44
BAB V LEMBAGA-LEMBAGA PEMERINTAH
Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara, pemerintah membentuk lembaga-lembaga pemerintahan seperti Departemen,
Lembaga Pemerintah Non Departemen, dan Lembaga-Lembaga lainnya. Pada dasarnya lembaga-lembaga pemerintah ini dapat dibagi
dua, yaitu lembaga-lembaga pemerintah tingkat Pusat dan lembaga-lembaga pemerintah tingkat Daerah
. Lembaga-lembaga penyelengara pemerintahan negara tersebut merupakan aparatur
pemerintah atau disebut juga sebagai birokrasi pemerintah. Presiden bersama-sama lembaga-lembaga pemerintah menyelenggarakan
tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan dalam rangka mewujudkan tujuan nasional.
Tugas umum pemerintahan adalah tugas-tugas atau urusan-urusan pemerintahan yang sejak dahulu dilaksanakan oleh pemerintah
dimana saja dalam rangka memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat, seperti pemeliharaan keamanan dan ketertiban,
penyelenggaraan pendidikan, pelayanan kesehatan dan lain-lain. Sedangkan tugas pembangunan adalah tugas-tugas atau urusan-
urusan dalam rangka pelaksanaan program-program pembangunan. Dengan adanya lembaga-lembaga pemerintah ini, maka urusan-
urusan pemerintahan akan terbagi habis ke dalam lembaga lembaga pemerintahan yang ada. Akan tetapi tidak harus setiap urusan
pemerintahan diwadahi dalam satu lembaga pemerintahan.
Modul Diklat Prajabatan Golongan III
45
A. Urusan
Pemerintahan Yang
Menjadi Kewenangan Pemerintah
Urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan pemerintah
adalah urusan-urusan
yang menyangkut
terjaminnya kelangsungan hidup bangsa dan negara secara keseluruhan
. Urusan pemerintahan yang menjadi Urusan Pemerintah tersebut
adalah: 1.
Politik Luar Negeri , antara lain meliputi:
a. Mengangkat pejabat politik dan menunjuk warga negara
untuk duduk dalam jabatan lembaga internasional; b.
Menetapkan kebijakan luar negeri; c.
Melaksanakan perjanjian dengan negara lain; d.
Menetapkan kebijakan perdagangan luar negeri. 2.
Pertahanan , antara lain meliputi:
a. Mendirikan dan membentuk angkatan bersenjata;
b. Menyatakan damai dan perang;
c. Menyatakan negara atau sebagai wilayah negara dalam
keadaan bahaya; d.
Membangun dan mengembangkan sistem pertahanan negara dan persenjataan;
e. Menetapkan kebijakan untuk wajib militer, bela negara
bagi setiap warga negara. 3.
Keamanan , antara lain meliputi:
a. Mendirikan dan membentuk kepolisian negara;
b. Menetapkan kebijakan keamanan nasional;
c. Menindak setiap orang yang melanggar hukum negara;
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
46
d. Menindak kelompok atau setiap organisasi yang
kegiatannya melanggar keamanan negara. 4.
Moneter dan Fiskal , antara lain:
a. Mencetak uang dan menentukan nilai mata uang;
b. Menetapkan kebijakan moneter;
c. Mengendalikan peredaran uang.
5. Yustisi
, antara lain: a.
Mendirikan lembaga peradilan; b.
Mengangkat hakim dan jaksa; c.
Mendirikan lembaga permasyarakatan; d.
Menetapkan kebijakan kehakiman dan keimigrasian, memberi grasi, amnesti, abolisi, membentuk Undang-
Undang, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang, Peraturan Pemerintah, dan peraturan lain yang
berskala nasional. 6.
Agama , antara lain:
a. Menetapkan hari libur keagamaan yang berlaku secara
nasional; b.
Memberikan pengakuan terhadap keberadaan suatu agama;
c. Menetapkan
kebijakan dalam
penyelenggaraan kehidupan keagamaan.
Di samping itu terdapat bagian urusan pemerintah yang bersifat
concurrent , artinya urusan pemerintahan yang penanganannya
dalam bagian atau bidang tertentu dapat dilaksanakan bersama antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Dengan demikian
setiap urusan yang bersifat concurrent senantiasa ada bagian
Modul Diklat Prajabatan Golongan III
47
urusan yang menjadi kewenangan Pemerintah, ada bagian
urusan yang diserahkan kepada Provinsi, dan ada bagian urusan yang diserahkan kepada KabupatenKota.
Dengan kata lain bahwa Pemerintah dapat: a.
Menyelenggarakan sendiri sebagian urusan pemerintahan; b.
Melimpahkan sebagai urusan pemerintahan kepada Gubernur selaku Wakil Pemerintah; atau
c. Menugaskan sebagian urusan kepada pemerintahan daerah
danatau pemerintahan dengan berdasarkan asas tugas pembantuan.
Untuk mewujudkan pembagian kewenangan yang concurrent
secara proporsional antara Pemerintah, Daerah Provinsi, Daerah
Kabupaten dan Kota, maka disusun kriteria yang meliputi: eksternalitas,
akuntabilitas, dan
efisiensi dengan
mempertimbangkan keserasian hubungan pengelolaan urusan pemerintahan antar tingkat pemerintahan.
Kriteria Eksternalitas adalah pendekatan dalam pembagian
urusan pemerintahan dengan mempertimbangkan dampakakibat yang ditimbulkan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan
tersebut. Apabila dampak yang ditimbulkan bersifat lokal, maka
urusan pemerintahan
tersebut menjadi
kewenangan KabupatenKota, apabila regional menjadi kewenangan
Provinsi, dan apabila nasional menjadi kewenangan Pemerintah.
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
48
Kriteria Akuntabilitas
adalah pendekatan dalam pembagian urusan pemerintahan dengan pertimbangan bahwa tingkat
pemerintahan yang menangani sesuatu bagian urusan adalah
tingkat pemerintahan yang lebih langsungdekat dengan dampakakibat dari urusan yang ditangani tersebut
. Dengan demikian
akuntabilitas penyelenggaraan
bagian urusan
pemerintahan tersebut kepada masyarakat akan lebih terjamin.
Kriteria Efisiensi adalah pendekatan dalam pembagian urusan
pemerintahan dengan mempertimbangkan tersedianya sumber daya personil, dana, dan peralatan untuk mendapatkan
ketepatan, kepastian, dan kecepatan hasil yang harus dicapai dalam penyelenggaraan bagian urusan.
B. Urusan