Rangkuman LatihanDiskusi Pengertian Diklat Prajabatan Gol. III SANRI3

Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI 6 15. Meresmikan anggota Badan Pemeriksa Keuangan yang telah dipilih oleh DPR atas dasar pertimbangan DPD; 16. Menetapkan Calon Hakim Agung yang diusulkan Komisi Yudisial dan telah mendapat persetujuan DPR untuk menjadi Hakim Agung ; 17. Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial dengan persetujuan DPR ; 18. Menetapkan dan mengajukan anggota hakim konstitusi.

C. Rangkuman

Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Negara tidak membicarakan sistem penyelenggaraan negara oleh lembaga- lembaga negara secara keseluruhan akan tetapi adalah membicarakan mekanisme bekerjanya lembaga-lembaga eksekutif yang dipimpin oleh Presiden baik selaku Kepala Pemerintahan maupun sebagai Kepala Negara.

D. LatihanDiskusi

1. Apakah yang dimaksud dengan Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Negara? 2. Apa saja tugas Presiden sebagai Kepala Pemerintahan dan sebagai Kepala Negara? 3. Mengapa Menteri-menteri tidak bertanggung jawab kepada DPR? 7 BAB III PENYELENGGARAAN TATA KEPEMERINTAHAN YANG BAIK GOOD GOVERNANCE

A. Pengertian

dan Pemahaman Tata Kepemerintahan Yang Baik GOOD GOVERNANCE Sejalan dengan kemajuan masyarakat dengan peningkatan permasalahannya, birokrasi cenderung terus semakin besar. Akibatnya adalah timbul masalah kuantitas dan kualitas birokrasi yang semakin lama semakin serius, termasuk beban negara menjadi terus bertambah berat. Keadaan ini diperparah dengan datangnya era globalisasi, yang merupakan era semakin luas dan tajamnya kompetisi antar bangsa. Globalisasi menimbulkan masalah yang harus di atasi agar kepentingan nasional tidak dirugikan, di lain pihak menimbulkan pula peluang yang perlu dimanfaatkan untuk kemajuan dan kepentingan nasional . Namun hal itu tidak mungkin mampu dihadapi dan ditanggulangi lagi oleh pemerintah sendiri. ESCAP mengartikan governance sebagai proses pengambilan keputusan dan proses diimplementasikan atau tidak diimplementasikannya keputusan : “the process of decision making and the process by which the decision are implemented or not implemented”. Istilah governance menurut ESCAP Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI 8 dapat digunakan dalam beberapa konteks, seperti “corporate governance”, “international governance”, “national governance” dan “local governance”. Osborn dan Gaebler 1992: 24 mendefinisikan governance sebagai proses dimana kita memecahkan masalah kita bersama dan memenuhi kebutuhan masyarakat “the process in which we solve our problem collectivelly and meet the society needs”. Meuthia Ganie – Rahman Jakarta Post 26-10-1999: 2, mendefinisikan governance sebagai “pengelolaan sumber daya ekonomi dan sosial yang melibatkan negara dan sektor non pemerintah dalam suatu usaha kolektif”. Governance melibatkan berbagai pelaku, pelaku-pelaku yang berkepentingan atau stakeholder, yang pada dasarnya terdiri atas negara atau pemerintah dan non pemerintah atau masyarakat, yang tergantung dari permasalahan dan peringkat pemerintahannya dapat meliputi kalangan yang sangat luas dan beraneka ragam seperti organisasi politik, LSM, organisasi profesi, dunia usahaswasta, koperasi, individu dan bahkan lembaga internasional. Oleh karena itu, UNDP PT. Wahana…, 1999: 14 juga menyebutkan bahwa governance yang baik sebagai hubungan yang sinergis dan konstruktif diantara negara, sektor swasta dan masyarakat. Berhubung dengan keterlibatan berbagai pihak: negara, dunia usaha dan masyarakat tersebut, maka antara lain UNDP ibid mengemukakan ciri governance yang baik adalah: Modul Diklat Prajabatan Golongan III 9 1. Partisipasi , bahwa setiap warga negara baik langsung mau pun melalui perwakilan, mempunyai suara dalam pembuatan keputusan dalam pemerintahan; 2. Aturan hukum rule of law , kerangka hukum harus adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu, terutama untuk hak asasi manusia; 3. Transparansi , yang dibangun atas dasar kebebasan arus informasi. Informasi dapat diperoleh oleh mereka yang membutuhkan serta dapat dipahami dan dimonitor; 4. Ketanggapan responsiviness , yang berarti bahwa berbagai upaya lembaga dan prosedur-prosedur harus berupaya untuk melayani setiap stakeholder dengan baik, aspiratif; 5. Orientasi pada konsensus . Governance yang baik menjadi perantara kepentingan-kepentingan yang berbeda untuk memperoleh pilihan terbaik bagi kepentingan yang lebih luas; 6. Kesetaraan equity . Semua warga negara, mempunyai kesempatan yang sama untuk meningkatkan atau mempertahankan kesejahteraannya; 7. Efektifitas dan efisiensi , penggunaan sumber-sumber daya secara berhasilguna dan berdayaguna. Demikianlah kini istilah “good governance” telah menjadi perhatian orang dimana-mana. Dalam bahasa Indonesia telah ada tiga terjemahan untuk governance: kepemimpinan Sofyan Effendi, lihat Bintoro, pengelolaan Sofyan Wanandi; Meuthia Ganie Rachman dan Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI 10 penyelenggaraan Bondan Gunawan. Mengingat istilah governance dapat digunakan dalam beberapa konteks seperti dikemukakan oleh ESCAP di atas, dan untuk negarapemerintah mestinya public governance, maka istilah pengelolaan dan penyelenggaraan nampaknya lebih tepat . Akan tetapi dikaitkan dengan istilah yang ada dalam UUD 1945 penyelenggara negara dan penyelenggara pemerintahan negara nampaknya untuk kita, dalam penyelenggaraan negara pemerintahan, lebih baik governance diterjemahkan sebagai penyelenggaraan . BAPPENAS, melalui Tim Pengembangan Kebijakan Nasional menyatakan bahwa “istilah tata kepemerintahan yang baik mulai banyak dikenal di tanah air sejak tahun 1997, ketika krisis ekonomi terjadi di Indonesia. Tata kepemerintahan yang baik merupakan suatu konsepsi tentang penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, demokratis, dan efektif sesuai dengan cita-cita terbentuknya suatu masyarakat madani . Selain sebagai suatu konsepsi tentang penyelenggaraan peme rintahan, tata kepemerintahan yang baik juga merupakan suatu gagasan dan nilai untuk mengatur pola hubungan antara pemerintah, dunia usahaswasta, dan masyarakat” .

B. Upaya Mewujudkan Tata Kepemerintahan