46
7. Fairness atau Keadilan
Berikut cuplikan dalam biografi The Swordless Samurai yang menunjukkan keadilan Toyotomi Hideyoshi sebagai seorang pemimpin yang berkarakter :
Cuplikan 1 hal. 151-152 :
“Setelah memikirkan apa yang terjadi,” ujar Hideyoshi, “aku sampai pada kesimpulan bahwa yang dikatakan Motoyuki adalah benar, menurut anggapannya
sendiri. Ia mungkin memilih kata-katanya secara sembarangan, tapi ia berhak mengucapkannya. Langkahku dalam mengadakan pertunjukkan ini bukan karena
kegilaan atau karena haus hiburan. Semua ini dilakukan untuk menunjukkan lawan yang sedang mempertahankan benteng bahwa kita merasa bahwa diri kita
perkasa dan menganggap pertarungan dengan mereka bagai permainan anak-anak semata. Itulah strategiku untuk menurunkan semangat tentara musuh. Tapi
Motoyuki tidak sadar tentang hal ini. Jadi, dari penafsiranya, sikapku terlalu konyol.
Mata Kagekatsu melebar, tapi ia menahan lidahnya. “Jadi, akulah yang bersalah karena membiarkan harga diri menhalangi
pertimbanganku. Semestinya aku memberi penghrgaan, bukan hukuman, kepada mereka yang telah mengutarakan pikiran mereka.”
“Ratusan pejabat dan samurai terkenal yang menghadiri pertunjukan ini tak sedikit pun memberi komentar. Bagi orang berpangkat rendah seperti Motoyuki
untuk mempertanyakan hal itu di depan umum menunjukkan keberanian, sesuatu yang sebenarnya ingin kulihat dalam diri bawah-bawahanku.
“Motoyuki memang mengolok-olok diriku, tapi dengan melakukan hal itu ia menunjukkan bahwa ia adalah manusia merdeka yang bebas mengungkapkan
Universitas Sumatera Utara
47 pikirannya bahkan tentang pejabat yang ada di tingkat paling tinggi. Dengan cara
ini ia mengingatkanku pada diri sendiri saat masih muda dulu. Bagaimana mungkin aku menghukum orang yang memiliki sesuatu yang ku kagumi dalam
diriku sendiri? Kita semua bisa belajar dari keberanian Motoyuki. Kagekatsu, sebaiknya kau masukkan Motoyuki kedalam pasukan utamamu dan jadikan dia
letnan.” Sebagai catatan, Kagekatsu benar benar mengangkat Motoyuki menjadi
jenderal. Dan di tahun tahun berikutnya orang yang berani mempertanyakan kebijaksanaanku terus meraih prestasi lagi dan lagi.
Analisis :
Berdasarkan cupliakn di atas tergambar bahwa Toyotomi Hideyoshi sebagai pemimpin menunujukan sifat adil. Toyotomi Hideyoshi memeriksa semua fakta
dan mendengar semua orang sebelum memberikan penilaian. Toyotomi Hideyoshi telah berhasil melihat fakta yang ada dan mencoba untuk memberikan penilaian.
Seperti yang tergambarkan pada cuplikan ini ““Setelah memikirkan apa yang terjadi,” ujar Hideyoshi, “aku sampai pada kesimpulan bahwa yang dikatakan
Motoyuki adalah benar, menurut anggapannya sendiri.” ” Sebagai seorang pemimpin Toyotomi Hideyoshi memaafkan anak buahnya
yang telah menglok-ngolok dirinya. Toyotomi Hideyoshi pun menyarankan kepada Kagetsugu agar Motoyuki diberikan penghargaan atas keberaniannya
mengungkapkan apa yang ia pikirkan terhadap Toyotomi Hideyoshi. Seperti dalam cuplikan berikut ““Jadi, akulah yang bersalah karena membiarkan harga
diri menhalangi pertimbanganku. Semestinya aku memberi penghrgaan, bukan hukuman, kepada mereka yang telah mengutarakan pikiran mereka” ”.
Universitas Sumatera Utara
48 Seorang pemimpin yang adil adalah pemimpin yang tidak memihak dan
konsekwen dalam memberikan penghargaan atau pidana. Menurut Halaka dalam Suparno Sudarwan Danim 2012:128 keadilan berarti berhubungan dengan
orang secara konsisten dan adil. Seorang pemimpin harus memeriksa semua fakta dan mendengarkan semua orang sebelum memberikan penilaian. Dia harus
menghindari melompat ke kesimpulan berdasarkan bukti-bukti tidak lengkap. Ketika orang merasa diperlakukan dengan adil mereka akan mengapresiasi
pemimpina dengan loyalitas dan dedikasi.
8. Assertiviness atau Ketegasan