3.3.2. 4 Uji Berat Jenis
Prosedur pengujian uji berat jenis sebagai berikut: 1.
Isi  Bejana  dengan  air  suling  dengan  bagian  atas  piknometer  yang  tidak terendam 40 mm, kemudian rendam dan jepit bejana kedalam bak perendam.
2. Bersihkan, keringkan dan timbanglah piknometer dengan ketelitian 1 mg
3. Angkat  bejana  dan  bak  perendam  dan  isilah  piknometer  dengan  air  suling
kemudian tutup piknometer tanpa ditekan 4.
Panaskan  contoh  bitumen  keras  atau  ter  sejumlah  100  gram  sampai  menjadi cair dan tuangkan kedalaman piknometer kemudian tunggu sampai dingin
5. Isi  piknometer  yang  berisi  benda  benda  uji  dengan  air  suling,  diamkan  agar
gelembung-gelembung udara keluar.
3.3.2. 5 Uji PenurunanKehilangan Berat
Prosedur  Pengujian  penurunan  berat  mengacu  kepada SNI 06-2440-1991 sebagai berikut:
1. Letakkan benda uji di atas pinggan setelah oven mencapai suhu 163
o
C ± 1
o
C; 2. Pasanglah termometer pada dudukannya sehingga terletak pada tengah- tengah
antara pinggir pinggan dan poros sumbu dengan ujung 6 mm di atas pinggan; 3. Ambillah benda uji dari dalam oven setelah 5 jam sampai 6 jam;
4. Dinginkan benda uji pada suhu ruang, kemudian timbanglah dengan ketelitian 0,01 gram B;
3.3.3 Pengujian Sifat Termal Aspal
Pengujian  sifat  termal  aspal  dilakukan  dengan  metode  DTA Differensial Thermal  Analysis.  Pengujian  DTA dilakukan  untuk  menganalisis  sifat  termal
sampel dengan prosedur pengujian sebagai berikut: 1.
Alat dinyalakan selama 30 menit sebelum digunakan. 2.
Sampel yang akan diuji dipotong-potong dengan ukuran kecil dan ditimbang dengan berat sekitar 30 mg. Lalu ditimbang alumina sebanyak 30 mg sebagai
zat pembanding. 3.
Sampel  dan  pembanding  kemudian  diletakkan  diatas  thermocouple.  Diset Termocouple Platinum Rhodium PR 15 mv, dan DTA range + 250 µ.
Universitas Sumatera Utara
4. Alat  pengukur  temperatur  kemudian  diset  sampai  menunjukkan  pada
temperatur 650
o
C. 5.
Pulpen  recorder  ditekan  dan  chart  speed  diset  2,5  mmmenit  dengan  laju pemanasan 10
o
Cmenit. 6.
Kemudian  dilanjutkan  dengan  menekan  tombol Start dan  ditunggu  hasil sampa tercapai suhu yang diinginkan.
7. Hasil  pengujian  DTA  merupakan  kurva  termogram  yang  dapat  menentukan
suhu transisi gelas Tg, suhu titik lebur T dan perubahan suhu ∆T.
3.3.4 Pengujian Marshal
3.3.4.1 Pembuatan Benda Uji
Agregat  benda  uji  untuk  rancangan  formula  campuran  beton  aspal  perlu dipersiapkan terlebih dahulu dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Agregat  dikeringkan  didalam  oven  pada  suhu  110
O
C  sekurang-kurangnya selama empat jam.
2. Setelah  kering  agregat  dipisahkan  sesuai  dengan  ukurannya  dengan menggunakan ayakan.
3. Siapkan bahan unluk setiap benda uji yang diperlukan yaitu agregat sebanyak ± 1200  gram  sehingga menghasilkan  tinggi  benda uji kira-kira 63,5  mm ± 1
mm. 4. Agregat ditimbang sesuai dengan persen tertahan setiap ukuran ayakan  yang
dihitung dihitung berdasarkan gradasi rencana agregat campuran. 5. Panaskan panci pencampur beserta agregat sampai suhu 90
C 6. Tuangkan  aspal  yang  sudah  mencapai  tingkat  kekentalan sebanyak
yang dibutuhkan  ke  dalam  agregat  yang  sudah  dipanaskan  tersebut, kemudian
aduklah dengan cepat, pada suhu 145
o
C dan agregat terselimuti aspal secara merata.
7. Letakkan  cetakan  di  atas  landasan  pemadat  dan  tahan  dengan  pemegang cetakan.
8. Letakkan selembar kertas saring atau kertas penghisap yang sudah digunting menurut ukuran cetakan ke dalam dasar cetakan.
Universitas Sumatera Utara
9. Masukkan  seluruh  campuran  ke  dalam  cetakan  dan  tusuk-tusuk campuran  keras-keras  dengan  spatula agar  merata  pada  seluruh  bagian
cetakan. 10. Siapkan alat memadat dan lakukan pemadatan dengan menumbuk spesimen
dengan jumlah tumbukan sebanyak 75 kali tumbukan. 11. Tumbukan  dilakukan  dengan  tinggi  jatuh  457,2  mm  dan  selama
pemadatan  harus  diperhatikan  agar  kedudukan  sumbu  palu  pemadat selalu tegak lurus pada alas cetakan.
12. Lepaskan pelat alas berikut leher sambung dari cetakan benda uji, kemudian cetakan yang berisi  benda  uji  dibalikkan  dan  pasang
kembali  pelat  alas berikut  leher  sambung  pada  cetakan  yang  dibalikkan  tadi.  Lakukan
penumbukan lagi dengan jumlah yang sama. 13. Keluarkan  benda  uji  atau  spesimen Marshall dari  mold  dengan  hati-
hati  dan  kemudian  letakan  spesimen  permukaan  yang  rata  dan biarkan  sampai  benar-benar  dingin.  Sebaiknya  didiamkan  pada  suhu
ruang selama 24 jam.
3.3.4.2 Pengukuran Berat Jenis
Pengukuran berat jenis aspal dilakukan dengan langkah-langkah berikut: 1. Timbang benda uji dan didapatkan serat benda uji kering
2. Masukkan benda uji ke dalam air bersuhu 25°C selama 3 sampai 5 menit dan kemudian ditimbang untuk mendapatkan berat benda uji dalam air
3. Angkat benda uji dari dalam air. selimuti dengan kain yang dapat menyerap air.  dan  segera  timbang untuk  mendapatkan  berat  benda uji  kondisi  jenuh -
kering  permukaan  SSD. Penyelimutan  dengan  kain  adalah  hanya  untuk menghilangkan  air  yang  berada dipermukaan  dan  dilakukan  dengan  cepat.
Proses dari sejak pengambilan benda uji dari dalam air. Penyelimutan dengan kain dan penimbangan sebaiknya dilakukan tidak lebih dari 30 detik.
4. Berat  jenis  curah  Sulk  Spesific  Gravity  benda  uji  adalah  berat benda uji keringberat  benda  uji  kondisi  jenuh  kering  permukaan - berat  benda  uji
dalam air
Universitas Sumatera Utara
3.3.4.3 Pengujian Nilai Stabilitas dan Flow
Pengujian  nilai  stabilitas  dan  flow  dilakukan  dengan  langkah-langkah berikut:
1. Rendamlah  benda  uji  dalam  bak  perendam  water  bath selama  40  menit dengan temperatur 60
O
C 2. Keluarkan benda uji dari bak perendam dan letakkan ke dalam segmen bawah
kepala  penekan  dengan  catatan  bahwa waktu yang  diperlukan dari  saat diangkatnya  benda  uji  dari  bak perendaman  sampai tercapainya beban
maksimum tidak boleh melebihi 30 detik. 3. Pasang  segmen  atas di  atas  benda  uji  dan  letakkan  keseluruhannya dalam
mesin penguji. 4. Pasang arloji pengukur pelelehan flow pada kedudukannya di alas salah satu
batang  penuntun  dan  atur  kedudukan  jarum  penunjuk pada  angka  nol,
sementara  selubung  tangkai  arloji sleeve dipegang teguh  terhadap  segmen atas kepala penekan.
5. Naikkan  kepala  penekan  beserta benda  ujinya  dinaikkan  hingga menyentuh alas cincin penguji, sebelum pembebanan diberikan.
6. Atur jarum arloji tekan pada kedudukan angka nol. 7. Berikan pembebanan pada benda uji dengan kecepatan tetap sekitar 50 mm
per  menit  sampai  pembebanan  maksimum  tercapai,  atau pembebanan
menurun  seperti  yang  ditunjukkan  oleh  jarum  arloji tekan  dan  catat pembebanan maksimum
. 8. Catat  nilai  pelelehan flow yang  ditunjukkan  oleh  jarum  arloji  pengukur
pelelehan. Pada saat pembebanan rnaksirnurn tercapai.
3.3.4.4 Perhitungan Sifat volumetrik Benda Uji
Setelah  uji  marshall  dilakukan,  maka  dilanjutkan  dengan  perhitungan untuk  menentukan  Berat  volume  Benda  Uji,  Volume  rongga  benda  uji  VIM,
Volume rongga agregat dalam benda uji VMA, dan volume rongga agregat yang terisi aspal VFA. Perhitungan dilakukan dengan mengacu kepada formula yang
telah dijelaskan pada bab 2.
Universitas Sumatera Utara
3.4 Bagan Alir Penelitian
Gambar 3.1. Bagan alir penelitian
Persiapan alat dan bahan
Pembuatan BahanSampel
Kesimpulan dan Saran Analisis Data
Pengujian Marshall Pembuatan Benda Uji
Selesai Pembuatan aspal
modifikasi
Dicampurkan T = 90
o
C t = 30 menit
rpm = 180 Aspal
Pen
80-100
100 phr Asam
Akrilat 0 – 1 phr
CNR 0 - 12
phr BPO
0 - 0,1 mr
Persyaratan Aspal Dipenuhi  Penetrasi,
titik Lembek, Daktilitas, Berat Jenis,
Penurunan Berat TFOT, Penetrasi
TFOT
Pengujian Sifat Termal -
Uji DTA Tidak
Agregat
Persyaratan Agregat Dipenuhi
Penyerapan Air, Berat jenis, Los
Angles Tidak
ya
ya
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian  ini  dilakukan  dengan  pengujian-pengujian  yang  sesuai  dengan pedoman-pedoman pengujian yang ada dan juga didukung dengan peralatan yang
sudah  dikalibrasi  dengan  hasil  penelitian  meliputi:  penelitian  sifat  fisik  aspal, penelitian sifat aspal yang ditambahkan karet alam siklik Aspal-CNR, penelitian
sifat fisik agregat, dan penelitian campuran aspal dengan melakukan uji Marshall.
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1
Hasil Penelitian Sifat Fisik Aspal
Hasil penelitian sifat fisik Aspal dilakukan dengan material aspal tipe Pen 80100.  Penelitian  ini  dilakukan  di  laboratorium  aspal  Politeknik  Negeri  Medan.
Hasil penelitian sifat fisik aspal dipresentasikan pada Tabel 4.1. berikut: Tabel 4.1. Tabel Hasil Pengujian Sifat Fisika Aspal Murni
No Jenis Pengujian
Metode Persyaratan
Hasil Katerangan
1 Penetrasi, 25 ‘C; 100 gr;
5 dctik; 0,1 mm SNI 06-2456-1991
80 – 99 91,25
Memenuhi 2
Titik Lembek,’C SNI 06-2434-1991
46 – 54 49,25
Memenuhi 3
Daktilitas 25 ‘C, cm SNI 06-2432-1991
Min. 100 105
Memenuhi 4
Berat jenis SNI 06-2441-1991
Min, 1,0 1,0276
Memenuhi 5
Penurunan Berat dengan TFOT,  berat
SNI 06-2440-1991 Max. 1
0,0152 Memenuhi
6 Penetrasi setelah
penurunan berat,  asli SNI 06-2456-1991
Min. 50 62,1
Memenuhi 7
Berat Jenis Setelah penurunan berat,  asli
- -
0,0102 -
8 Titik Lembek Setelah
penurunan berat,  asli -
- 56,25
-
Dari  keseluruhan  persyaratan  fisika  aspal,  yang  dapat  dilakukan  adalah sebanyak  8  delapan  parameter.  Sesuai  dengan  hasil  dari  pengujian  yang
dilakukan untuk bahan aspal sudah memenuhi persyaratan dan dapat digunakan sebagai
bahan campuran aspal.
Universitas Sumatera Utara
4.1.2 Hasil  Penelitian  Aspal – CNR  dan  Aspal–CNR-Asam  Akrilat  dan
Benzoil Peroksida Aspal-CNR-AA-BPO
Hasil  pemeriksan  sifat  fisik  aspal  dicampur  dengan  CNR  Aspal-CNR dipresentasikan pada Tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2. Tabel Hasil Pengujian Persyaratan Aspal Setelah Dicampurkan Dengan Karet Alam Siklik Aspal-CNR
No Jenis Pengujian
Persyaratan Hasil
Aspal + 0 phr
CNR Aspal
+ 3 phr CNR
Aspal + 6 phr
CNR Aspal
+ 9 phr CNR
Aspal+ 12 phr
CNR
1 Penetrasi, 25 ‘C; 100
gr; 5 dctik; 0,1 mm 80 – 99
91,20 97,30
90,40 67,60
65,20 2
Titik Lembek,’C 46 – 54
49,25 45,75
47 49,25
49,35 3
Daktilitas 25 ‘C, cm Min. 100
105 104
107,5 107,5
107,5 4
Berat jenis Min, 1,0
1,0276 1,0346
1,0363 1,0485
1,0336 5
Penurunan Berat TFOT, berat
Max. 1 0,0152
0,0296 0,0483
0,1065 0,1333
6 Penetrasi setelah
penurunan berat,  asli Min. 50
62,10 74,30
62,40 41,20
35,60 7
Berat Jenis Setelah penurunan berat,  asli
- 1,0102
1,0288 1,0358
0,9902 1,0071
8 Titik Lembek Setelah
penurunan berat,  asli -
56,25 50,00
51,50 56,75
57,25
Selain  dengan  menambahkan  CNR,  dalam  penelitian  ini  juga  dilakukan modifikasi dengan menambahkan asam akrilat AA dan  BPO. Asam akrilat dan
BPO merupakan zat yang berfungsi sebagai perekat campuran dua zat atau lebih. Tabel 4.3. Tabel Hasil Pengujian Persyaratan Aspal Setelah Dicampurkan Dengan
Karet Alam Siklik CNR, Asam Akrilat AA dan BPO
No Jenis Pengujian
Persyaratan Hasil
Aspal + 6 phr
CNR Aspal + 6
phr CNR
+ 0,1 phr AA + 0,5
mr BPO Aspal + 6
phr CNR
+ 0,5 phr AA + 0,5
mr BPO Aspal + 6
phr CNR
+ 1 phr AA + 0,5
mr BPO
1 Penetrasi, 25 ‘C; 100
gr; 5 dctik; 0,1 mm 80 – 99
90,40 85,60
79,50 74,60
2 Titik Lembek,’C
46 – 54 47
47,75 48,1
48,85 3
Daktilitas 25 ‘C, cm Min. 100
107,5 107,5
104 105
4 Berat jenis
Min, 1,0 1,0363
1,0367 1,0411
1,0227 5
Penurunan Berat TFOT,  berat
Max. 1 0,0483
0,0559 0,0913
0,1
Universitas Sumatera Utara
No Jenis Pengujian
Persyaratan Hasil
Aspal + 6 phr
CNR Aspal + 6
phr CNR
+ 0,1 phr AA + 0,5
mr BPO Aspal + 6
phr CNR
+ 0,5 phr AA + 0,5
mr BPO Aspal + 6
phr CNR
+ 1 phr AA + 0,5
mr BPO
6 Penetrasi setelah
penurunan berat,  asli Min. 50
62,40 57,90
50,20 43,40
7 Berat Jenis Setelah
penurunan berat,  asli -
1,0358 0,8374
0,9991 1,0021
8 Titik Lembek Setelah
penurunan berat,  asli -
51,50 53,25
55,25 56,00
Secara lengkap hasil penelitian dapat dilihat pada lampiran. Sesuai dengan hasil  dari  pengujian  yang  dilakukan  antara  aspal  dengan  bahan  tambah  CNR
dengan  komposisi  bahan  tambah  3  phr,  6  phr,  9  phr  dan  12  phr  dan  aspal  yang ditambahkan  asam  akrilat  dan  BPO  memberikan  pengaruh  terhadap  sifat  fisik
aspal.
4.1.2. 1 Pengujian  Penetrasi dan  Penetrasi  setelah  TFOT Thin  Film  Oven