55 ini merupakan strategi Toyotomi Hideyoshi untuk meraih visinya yaitu negara
Jepang yang damai dan bersatu. Menurut Alimansyah dan Pandji 2004:81 mengartikan bahwa strategi adalah wujud rencana yang terarah untuk memperoleh
hasil yang maksimal. Dalam hal ini strategi dalam setiap organisasi merupakan suatu rencana keseluruhan untuk mencapai suatu tujuan dengan merumuskan
kebijakan dan teknik tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat.
3.2.2.2 Gaya Kepemimpinan Toyotomi Hideyoshi
Berikut adalah gaya kepemimpinan Toyotomi Hideyoshi yang dapat dilihat melalui cuplikan berikut :
1. Gaya Kharismatik :
Berikut cuplikan dalam biografi The Swordless Samuarai yang menunjukkan gaya kharismatik Toyotomi Hideyoshi, yaitu :
Cuplikan 1 Hal 202-203 :
“Aku akan membayarmu dengan seluruh gaji bulanan yang kuterima dari Lord Nobunaga,” janjiku.
Hanbei terperangah. Untuk pertama kalinya ia menyadari seberapa jauh aku akan berusaha menjadikannya penasihat. Setelah terdiam lama sekali, ia
mengucapkan kata-kata yang telah ku tunggu selama berminggu-minggu. “Seandainya Nobunaga sendiri yang datang menemuiku,” ujarnya perlahan,
“ia akan pulang dengan tangan kosong. Tapi keteguhanmu dan kekuatan karaktermu membuat aku terpesona. Aku akan bergabung denganmu melawan
Tatsuoki”.
Universitas Sumatera Utara
56
Analisis :
Berdasarkan cuplikan di atas kharisma Toyotomi Hideyoshi dapat dilihat. Dengan kemampuan yang luar biasa Toyotomi Hideyoshi dapat meyakinkan
Hanbei, seorang ahli strategi yang keluar dari jalan samurai yang muak terhadap perang. Dengan kerja keras yang ekstra Toyotomi dapat membujuk Hanbei ke
pihaknya dan menjadikannya penasihat. Kharisma Toyotomi Hideyoshi dapat di lihat dari cuplikan berikut “Tapi keteguhanmu dan kekuatan karaktermu membuat
aku terpesona. Aku akan bergabung denganmu melawan Tatsuoki”. Para pengikut terpacu kemampuan kepemimpinan yang heroik atau yang
luar biasa ketika mereka mengamati perilaku-perilaku tertentu pemimpin mereka Riberu dalam Astuti, 2014: 15.
Cuplikan 2 Hal. 115 :
Lord Kagekatsu setuju dengan Naoe dan datang menemuiku, hanya ditemani lima belas pengikut. Kami dengan segera mencapai persetujuan, dan
Kagekatsu begitu senang dengan negoisasi tersebut hingga ia yang menemani kami sampai melewati Pantai Nyawa-Ditanggung-Sendiri dngan aman.
Seorang pengamat menulis bahwa, “Sikap Hideyoshi begitu memukau dan lepas dari segala pakem; tak seorang pun akan menduga bahwa ia ada di wilayah
yang penuh dengan musuh yang mengancam, tanpa pertahanan. Kagekatsu begitu terkesan sehingga ia mulai melihat bahwa ia berurusan dengan seorang yang lebih
hebat dari dirinya sendiri, dan menyimpulkan bahwa berperang melawan Hideyoshi sama sekali bukan hal yang bijaksana.
”
Universitas Sumatera Utara
57
Analisis :
Berdasarkan cuplikan di atas dapat dilihat kharisma Toyotomi Hideyoshi. Sikap Toyotomi Hideyoshi yang berani menuju ke wilayah yang penuh musuh
yang mengancam demi meyakinkan Kagekatsu. Kagekatsu merupakan seorang daimyo yang ingin dijadikan Toyotomi Hideyoshi sekutu. Kagekatsu sampai
terkesan dengan sosok Toyotomi Hideyoshi. Kagekastsu akhirnya rela tunduk kepada Toyotomi Hideyoshi demi penayatuan negeri Jepang. Kharisma Toyotomi
Hideyoshi dapat dilihat dari cuplikan berikut “Kagekatsu begitu terkesan sehingga ia mulai melihat bahwa ia berurusan dengan seorang yang lebih hebat
dari dirinya sendiri, dan menyimpulkan bahwa berperang melawan Hideyoshi sama sekali bukan hal yang bijaksana”
Para pengikut terpacu kemampuan kepemimpinan yang heroik atau yang luar biasa ketika mereka mengamati perilaku-perilaku tertentu pemimpin mereka
Riberu dalam Astuti, 2014: 15.
2. Gaya Trasnsaksional