23 Latar tempat merujuk pada tempat yang berlangsungnya peristiwa-
peristiwa dalam biografi tersebut. Dalam biografi The Swordless Samurai karya Kitami Masao lokasi tempat berlangsungnya cerita
adalah di Negara Jepang. -
Latar waktu Latar waktu menunjukkan kapan terjadinya konflik dalam cerita. Dalam
biografi The Swordless samurai karya Kitami Masao waktu terjadinya konflik dalam cerita berkisar antara tahun 1536-1596.
- Latar SosialSuasana
Latar Sosial atau suasana menunjukkan kondisi atau situasi saat terjadinya adegan atau konflik. Dalam biografi The Swordless Samurai
karya Kitami Masao latar sosial yang terjadi pada masyarakat Jepang pada saat itu masa pemerintahan feodal.
2.3 Definisi Sosiologi Sastra
Sosiologi sastra berasal dari kata sosiologi dan sastra. Sosiologi berasal dari kata sosio Yunani socius berarti bersama-sama, bersatu, kawan, teman dan logi
logos berarti sabda, perkataan, perumpamaan. Perkembangan berikutnya mengalami perubahan makna, sosiosocius berarti masyarakat, logilogos berarti
ilmu. Jadi, sosiologis berarti ilmu mengenai asal-usul pertumbuhan evolusi mayarakat, ilmu pengetahuan yang mempelajari keseluruhan jaringan hubungan
antar manusia dalam masyarakat, sifatnya umum, rasional, dan empiris. Sastra dari akar kata sas Sansekerta berarti mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk
dan instruksi. Akhiran kata tra berarti alat, sarana. Jadi, sastra berarti kumpulan
Universitas Sumatera Utara
24 alat untuk mengajar., buku, petunjuk atau buku pengajaran yang baik. Makna kata
sastra lebih spesifik sesudah terbentuk menjadi kata jadian, yaitu kesusastraan, artinya kumpulan hasil karya yang baik Ratna dalam Astuti, 2014:37
Sosiologi sastra adalah penelitian terhadap karya sastra dengan mempertimbangkan keterlibatan struktur sosialnya. Jadi, penelitian sosiologi
sastra, dilakukan dengan cara mendeskripsikan, memahami, dan menjelaskan unsur-unsur karya sastra dalam kaitannya dengan perubahan struktur sosial yang
terjadi di sekitarnya Ratna, 2003:25. Menurut Endraswara dalam Rokhmansyah 2014:147 sosiologi sastra
adalah penelitian tentang: a studi ilmiah manusia dan masyarakat secara obyektif, b studi lembaga lembaga sosioal lewat sastra dan sebaliknya, c studi proses
sosial, yaitu bagaimana khidupan masyarakat bekerja dan bagaimana masyarakat melangsungkan kehidupannya.
Sosiologi sebagai suatu pendekatan terhadap karya sastra yang masih mempertimbangkan karya sastra dan segi-segi sosial Wellek dan Warren dalam
Rokhmansyah 2014:148 membagi sosiologi sastra sebagai berikut : 1.
Sosiologi pengarang , profesi pengarang, dan istitusi sastra, masalah yang berkaitan di sini adalah dasar ekonomi produksi sastra, latar
belakang sosial status pengarang, dan ideologi pengarang yang terlibat dari berbagai kegiatan pengarang di luat karya sastra karena setiap
pengarang adalah warga masyarakat, ia dapat dipelajari sebagai makhluk sosial. Biografi pengarang adalah sumber utama, tetapi studi ini juga
dapat meluas ke lingkungan tempat tinggal berasal. Dalam hal ini, informasi tentang latar belakang keluarga, atau posisi ekonomi
Universitas Sumatera Utara
25 pengarang akan memiliki peran dalam pengungkapan masalah sosiologi
pengarang. 2.
Sosiologi karya sastra yang memasalahkan karya sastra itu sendiri yang menjadi pokok penelaahannya atau apa yang tersirat dalam karya sastra
dan apa yang menjadi tujuannya. Pendekatan yang umum dilakukan sosiologi ini mempelajari sastra sebagai dokumen sosial sebagai potret
kenyataan sosial. Beranggapan dengan berdasarkan pada penelitian Thomas Warton bahwa sastra mempunai kemampuan merekan cirri-ciri
zamannya. Bagi Warton dan para pengikutnya sastra adalah gudang adat-istiadat, buku sumber sejarah peradaban.
3. Sosiologi sastra yang memasalahkan pembaca dan dampak sosial karya
sastra, penagarang, dipengaruhi dan mempengaruhi masyarakat; seni tdak hanya meniru kehidupan, tetapi juga membentuknya. Banyak orang
meniru gaya hidup tokoh-tokoh dunia rekaan dan diterapkan dalam kehidupan.
Menurut pandangan pendekatan sosiologi sastra, karya sastra dilihat hubungannya dengan kenyataan, sejauh mana karya sastra itu mencerminkan
kenyataan. Kenyataan disini mengandung arti yang cukup luas, yakni segala sesuatu yang berada di luar karya sastra dan yang diacu oleh karya sastra.
Hal terpenting dalam sosiologi sastra adalah konsep cermin mirror. Dalam kaitan ini, sastra dianggap sebagai mimesis tiruan masyarakat. Kendati demikian,
sastra tetap diakui sebagai sebuah ilusi atau khayalan dari kenyataan. Dari sini, tentu sastra tidak semata-mata menyodorkan fakta secara mentah. Sastra bukan
Universitas Sumatera Utara
26 sekedar copy-an kenyataan, melainkan kenyataan yang telah ditafsirkan.
Kenyataan tersebut bukan jiplakan kasar, melainkan sebuah refleksi halus estetis. Tujuan dari pendekatan sosiologi sastra ini adalah untuk mendapat
gambaran yang lengkap, utuh, serta menyeluruh tentang hubungan timbal balik, sastrawan, karya sastra dan masyarakat. Pada penelitian ini, karya sastra
digunakan sebagai cerminan kehidupan masyarakat dengan berbagai masalah sosial yang dihadapi oleh Toyotomi Hideyoshi sebagai tokoh utama dalam
biografi “The Swordless Samurai” karya Kitami Masao khususnya tentang kepemimpinan Toyotomi Hideyoshi dan kehidupan masyarakat Jepang pada
zaman Azuchimomoyama.
2.4 Definisi Kepemimpinan