Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
98
melalui  kegiatan-kegiatan  koreksi  dan  penyesuaian selama  pelaksanaan  rencana  tersebut  oleh  pimpinan
KementerianLembagaSatuan  Kerja  Perangkat  Daerah. Selanjutnya,  MenteriKepala  Bappeda  menghimpun  dan
menganalisis hasil
pemantauan pelaksanaan
rencana pembangunan
dari masing-masing
pimpinan KementerianLembagaSatuan  Kerja  Perangkat  Daerah
sesuai dengan tugas dan kewenangannya.
4. Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Bagian dari kegiatan perencanaan pembangunan yang secara sistematis  mengumpulkan  dan  menganalisis  data  dan
informasi untuk menilai pencapaian sasaran, tujuan dan kinerja
pembangunan .
Evaluasi ini
dilaksanakan berdasarkan  indikator  dan  sasaran  kinerja  yang  tercantum
dalam dokumen rencana pembangunan.
B. Pengorganisasian
Fungsi  pengorganisasian  sangat  erat  kaitannya  dengan  fungsi perencanaan.
Pengorganisasan dapat
diartikan sebagai
penetapan  pekerjaan-pekerjaan  yang  harus  dilaksanakan, pengelompokkan  tugas-tugas  dan  pembagian  pekerjaan
kepada  setiap  pegawai dan  penetapan  hubungan-hubungan
kerja. Misalnya jika pengorganisasian dilaksanakan dengan baik,
maka  organisasi  yang  dihasilkannyapun  akan  lebih  baik  dan tujuan organisasi relatif akan mudah dicapai.
Untuk membentuk
atau menyempurnakan
organisasikelembagaan perlu
diperhatikan prinsip
Modul Diklat Prajabatan Golongan III
99
pengorganisasian  dan  pertimbangan-pertimbangan  yang  rasional lainnya  seperti  ketentuan  peraturan  perundang-undangan  yang
berlaku dari hasil analisis jabatan. Dalam  Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur  Negara No.
21  Tahun  1990  tentang  Pedoman  dan  Proses  Pembentukan  atau Penyempurnaan Kelembagaan di lingkungan Instansi Pemerintah
Pusat,  Perwakilan  RI  diluar  negeri  dan  pemerintah  di  Daerah, disebutkan prinsip-prinsip pengorganisasian sebagai berikut:
1. Prinsip Pembagian Habis Tugas
Prinsip ini dimaksudkan agar supaya tugas pokok dan fungsi pemerintah terbagi habis dalam Departemen-Departemen dan
Lembaga-Lembaga Non
Departemen, sehingga
bagaimanapun  cara  yang  dipergunakan  untuk  menyusun organisasi  aparatur  pemerintah  secara  fungsional,  ada  yang
mengurus dan bertanggung jawab atas setiap fungsi.
2. Prinsip  Perumusan  Tugas  Pokok  dan  Fungsi  Yang
Jelas
Usaha  yang  sungguh-sungguh  harus  dilaksanakan  untuk menjamin bahwa tugas pokok dan fungsi instansi pemerintah
adalah jelas, sehingga dapat dihindarkan timbulnya duplikasi, ataupun overlapping atau paling tidak dapat dikurangi.
3. Prinsip Fungsionalisasi
Prinsip fungsionalisasi
dimaksudkan di
dalam penyelenggaraan  pemerintahan  ada  organisasi  yang  secara
fungsional bertanggung jawab atas sesuatu bidang dan tugas pemerintahan  dan  prinsip  ini  juga    menentukan  batas-batas
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
100
kewenangannya.  Dalam  kerjasama  dengan  instansi  lain fungsionalisasi  menentukan  instansi  mana  yang  harus
memprakarsai kerjasama tersebut.
4. Prinsip Koordinasi, Integrasi dan Sinkronisasi
Mengingat  bahwa  tidak  ada  satupun  kegiatan  pemerintahan, baik  tugas  umum  pemerintahan  maupun  pembangunan  yang
sepenuhnya  dapat  dilaksanakan  hanya  oleh  satu  instansi pemerintah  saja,  maka  mutlak  diperlukan  organisasi  yang
benar-benar  sadar  terhadap  kerjasama  dengan  instansi  lain. Lebih-lebih  kegiatan  pembangunan  pada  dasarnya  harus
ditangani secara multi fungsional dan  interdisipliner, baik di dalam  perumusan  kebijakan  maupun  pelaksanaannya.
Kebijakan-kebijakan yang dirumuskan oleh berbagai instansi harus serasi satu sama lainnya mutually consistent policies.
5. Prinsip Kontinuitas
Pelaksanaan  kegiatan  pemerintah  yang  efektif  dan  efisien akan  lebih  terjamin  apabila  ada  kontinuitas  dalam  perumus
an  kebijakan,  perencanaan  penyusunan  program  dan pelaksanaan
kegiatan-kegiatan operasional.
Aparatur pemerintah  tidak  seharusnya  menggantungkan  diri  pada
individu pejabat tetapi kepada kelangsungan kelembagaan.
6. Prinsip Lini dan Staf