2.9. 2 Uji Titik Lembek
Pengujian  kepekaan  aspal  terhadap  temperatur  dilakukan  melalui pengujian  titik  lembek. Titik  lembek  merupakan  temperatur  pada  saat  bola  baja
dengan berat tertentu, mendesak turun lapisan  aspal  yang tertahan dalam cincin berukuran tertentu, sehingga aspal  menyentuh pelat dasar yang terletak di bawah
cincin  pada  jarak  25,4  mm,  sebagai  akibat  kecepatan  pemanasan  tertentu.  Aspal sebagai    bahan  viskoelastik  tanpa  penentuan  titik  lembek  yang  tepat,  secara
perlahan  menjadi  kurang  viskos  dan  encer  bila  temperatur  meningkat.  Untuk alasan  ini,  maka  pengujian  titik  lembek  harus  diuji  dengan  cara  uji  yang  baku.
Titik lembek di dalam persyaratan aspal, untuk konsistensi dalam pengiriman atau suplai. Titik lembek dapat sebagai indikasi kecenderungan aspal melunak akibat
kenaikan temperatur pada  perkerasan jalan. Metode dan prosedur pengujian titik lembek  mengacu  kepada  SNI  No.06-2434-1991.  Ilsutrasi  pengujian  titik  lembek
aspal dapat dilihat pada gambar dibawah.
a                                                              b Gambar 2.3. Ilustrasi Pengujian Titik Lembek Aspal,
a Sampel Pengujian dalam cetakan, dan b Proses Pengujian Titik Lembek Sumber: Dokumentasi Pribadi
2.9. 3 Uji Titik Nyala
Pengertian titik nyala adalah suhu pada saat terlihat nyala singkat kurang dari 5 detik pada suatu titik diatas permukaan aspal, sedangkan titik bakar adalah
suhu  pada  saat  terlihat nyala  sekurang-kurangnya  5  detik  pada  suatu  titik  pada permukaan aspal. Metode pengujian dilakukan dengan berpedoman pada SNI 06-
2433-1991.  Metode  ini  dimaksudkan  sebagai  acuan  dan  pegangan  dalam
Universitas Sumatera Utara
pelaksanaan  pengujian  titik  nyala  dan  titik  bakar  bahan  aspal  dengan cleveland open cup. Peralatan pengujian titik nyala dan titik bakar dapat dilihat pada gambar
2.4 dibawah ini.
Gambar 2.4. Ilustrasi Pengujian Titik Nyala Aspal Sukirman, 2012
2.9. 4 Uji Daktilitas
Daktilitas  aspal  adalah  nilai  keelastisitasan  aspal,  yang  diukur  dari  jarak terpanjang, apabila antara dua cetakan berisi bitumen keras  yang ditarik sebelum
putus pada suhu 25
o
C dan dengan kecepatan 50 mmmenit. Prosedur pengujian mengikuti  SNI  06 -2432-1991. Pengujian  daktilitas  dilakukan  dengan  mencetak
aspal  dalam  cetakan  dan  meletakkan  contoh  aspal  kedalam  tempat  pengujian seperti gambar dibawah.
a b
Gambar 2.5. Ilustrasi Pengujian Duktilitas Aspal, a Alat Pengujian Daktilitas, dan b Proses Pengujian Daktilitas
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Universitas Sumatera Utara
Tempat pengujian bak berisi cairan dan dilakukan pada suhu 25
o
C. Nilai daktilitas  aspal  adalah  panjang  contoh  aspal  ketika  putus  pada  saat  dilakukan
penarikan. Satuan dari nilai daktilitas aspal adalah centi meter cm.
2.9. 5 Uji Berat Jenis
Berat jenis aspal adalah perbandingan antara berat aspal padat dan berat air suling  dengan  ini  yang  sama  pada  suhu  25
o
C  atau  25,6
o
C.  Metode  pengujian berat  jenis  aspal  mengacu  kepada  SNI  06-2441-1991.  Ruang  lingkup  metode
pengujian ini dilakukan terhadap semua aspal padat dan hasilnya dapat digunakan dalam  pekerjaan  perencanaan  campuran  serta  pengendalian  mutu  pengerasan
jalan. Selain itu metode ini sebagai acuan dan pegangan dalam pelaksanaan berat jenis aspal dengan tujuan untuk menentukan berat jenis aspal padat.
2.9. 6 Uji Kelarutan