tingkat kemudahan dalam proses penghamparan dan pemadatan adalah viskositas aspal, kepekaan aspal terhadap perubahan temperatur, dan gradasi serta kondisi
agregat. Revisi atau koreksi terhadap rancangan campuran dapat dilakukan jika ditemukan kesukaran dalam pelaksanaan.
Ketujuh sifat campuran beton aspal ini tak mungkin dapat dipenuhi sekaligus oleh satu jenis campuran. Sifat beton aspal mana yang dominan lebih
diinginkan akan menentukan jenis beton aspal mana yang akan dipilih.
2.4 Sifat Fisika Aspal
Anonim 2011 menyatakan bahwa sifat fisik aspal secara umum adalah sebagai berikut:
a. Daya tahan durability Daya tahan aspal adalah kemampuan aspal untuk mempertahankan sifat
asalnya akibat pengaruh cuaca selama masa umur pelayanan. b. Adhesi dan kohesi
Adhesi adalah kemampuan aspal untuk mengikat agregat sehingga dihasilkan ikatan yang baik antara agregat dan aspal. Kohesi adalah ikatan didalam molekul
aspal untuk tetap mempertahankan agregat tetap di tempatnya setelah terjadi pengikatan.
c. Kepekaan terhadap temperatur Aspal adalah material yang bersifat termoplastis, berarti akan menjadi keras
atau lebih kental jika temperatur berkurang dan akan melunak atau mencair jika temperatur bertambah. Sifat ini diperlukan agar aspal memiliki ketahanan
terhadap perubahan temperatur, misalnya aspal tidak banyak berubah akibat perubahan cuaca, sehingga kondisi permukaan jalan dapat memenuhi kebutuhan
lalu lintas serta tahan lama. d. Kekerasan aspal
Kekerasan aspal tergantung pada viscositasnya kekentalan aspal pada proses pencampuran dipanaskan dan dicampur dengan agregat sehingga agregat
dilapisi aspal. Pada proses pelaksanaan terjadinya oksidasi yang mengakibatkan aspal menjadi getas viskositasnya bertambah tinggi. Peristiwa itu berlangsung
Universitas Sumatera Utara
setelah massa pelaksanaan selesai. Pada massa pelayanan aspal mengalami oksidasi dan polimerisasi yang besarnya dipengaruhi ketebalan aspal menyelimuti
agregat. Semakin tipis lapisan agregat yang menyelimuti agregat, semakin tinggi tingkat kerapuhan yang terjadi.
2.5 Karet
Karet merupakan polimer hidrokarbon
yang terkandung pada lateks
beberapa jenis tumbuhan. Sumber utama produksi karet dalam perdagangan internasional adalah
Para atau Hevea brasiliensis suku
Euphorbiaceae . Karet
adalah polimer dari satuan isoprena politerpena yang tersusun dari 5000 hingga 10.000 satuan dalam rantai tanpa cabang. Senyawa ini terkandung pada lateks
pohon penghasilnya. Pada suhu normal, karet tidak berbentuk amorf. Pada suhu rendah karet akan mengkristal. Dengan meningkatnya suhu, karet akan
mengembang, searah dengan sumbu panjangnya. Penurunan suhu akan
mengembalikan keadaan mengembang ini. Inilah alasan mengapa karet bersifat elastik anonim, 2013.
Pemanfaatan karet adalah bahan utama pembuatan ban, beberapa alat-alat kesehatan, alat-alat yang memerlukan kelenturan dan tahan goncangan.
Dibeberapa tempat salah satunya perkebunan karet di Jember biji karet bisa dijadikan camilan dengan proses tertentu, rasanya gurih namun jangan berlebihan
karena kadang membuat pusing kepala. Karet alam dan karet sintetis merupakan jenis dari karet. Karet alam dan
karet sintesisi memilki karakteristik yang berbeda, tetapi keberadaannya saling melengkapi. Kelemahan karet alam bisa diperbaiki oleh karet sintetis dan
sebaliknya yang mengakibatkan kedua jenis karet ini tetap dibutuhkan. Saat ini produksi karet alam dan konsumsinya jauh di bawah karet sintetis, tetapi
sesungguhnya karet alam belum dapat digantikan oleh karet sintetis karena karet alam memiliki keunggulan yang sulit ditandingi oleh keret sintetis. Kelebihan–
kelebihan yang dimiliki karet alam dibanding karet sintetis adalah Anonim, 2012d:
Universitas Sumatera Utara
1. Memiliki daya elastis atau daya lenting yang sempurna, 2. Memiliki plastisitas yang baik sehingga pengolahannya mudah,
3. Mempunyai daya aus yang tinggi, 4. Tidak mudah panas low heat build up, dan
5. Memiliki daya tahan yang tinggi terhadap keretakan groove cracking resistance
.
2.6 Karet Alam Siklik Cyclic Natural Rubber