61 berfokus pada hubungan pemimpin-bawahan tanpa adanya usaha untuk
menciptakan perubahan bagi bawahan Riberu dalam Astuti, 2014:15.
3. Gaya Transformasional
Berikut cuplikan dalam biografi The Swordless Samuarai yang menunjukkan gaya transformasional Toyotomi Hideyoshi, yaitu :
Cuplikan 1 hal. 164-165 :
Gempa bumi akan berseri-seri jika aku memmujinya. Wajahnya akan menjadi semerah kepiting rebus, sampai ke ujung telinganya yang besar. Aku
senang sekali melihat wajahnya yang merah muda terang di atas tubuh raksasanya sehingga aku akan selalu mencari kesempatan untuk memujinya lagi dan lagi. Dan
semakin aku sering melakukannya, semakin besar usahanya untuk mendapatkan pujian lewat kinerjanya yang memukau. Melihat hal ini, anak buahku yang lain
berusaha untuk mendapatkan pujian, dan dalam usaha mereka untuk mendapatkan itu, mereka melakukan pencapaian yang lebih baik lagi.
Jauh sebelumnya dalam catatan karierku, seorang pengikutku bernama Miyabe pindah bekerja untuk jendral lain. Di kemudian hari, serelah
pencapaianku terkenal di seluruh Jepang, jendral ini bertanya pada Miyabe bagaimana rasanya berkerja denganku. Bagaimana aku bias menyelesaikan tugas-
tugas mustahil, terus tanpa henti, dalam sebuah rangkaian keberhasilan demi keberhasilan yang berturut-turut ?
Setiap orang memiliki kekuatan dan kelemahannya masing masing, sehingga seorang pemimpin harus
mengembangkan kemampuan untuk menemukan dan memuji kelebihan-kelebihan yang ada pada diri setiap orang.
Universitas Sumatera Utara
62
Analisis :
“Yah, Lord Hideyoshi tidak jauh berbeda dengan yang lain,” demikian catatan tentang komentar Miyabe,” kecuali caranya menghormati pujian dan
penghargaan. Ia bahkan memuji pencapain remeh yang diraih bawahannya yang terendah sekalipun dan menghargai pencapaian pencapain yang luar biasa dengan
imbalan yang jauh melampaui perkiraan. Itu membuat para pengikutnya meningkatkan pencapaian mereka lagi.”
Beradasarkan cuplikan di atas menunjukkan gaya kepemimpinan transformasinal Toyotomi Hideyoshi yang sangat perhatian kepada keberhasilan
bawahannya. Toyotomi Hideyoshi memuji pencapaian dari bawahannya bahkan bawahan yang paling rendah sekalipun. Seorang bawahan yang mendapatkan
pujian dari atasan merupakan sebuah hadiah yang istimewah bagi bawahan. Sehingga para bawahan berlomba-lomba untuk melakukan sebuah keerhasilan
demi mendapatkan pujian dari atasan mereka. Seperti yang ada dalam cuplikan berikut “Melihat hal ini, anak buahku yang lain berusaha untuk mendapatkan
pujian, dan dalam usaha mereka untuk mendapatkan itu, mereka melakukan pencapaian yang lebih baik lagi.
Sebagai pemimpin Toyotomi Hideyoshi mengubah cara pandang bawahan terhadap atasan. Atasan tidak selamanya sebagai sosok yang kejam. Toyotomi
Hideyoshi telah berhasil mendapatkan kesetian bawahannya. Dengan memberikan pujian kepada bawahan menjadikan Toyotomi Hideyoshi telah menjadi pemimpin
baik. Gaya kepemimpinan transformasional Toyotomi Hideyoshi ini dapat dilihat dari cuplikan berikut “Yah, Lord Hideyoshi tidak jauh berbeda dengan yang
lain,” demikian catatan tentang komentar Miyabe,” kecuali caranya
Universitas Sumatera Utara
63 menghormati pujian dan penghargaan. Ia bahkan memuji pencapain remeh yang
diraih bawahannya yang terendah sekalipun dan menghargai pencapaian pencapain yang luar biasa dengan imbalan yang jauh melampaui perkiraan. Itu
membuat para pengikutnya meningkatkan pencapaian mereka lagi”. Pemimpin transformasional mencurahkan perhatian pada hal-hal dan
kebutuhan pengembangan dari masing-masing pengikut. Pemimpin transormasional mengubah kesadaran para pengikut akan persoalan-persoalan
dengan membantu mereka memandang masalah lama dengan cara yang baru, dan mereka mampu mengairahkan, membangkitkan dan mengilhami paa pengikut
untuk mengeluarkan upaya ekstra demi mencapai sasaran kelompok Riberu dalam Astuti, 2014:15.
Cuplikan 2 Hal. 169-170 :
Pujian tertulis adalah bentuk penghargaan yang penting, karena bisa menentukan ururtan duduk pada saat rapat dewan petinggi militer. Pengikut yang
mendapat pujian tertulis paling banyak akan duduk di sebelah jendral mereka. Jumlah pujian yang mereka terima juga menentukan hak mereka memberikan
interupsi pada saat pengambilan keputusan. Hal-hal seperti ini cukup mengambil perhatian para samurai, yang sangat peduli dengan kedudukan meraka di dunia ini.
Pujian tertulis hanyalah satu dari sekian banyak penghargaan yang bukan berbentuk uang. Setiap kali sebuah peperangan berakhir, aku akan menhadiahkan
pedang, baju zirah, dan hadiah-hadiah lain untuk mereka yang sudah melakukan sesuatu yang luar biasa. Aku selalu melakukannya saat itu juga, untuk
memperingati sumbangsi mereka dalam hal ketangguhan dan keberanian sesegera
Universitas Sumatera Utara
64 mungkin. Mereka yang menerima hadiah tersebut sangat bangga—dan biasana
akan menjadikan hadiah hadiah secamam itu sebagai pusaka keluarga yang diwariskan ke setiap generasi.
Analisis :
Bedasarkan cuplikan yang tergambar di atas Toyotomi Hideyoshi memiliki gaya kepemimpinan transformasional. Toyotomi Hideyoshi mencurahkan
perhatian kepada para bwahan. Toyotomi Hideyoshi memberikan penhargaan berupa hadiah kepada bawahannya. Hadiah pemberian Toytomi Hideyoshi
dijadikan barang pusaka oleh para bawahannya. Karena seorang atasan yang memberikan hadiah kepada bawahan merupakan sebuah penghargaan yang luar
biasa. Hal ini tentu mengubah cara pandang bawahan terhadap atasan. Gaya kepemimpinan transformasional Toyotomi Hideyoshi dapat dilihat
dari cuplikan berikut “Setiap kali sebuah peperangan berakhir, aku akan menhadiahkan pedang, baju zirah, dan hadiah-hadiah lain untuk mereka yang
sudah melakukan sesuatu yang luar biasa. Aku selalu melakukannya saat itu juga, untuk memperingati sumbangsi mereka dalam hal ketangguhan dan keberanian
sesegera mungkin. Mereka yang menerima hadiah tersebut sangat bangga—dan biasana akan menjadikan hadiah hadiah secamam itu sebagai pusaka keluarga
yang diwariskan ke setiap generasi.” Pemimpin transformasional mencurahkan perhatian pada hal-hal dan
kebutuhan pengembangan dari masing-masing pengikut. Pemimpin transormasional mengubah kesadaran para pengikut akan persoalan-persoalan
dengan membantu mereka memandang masalah lama dengan cara yang baru, dan mereka mampu mengairahkan, membangkitkan dan mengilhami paa pengikut
Universitas Sumatera Utara
65 untuk mengeluarkan upaya ekstra demi mencapai sasaran kelompok Riberu
dalam Astuti, 2014:15.
4. Gaya Visioner