3.3.2 Pengujian Sifat Fisik Persyaratan Aspal
Melakukan pengujian karakteristik sifat fisik aspal sesuai dengan SNI. Pengujian terhadap sampel dilakukam dalam bentuk pengujian sifat fisik aspal
yang meliputi uji penetrasi, uji titik lembek, uji daktilitas, uji berat jenis, uji penurunankehilngan berat dan uji penetrasi setelah penurunan berat dari aspal
yang telah termodifikasi menurut SNI. Proses pelaksanaan pengujian sampel dilakukan sebagai berikut:
3.3.2. 1 Uji Penetrasi
Proses pengujian penetrasi antara lain: 1. Letakkan benda uji dalam tempat air dan masukkan tempat air tersebut
kedalam bak perendam bersuhu 25
o
C. 2. Pasang jarum pada pemegang jarum dan letakkan pemberat 50 gram diatas
jarum untuk memperoleh beban sebesar 100 ± 0,1 gram; 3. Turunkan jarum perlahan-lahan sehingga jarum menyentuh permukaan benda
uji; 4. Lepaskan pemegang jarum dan serentak jalankan stop watch selama 5 ± 0,1
detik.
3.3.2. 2 Uji Titik Lembek
Pengujian titik lembek dilakukan melaui 2 tahap, yaitu tahap Persiapan dan pembuatan benda uji serta tahap pengujian. Tahap persiapan dan pembuatan
uji titik lembek dilakukan dengan langkah sebagai berikut: 1. Panaskan aspal, aduk dengan teratur untuk menghindari pemanasan berlebih
pada suatu tempat dan menghindari terjadinya gelembung pada saat benda uji dituang, setelah cair aspal siap untuk dituang.
2. Panaskan 2 cetakan cincin pada temperatur penuangan, kemudian letakkan cetakan cincin di atas pelat persiapan benda uji yang telah diberi salah satu
dari media persiapan benda uji; 3. Tuangkan aspal yang telah dipanaskan ke dua cetakan cincin sampai berlebih.
Diamkan benda uji selama 30 menit pada temperatur ruang;
Universitas Sumatera Utara
4. Bila benda uji telah dingin, potong bagian aspal yang berlebih di atas cincin dengan pisau atau spatula panas, sehingga lapisan aspal pada cincin penuh dan
rata dengan bagian atas cincin. Setelah persiapan dan pembuatan benda uji dilakukan, maka tahapan
berikutnya adalah tahap pengujian sampel dengan langkah sebagai berikut: 1. Air suling yang telah dididihkan untuk titik lembek antara 30°C sampai dengan
80°C, gunakan termometer 15°C, temperatur pemanasan bejana perendam mulai pada 5°C – 1°C;
2. Siapkan peralatan, benda uji, pengarah bola dan termometer. Isi bejana perendam dengan cairan perendam sampai dengan 105 ± 3 mm, masukkan
peralatan pada tempatnya dalam bak perendam. 3. Tempatkan dua bola baja pada dasar bak perendam dengan menggunakan
penjepit, agar benda uji memperoleh temperatur yang merata. 4. Tempatkan bejana perendam dan peralatan di dalamnya pada air es di dalam
bak perendam, pertahankan temperatur perendaman selama 15 menit. Jaga dengan hati-hati tidak terjadinya kontaminasi antara cairan perendam dalam
bejana dengan air es dalam bak perendam. 5. Letakkan bola baja yang telah dikondisikan dalam bak perendam menggunakan
penjepit di atas alat pengarah bola. 6. Panaskan bejana perendam dengan kecepatan rata-rata kenaikan temperatur
5°Cmenit. Bila perlu lindungi bejana perendam dari angin menggunakan penghalang. Kecepatan rata-rata pemanasan tidak berlebih selama proses
pengujian. Maksimum variasi kenaikan temperatur untuk periode 1 menit pertama sampai menit ke 3 adalah ± 0,5°C. Kenaikan kecepatan temperatur di
luar batas yang diizinkan harus diulang. Kecepatan pemanasan adalah penting. Pembakar gas atau pemanas listrik dapat digunakan, tetapi bila pemanasan
listrik rendah, menyebabkan kecepatan pemanasan bervariasi, ikuti petunjuk kecepatan pemanasan untuk mendapatkan hasil yang baik.
7. Catat temperatur pada saat bola yang diselimuti aspal jatuh menyentuh pelat dasar. Tidak ada koreksi untuk temperatur pemanasan. Bila perbandingan
Universitas Sumatera Utara
antara 2 temperatur pada saat bola baja yang diselimuti aspal jatuh menyentuh pelat dasar terdapat perbedaan melebihi 1
o
C, ulangi pengujian titik lembek.
3.3.2. 3 Uji Daktilitas