tidak  mungkin  mempelajari  semua  yang  ada  pada  populasi,  misalnya  karena keterbatasan  dana,  tenaga  dan  waktu,  maka  peneliti  dapat  menggunakan  sampel
yang  diambil  dari  populasi  itu.  Apa  yang  dipelajari  dari  sampel  itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil
dari populasi harus betul-betul representatif mewakili. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara Purposive Sampling, karena
didasarkan  oleh  pertimbangan  yaitu  keterbatasan  waktu,  tenaga,  dan  dana sehingga  penulis  tidak  dapat  mengambil  sampel  yang  besar  dan  jauh.  Maka
sampel yang dipilih adalah nasabah dan semua orang yang memiliki urusan  pada salah  satu  bank  di  Medan.  Selanjutnya  digunakan  teknik  Quota  Samplig,  untuk
menentukan  sampel  dari  populasi  yang  mempunyai  ciri-ciri  tertentu  sampai jumlah  kuota  yang  diinginkan.  Jumlah  sampel  pada  penelitian  ini  ditentukan
yaitu 100 responden.
3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Studi Lapangan
Studi  lapangan  dilakukan  untuk  memperoleh  data  primer  yaitu  data  yang diperoleh  secara  langsung  dari  sumber  informasi.  Tujuannya  untuk  mengetahui
kondisi sistem layanan dan situasi yang ada  pada salah satu bank di Medan yang diperoleh  dengan  cara  pengamatan  langsung  untuk  mendukung  data  yang
dilakukan  melalui  penyebaran  kuesioner  dan  hal-hal  yang  berkaitan  dengan penelitian.
3.4.2 Skala Likert
Adapun  skala  pengukuran  yang  digunakan  pada  jawaban  kuesioner  adalah  skala likert.  Skala  likert  digunakan  untuk  mengukur  sikap,  pendapat,  dan  persepsi
seseorang  tentang  kejadian  atau  gejala  sosial.  Dalam  penelitian  gejala  sosial  ini telah  ditetapkan  secara  spesifik  oleh  peneliti,  yang  selanjutnya  disebut  sebagai
variabel penelitian Riduwan, 2002.
Universitas Sumatera Utara
Untuk  mengukur  tingkat  persepsi  terhadap  layanan  yang  diberikan, digunakan skala likert yang diungkapkan dengan kata-kata sebagai berikut:
a. Sangat Tidak Puas dengan angka 1.
b. Kurang Puas dengan angka 2.
c. Cukup Puas dengan angka 3.
d. Puas dengan angka 4.
e. Sangat Puas dengan angka 5.
Sedangkan  untuk  mengukur  tingkat  harapan  layanan  yang  diberikan, digunakan skala likert yang diungkapkan dengan kata-kata sebagai berikut:
a. Sangat Tidak Penting dengan angka 1.
b. Kurang Penting dengan angka 2.
c. Cukup Penting dengan angka 3.
d. Penting dengan angka 4.
e. Sangat Penting dengan angka 5.
Dengan  menggunakan  skala  likert,  maka  variabel  yang  akan  diukur dijabarkan  menjadi  dimensi,  dimensi  dijabarkan  menjadi  sub  variabel  kemudian
sub  variabel  dijabarkan  lagi  menjadi  indikator-indikator  yang  dapat  diukur. Akhirnya  indikator-indikator  yang  terukur  ini  dapat  dijadikan  titik  tolak  untuk
membuat  instrumen  yang  berupa  pertanyaan atau  pernyataan  yang  perlu  dijawab oleh responden Riduwan, 2002.
3.4.3 Kuesioner
Kuesioner  merupakan  metode  pengumpulan  data  dengan  cara  membuat  daftar pertanyaan  tertulis  kepada  responden  yaitu  nasabah  dan  semua  orang  yang
memiliki urusan di bank untuk dijawab sesuai dengan penilaian mereka terhadap atribut-atribut dalam kuesioner. Alasan menggunakan teknik ini supaya responden
tidak  perlu memberikan  penjelasan  secara  panjang  lebar  dan  juga  sangat  praktis, tegas, hemat dan efisien dalam mengungkapkan inti persoalan. Cara ini digunakan
untuk memperoleh data primer yang diperlukan oleh peneliti. Daftar  pertanyaan  berisi  hal-hal  yang  ingin  diketahui,  berkaitan  dengan
kinerja  atau  kenyataan  serta  harapan  nasabah  terhadap  layanan  yang  diberikan,
Universitas Sumatera Utara
sesuai  dengan  kondisi  dan  keadaan  di  bank.  Atribut-atribut  dalam  kuesioner tersebut  dikelompokkan  kedalam  lima  dimensi  Service  Quality.  Kelima  dimensi
tersebut digunakan untuk mengukur kinerja pelayanan sebagai berikut: 1.
Bukti Fisik Tangible 2.
Kehandalan Reliability 3.
Daya Tanggap Responsiveness 4.
Jaminan Assurance 5.
Kepedulian Empathy
3.5 Metode Pengolahan Data