Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
104
Bagian dalam lingkungannya, Direktur Jenderal terhadap Kepala Direktorat dan sebagainya.
b. Koordinasi fungsional
, yang dilakukan oleh seorang pejabat atau suatu instansi terhadap pejabat atau instansi
lainnya yang tugasnya saling berkaitan berdasar kan asas fungsionalisasi. Dalam Peraturan Pemerintah No. 6
Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah, koordinasi ini disebut dengan
koordinasi instansional. Koordinasi ini dapat dibedakan
atas koordinasi fungsional horizontal, koordinasi fungsional diagonal dan koordinasi fungsional terito
rial.
1 Koordinasi fungsional horizontal
, dilakukan oleh seorang pejabat atau suatu unitinstansi terhadap
pejabat atau unitinstansi lain yang setingkat. Misalnya Sekretaris Jenderal mengkoordinasikan
para Direktur Jenderal, Inspektur Jenderal dan Kepala
Badan dalam
menyusun rencana
dilingkungan departemennya. Dinas Kesehatan mengkoordinasikan kegiatan Dinas Pendidikan dan
Pengajaran, Dinas Kebersihan dan lain-lain yang mempunyai kaitan tugas dengan pelaksanaan
program kesehatan. 2
Koordinasi fungsional diagonal , dilakukan oleh
seorang pejabat atau instansi terhadap pejabat atau instansi lain yang lebih rendah tingkatannya tetapi
bukan bawahannya. Misalnya Biro Keuangan pada Sekretariat Jenderal mengkoordinasikan kegiatan-
Modul Diklat Prajabatan Golongan III
105
kegiatan Bagian
Keuangan dari
Sekretariat Direktorat Jenderal dalam lingkungan departemen
yang bersangkutan, Badan Kepegawaian Negara mengkoordinasikan Biro-Biro Kepegawaian pada
Departemen atau Instansi Pemerintah lainnya dalam bidang Kepegawaian;
3 Koordinasi fungsional teritorial
, dilakukan oleh seorang pejabat pimpinan atau instansi lainnya yang
berada dalam suatu wilayah teritorial tertentu dimana semua urusan yang ada dalam wilayah
teritorial tersebut menjadi wewenang atau tanggung jawab
pejabatpimpinan yang
bersangkutan. Misalnya,
koordinasi yang
dilakukan oleh
Administrator Pelabuhan, koordinasi oleh Pembina Lokasi Transmigrasi yang belum diserahkan kepada
pemerintah daerah, koordinasi oleh Gubernur selaku kepala wilayah, wakil Pemerintah Pusat terhadap
instansi-instansi vertikal yang ada diwilayahnya.
2. Pedoman Koordinasi