bidang masing-masing.
Dalam Kabinet Indonesia Bersatu, Kementerian Negara
terdiri dari: 1
Kementerian Negara Riset dan Teknologi; 2
Kementerian Negara Koperasi dan UKM; 3
Kementerian Negara Lingkungan Hidup; 4
Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan; 5
Kementerian Negara
Pendayagunaan Aparatur
Negara; 6
Kementerian Negara
Pembangunan Daerah
Tertinggal; 7
Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan NasionalKepala Bappenas Kepres No. 171M
Tahun 2005 tentang Perubahan Kedua Kepres No. 187MTahun 2005;
8 Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara;
Modul Diklat Prajabatan Golongan III
59
9 Kementerian Negara Perumahan Rakyat;
10 Kementerian Negara Pemuda dan Olah Raga.
Susunan Organisasi Kementerian Negara dibantu oleh:
1 Sekretariat Kementerian Negara;
2 Deputi;
3 Staf Ahli;
4 Dilingkungan Kementerian Negara dapat diangkat 3
tiga orang Staf Khusus Menteri Perpres No. 62
Tahun 2005.
d. Lembaga Pemerintah Non Departemen LPND
LPND diatur dengan Keppres No. 103 Tahun 2001 yang telah enam kali mengalami perubahan terakhir
perubahannya dengan Peraturan Presiden No. 64 Tahun 2005.
Kedudukan
LPND dalam Pemerintahan Negara RI adalah lembaga pemerintah pusat yang dibentuk untuk melaksanakan
tugas pemerintahan tertentu dari Presiden. LPND berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.
Tugas
LPND mempunyai
tugas melaksanakan
tugas pemerintahan tertentu dari Presiden sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam Perpres No. 11 Tahun 2005 tentang Perubahan
Kelima atas Keppres No. 103 Tahun 2001 tentang
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
60
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja LPND, pada Pasal 3
menyebutkan bahwa LPND terdiri dari: 1
Lembaga Administrasi Negara LAN; 2
Arsip Nasional Republik Indonesia ANRI; 3
Badan Kepegawaian Negara BKN; 4
Perpustakaan Nasional RI Perpusnas; 5
Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional
Bappenas; 6
Badan Pusat Statistik BPS; 7
Badan Standarisasi Nasional BSN; 8
Badan Pengawas Tenaga Nuklir BAPETEN; 9
Badan Tenaga Nuklir Nasional BATAN; 10
Badan Intelijen Negara BIN; 11
Lembaga Sandi Negara LEMSANEG; 12
Badan Koordinasi Keluarga Berencana BKKBN; 13
Lembaga Penerbangan
Antariksa Nasional
LAPAN; 14
Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional BAKOSURTANAL;
15 Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
BPKP; 16
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI; 17
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi BPPT; 18
Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM; 19
Badan Pertanahan Nasional BPN; 20
Badan Pengawasan Obat dan Makanan BPOM; 21
Lembaga Ketahanan Nasional LEMHANAS;
Modul Diklat Prajabatan Golongan III
61
22 Badan Meteorologi dan Geofisika BMG.
Sesuai dengan Perpres No. 64 Tahun 2005, masing- masing LPND melaksanakan tugasnya dikoordinasikan
oleh Menteri, yang meliputi: 1
Menteri Dalam Negeri bagi BPN; 2
Menteri Pertahanan
bagi LEMHANAS
dan LEMSANEG;
3 Menteri Perdagangan bagi BKPM;
4 Menteri Kesehatan bagi BPOM dan BKKBN;
5 Menteri Pendidikan Nasional bagi PERPUSNAS;
6 Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
bagi LAN, BKN, BPKP, dan ANRI; 7
Menteri Negara Riset dan Teknologi bagi LIPI, LAPAN, BPPT, BATAN, BAPETEN, BAKOSUR
TANAL, dan BSN; 8
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional bagi BPS;
9 Menteri Perhubungan bagi BMG.
Dalam Keppres No. 103 Tahun 2001, Susunan Organisasi LPND diatur sebagai berikut:
1 Kepala;
2 Bila dipandang perlu Kepala dapat dibantu oleh
seorang Wakil Kepala;
3 Sekretariat Utama
, sebagai pelaksana fungsi stafpenunjang dan mengkoordinasikan perencanaan,
pembinaan dan pengendalian terhadap program
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
62
administrasi dan sumber daya yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Utama;
4 Deputi,
pelaksana fungsi lini dan membawahi direktorat danatau pusat. Direktorat digunakan
sebagai nomenklatur unit yang fungsinya Pembinaan. Sedangkan Pusat untuk unit yang fungsinya
pelaksanaan; 5
Unit pengawasan dapat berbentuk Inspektorat
Utama atau
Inspektur, dan
bertugas untuk
melaksanakan pengawasan fungsional.
e. Kesekretariatan Yang Membantu Presiden
1 Sekretariat Negara
Berdasarkan Kepres No. 117 Tahun 2000, Sekre tariat negara adalah lembaga pemerintah yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden dan mempunyai tugas
untuk memberikan dukungan staf dan pelayanan administrasi kepada Presiden selaku Kepala Negara
dalam menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan negara. Sekretariat Negara dipimpin oleh Sekretaris
Negara. 2
Sekretariat Kabinet
Berdasarkan Kepres No. 111 Tahun 2000, Sekretariat Kabinet
adalah lembaga
pemerintah yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden dan mempunyai tugas
memberikan dukungan
staf dan
pelayanan
Modul Diklat Prajabatan Golongan III
63
administrasi kepada
Presiden selaku
Kepala Pemerintahan dalam menyelenggarakan kekuasaan
pemerintahan negara. Sekretariat Kabinet dipimpin oleh Sekretaris Kabinet.
f. Kejaksaan Agung
Berdasarkan Undang-Undang No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia yang selanjutnya
disebut Kejaksaan adalah lembaga pemerintahan yang
melaksanakan kekuasaan negara secara merdeka di bidang penuntutan serta kewenangan lain berdasarkan
Undang-Undang. Kejaksaan adalah satu dan tidak terpisahkan.
Pelaksanaan kekuasaan negara bidang penuntutan ini
diselenggarakan oleh Kejaksaaan Agung, Kejaksaan Tinggi, dan Kejaksaan Negeri.
Kejaksaan Agung berkedudukan di Ibukota Negara RI
dan daerah hukumnya meliputi wilayah kekuasaan negara RI.
Kejaksaan Tinggi berkedudukan di Ibukota Provinsi
dan dasar hukumnya meliputi wilayah Provinsi.
Kejaksaan Negeri berkedudukan di Ibukota Kabupa
tenKota yang dasar hukumnya meliputi wilayah daerah kabupatenkota yang dasar hukumnya meliputi wilayah
daerah kabupatenkota. Dalam hal tertentu di daerah hukum kejaksaan negeri
dapat dibentuk cabang Kejaksaan Negeri.
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
64
a. Tugas dan Wewenang Umum
1 Di bidang pidana, kejaksaan mempunyai tugas
dan wewenang: a
Melakukan penuntutan; b
Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap; c
Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, putusan pidana
pengawasan, dan putusan lepas bersyarat; d
Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan UU;
e Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk
itu dapat melakukan pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan kepengadilan yang
dalam pelaksanaannya dikoordinasikan dengan penyidik.
2 Di bidang perdata dan tata usaha negara,
kejaksaan dengan kuasa khusus dapat bertindak baik di dalam maupun di luar pengadilan untuk
dan atas nama negara atau pemerintah. 3
Dalam bidang ketertiban dan ketenteraman umum,
kejaksaan turut
menyelenggarakan kegiatan:
a Peningkatan kesadaran hukum;
b Pengamanan kebijakan penegakkan hukum;
c Pengawasan peredaran barang cetakan;
Modul Diklat Prajabatan Golongan III
65
d Pengawasan aksi kepercayaan yang dapat
membahayakan masyarakat dan Negara; e
Pencegahan penyalahgunaan
danatau penodaan agama;
f Penelitian dan pengembangan hukum serta
statistik kriminal. 4
Kejaksaan dapat diserahi tugas dan wewenang lain berdasarkan Undang-Undang.
5 Kejaksaan berwenang menangani perkara pidana
yang diatur dalam Qanun sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2001
tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Daerah Istimewa Aceh sebagai Provinsi NAD sesuai
Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.
Khusus Jaksa Agung mempunyai tugas dan wewenang:
1 Menetapkan serta mengendalikan kebijakan
penegakkan hukum dan keadilan dalam ruang lingkup tugas dan wewenang kejaksaan.
2 Mengefektifkan proses penegakkan hukum yang
diberikan oleh Undang-undang. 3
Mengesampingkan perkara demi kepentingan umum.
4 Mengajukan kasasi demi kepentingan hukum
kepada Mahkamah Agung dalam perkara pidana, perdata, dan tata usaha negara.
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
66
5 Mengajukan pertimbangan teknis hukum kepada
Mahkamah Agung dalam pemeriksaan kasasi perkara pidana.
6 Mencegah atau menangkal orang tertentu untuk
masuk atau keluar wilayah NKRI karena keterlibatannya dalam perkara pidana sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
g. Perwakilan RI di Luar Negeri
Perwakilan RI di luar negeri adalah satu-satunya Aparatur yang mewakili kepentingan Negara RI secara
keseluruhan di negara lain atau pada Organisasi Internasional, dan dapat berupa Kedutaan Besar RI
KBRI, Konsulat Jenderal RI KONJENRI, Konsulat RI, Perutusan Tetap RI PTRI pada PBB maupun
Perwakilan RI tertentu yang bersifat sementara. Perwakilan RI terdiri atas Perwakilan Diplomatik dan
Perwakilan Konsulat. 1
Perwakilan Diplomatik
Cakupan kegiatan
Perwakilan Diplomatik
menyangkut semua kepentingan Negara RI dan wilayah kerjanya meliputi seluruh wilayah negara
penerima atau yang bidang kegiatannya meliputi bidang kegiatan suatu Organisasi Internasional.
Perwakilan Diplomatik terdiri atas Kedutaan Besar RI dan Perwakilan Tetap RI yang dipimpin
oleh seorang Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh dan bertanggung jawab kepada
Modul Diklat Prajabatan Golongan III
67
Presiden selaku Kepala Negara melalui Menteri Luar Negeri.
Tugas Pokok
Perwakilan Diplomatik
adalah mewakili Negara RI dalam melaksanakan hubungan
diplomatik dengan negara penerima atau Organisasi Internasional serta melindungi segenap kepentingan
negara dan warga negara RI di negara penerima sesuai dengan kebijakan pemerintah yang ditetapkan
dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku termasuk hukum dan tata cara hubungan
internasional. 2
Perwakilan Konsuler
Kegiatan Perwakilan Konsuler meliputi semua kepentingan negara RI di bidang konsuler dan
mempunyai wilayah kerja tertentu dalam wilayah negara penerima.
Perwakilan Konsuler terdiri atas Konsulat Jenderal RI dan Konsulat RI yang dipimpin oleh
Konsul Jenderal dan Konsul, yang bertanggung jawab kepada Duta Besar Luar Biasa dan
Berkuasa Penuh, bertanggung jawab langsung kepada Menteri Luar Negeri.
Tugas Pokok Perwakilan Konsuler adalah mewakili negara RI dalam melaksanakan hubungan konsuler
dengan negara penerima di bidang perekonomian, perdagangan, perhubungan, kebudayaan dan ilmu
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
68
pengetahuan serta mengeluarkan izin prinsip penanaman modal asing di Indonesia untuk Menteri
Luar Negeri atas nama Menteri yang bertanggung jawab di bidang investasi sesuai dengan kebijakan
pemerintah yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
h. Tentara Nasional Indonesia TNI
Peran, tugas, susunan dan kedudukan TNI secara pokok- pokoknya diatur dalam TAP No. VIMPR2000 tentang
Pemisahan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia; TAP No. VII MPR2000
tentang Peran Tentara Nasional Indonesia dan Peran Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan kemudian
diatur dengan Undang-Undang No. 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia.
Kedudukan
Sesuai dengan Undang-Undang No. 34 Tahun 2004 kedudukan TNI diatur sebagai berikut:
1 Dalam pengesahan dan penggunaan kekuatan
militer , TNI berkedudukan di bawah Presiden.
2 Dalam kebijakan dan strategi pertahanan serta
dukungan administrasi
; TNI di bawah koordinasi
Departemen Pertahanan .
TNI terdiri dari TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara yang melaksanakan
tugasnya secara merata atau gabungan di bawah
Modul Diklat Prajabatan Golongan III
69
pimpinan Panglima. Tiap-tiap angkatan AD, AL, dan AU mempunyai kedudukan yang sama dan sederajat.
Peran
TNI berperan sebagai alat negara di bidang pertahanan yang
dalam menjalankan
tugasnya berdasarkan
kebijakan dan keputusan politik negara.
Fungsi
Sebagai alat pertahanan negara, TNI berfungsi sebagai: 1
penangkal terhadap setiap bentuk ancaman militer dan ancaman bersenjata dari luar dan dalam negeri
terhadap kedaulatan,
keutuhan wilayah,
dan keselamatan bangsa.
2 penindak terhadap setiap bentuk ancaman sebagai
mana tersebut butir 1. 3
pemulih terhadap kondisi keamanan negara yang terganggu akibat kekacauan keamanan.
Dalam melaksanakan fungsi tersebut, TNI merupakan
komponen utama Sistem Pertahanan Negara. Tugas Pokok
TNI mempunyai tugas pokok untuk: 1
menegakkan kedaulatan Negara; 2
mempertahankan keutuhan wilayah NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945;
3 melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah
darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
70
Susunan Organisasi
Organisasi TNI terdiri dari: 1
Markas Besar TNI yang membawahkan: Markas Besar TNI Angkatan Darat, Markas Besar TNI
Angkatan Laut, dan Markas Besar TNI Angkatan Udara;
2 Markas Besar TNI terdiri dari: Unsur Pimpinan,
Unsur Pembantu Pimpinan, Unsur Pelayanan, Badan Pelaksana Pusat, dan Komando Utama Operasi;
3 Markas Besar Angkatan terdiri atas Unsur Pimpinan,
Unsur Pembantu Pimpinan, Unsur Pelayanan, Badan Pelaksana Pusat, dan Komando Utama Pembinaan.
TNI dipimpin oleh seorang Panglima yang diangkat
dan diberhentikan oleh Presiden setelah mendapat persetujuan DPR.
Angkatan dipimpin oleh seorang Kepala Staf
Angkatan dan berkedudukan di bawah Panglima serta
bertanggung jawab kepada Panglima. Kepala Staf Angkatan diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas
usul Panglima.
i. Kepolisian Negara RI POLRI
Peran, tugas,
susunan dan
kedudukan POLRI,
sebagaimana TNI secara pokok-pokoknya diatur dalam TAP No. VIMPR2000 dan TAP No. VIIMPR2000.
Kemudian diatur dalam UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Modul Diklat Prajabatan Golongan III
71
Peran dan Tugas POLRI
POLRI merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,
menegakkan hukum, memberikan pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.
Selain tugas pokok tersebut di atas, POLRI juga melaksanakan tugas bantuan:
1 dalam keadaan darurat memberikan bantuan kepada
TNI yang diatur dengan undang-undang; 2
turut secara aktif dalam tugas-tugas penanggulangan kejahatan
internasional sebagai
anggota International Criminal Police Organization –
Interpol; 3
membantu secara
aktif tugas
pemeliharaan perdamaian dunia peace keeping operation di
bawah bendera PBB.
Susunan dan Kedudukan POLRI:
1 POLRI merupakan Kepolisian Nasional yang
organisasinya disusun secara berjenjang dari tingkat pusat sampai tingkat daerah;
2 POLRI berada di bawah Presiden;
3 POLRI dipimpin oleh Kepala Kepolisian Negara RI
KAPOLRI yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan persetujuan DPR;
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
72
4 Anggota POLRI tunduk pada kekuasaan peradilan
umum.
j. Lembaga Kepolisian Nasional
1 Presiden
dalam menetapkan
arah kebijakan
Kepolisian Negara RI dibantu oleh Lembaga Kepolisian Nasional, yang dibentuk oleh Presiden
yang diatur dengan undang-undang.
2
Lembaga Kepolisian
Nasional memberikan
pertimbangan kepada
Presiden dalam
pengangkatan dan pemberhentian KAPOLRI.
Keikutsertaan POLRI dalam penyelenggaraan negara: 1
POLRI bersikap netral dalam politik dan tidak melibatkan diri pada kegiatan politis praktis;
2 Anggota POLRI dapat menduduki jabatan diluar
kepolisian setelah mengundurkan diri atau pensiun dari dinas kepolisian.
k. Badan Lembaga Ekstra Struktural
BadanLembaga Ekstra Struktural pada dasarnya adalah badanlembaga yang bersifat penunjang danatau
pelengkap tatanan organisasi pemerintahan yang melaksanakan fungsi-fungsi khusus di bidang tertentu
untuk menunjang pelaksanaan urusan pemerintahan. Badan Lembaga ini secara organik tidak termasuk
dalam struktur
organisasi Kementrian
Negara Kementerian Koordinator, Departemen, Kementerian
Negara dan atau LPND. BadanLembaga Ekstra
Modul Diklat Prajabatan Golongan III
73
Struktural dapat dipimpin atau di Ketuai oleh Menteri, bahkan Presiden atau Wakil Presiden.
BadanLembaga ini mempunyai karakteristik yang berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan yang
signifikan terletak pada dasar hukum pembentukannya. Nomenklatur yang digunakan juga beragam seperti:
Dewan, Badan, Komisi, Komite, Lembaga, dan Tim.
BadanLembaga Ekstra Struktural yang terbentuk:
1 Dewan
, antara lain: Dewan Ekonomi Nasional, Dewan
Ketahanan Pangan,
Dewan Maritim
Nasional, Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah. 2
Badan,
antara lain: Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan
Bencana dan
Penanganan Pengungsi BAKORNAS PBP, Badan Koordinasi
Penempatan Tenaga Kerja Indonesia BKPTKI, Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan
Kehidupan Masyarakat
Provinsi NAD
dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara, Badan
Pertimbangan dan Pendidikan Nasional. 3
Komisi, antara lain: Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia Komnas HAM, Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi KPK, Komisi Pemilihan
Umum KPU, Komisi Ombudsman, Komisi Pengawas Persaingan Usaha KPPU.
4 Komite,
antara lain: Komite Kebijakan Sektor Keuangan,
Komite Nasional
Keselamatan
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
74
Transportasi, Komite Olah Raga Nasional, Komite Standar Nasional Untuk Satuan Ukuran.
5 Lembaga,
antara lain: Lembaga Sensor Film, Lembaga Koordinasi Pangan Dalam Peningkatan
Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat.
D. Lembaga Pemerintah Tingkat Daerah