BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Kepuasan Pelanggan
Perasaan  puas  pelanggan  timbul  ketika  konsumen  membandingkan  persepsi mereka mengenai kinerja produk atau jasa dengan harapan mereka. Sementara itu
kepuasan  dan  ketidakpuasan  adalah  respon  pelanggan  terhadap  ketidaksesuaian disconfirmation  yang  dirasakan  antara  harapan  sebelumnya  atau  norma  kerja
lainnya  dan  kinerja  aktual  produk  yang  dirasakan  setelah  pemakaiannya Wahjono, 2010.
Terdapat  dua  variabel  utama  yang  menentukan  kepuasan  pelanggan,  yaitu expectations dan perceived peformance. Apabila perceived performance melebihi
expectations  maka  pelanggan  akan  puas,  tetapi  apabila  sebaliknya  maka pelanggan merasa tidak puas Wahjono, 2010.
Kepuasan  pelanggan  adalah  perasaan  senang  atau  kekecewaan  seseorang setelah  membandingkan  kinerja  atau  hasil  yang  dirasakan  dibandingkan  dengan
harapannya Kotler, 2000. Tingkat  kepuasan  satisfaction  timbul  karena  adanya  suatu  transaksi
khusus  antara  produsen  dengan  konsumen  yang  merupakan  kondisi  psikologis yang  dihasilkan  ketika  faktor  emosi  mendorong  harapan  expectations  dan
disesuaikan  dengan  pengalaman  mengkonsumsi  sebelumnya  perception Wahjono, 2010.
2.2  Kualitas Pelayanan Service Quality
Menurut  Hans  1996,  servqual  menghubungkan  pandangan  dari  konsumen  dan penyedia  jasa  mengenai  kualitas  pelayanan,  serta  merupakan  dasar  yang  baik
dalam  memahami,  mengukur  dan  memperbaiki  kualitas  pelayanan.  Model  ini lebih  dikenal  dengan  model  analisis  kesenjangan,  yang  merupakan  alat  untuk
menganalisa  penyebab  dari  masalah  pelayanan  dan  untuk  memahami  bagaimana kualitas pelayanan dapat diperbaiki.
Universitas Sumatera Utara
Menurut  Ndendo  dkk,  2007,  servqual  mempunyai  kelebihan  yaitu memiliki  kemampuan  diagnostik  yang  tinggi  dan  memiliki  konsep  yang  sesuai
dengan dimensi atau setting sistem informasi. Di  antara  berbagai  model  pengukuran  kualitas  pelayanan,  servqual
merupakan metode yang paling banyak digunakan Wisniewski, 2001; Arasli dkk, 2005.  Karena  frekuensi  penggunaannya  yang  tinggi,  servqual  dipandang
memenuhi syarat validitas  secara statistik Brysland dan Curry, 2001. Kualitas  pelayanan  perlu  diukur  setidaknya  karena  tiga  alasan  Brysland
dan Curry, 2001: 1.
Hasil  pengukuran  dapat  digunakan  untuk  melakukan  perbandingan  antara sebelum dan sesudah terjadinya perubahan pada suatu organisasi.
2. Pengukuran  diperlukan  untuk  menemukan  letak  permasalahan  yang  terkait
dengan kualitas. 3.
Hasil pengukuran diperlukan untuk menetapkan standar pelayanan kualitas. Pada  awalnya,  pandangan  pelanggan  terhadap  kualitas  layanan  terfokus
pada 10 dimensi layanan, yaitu: 1.
Bukti  fisik  tangibles,  yaitu  tampilan  secara  fisik  dari  fasilitas,  perkakas, personel, dan alat komunikasi.
2. Keandalan  reliability,  yaitu  kemampuan  untuk  menampilkan  pelayanan
yang dijanjikan dengan akurat. 3.
Daya  tanggap  responsiveness,  yaitu  kemauan  membantu  pelanggan  dan melayani dengan benar.
4. Kompetensi  competence,  yaitu  potensi  yang  dimiliki,  baik  keterampilan
maupun pengetahuan, yang dibutuhkan untuk melayani. 5.
Kesopanan  courstey,  yaitu  kesopanan,  sikap  menghormati,  tenggang  rasa, dan persahabatan dari personel.
6. Kredibilitas credibility, yaitu dapat dipercaya dan jujur dalam menyediakan
layanan. 7.
Keamanan security, yaitu bebas dari bahaya, risiko dan keraguan. 8.
Akses access, yaitu kemudahan untuk dikontak dan diakses. 9.
Komunikasi  communication,  yaitu  menjaga  agar  pelanggan  selalu mendapatkan informasi dalam bahasa yang mudah dimengerti.
Universitas Sumatera Utara
10. Memahami  pelanggan  understanding  the  customer,  usaha  mengenali
pelanggan dan memahami kebutuhan mereka. Dari  sepuluh  dimensi  kualitas  layanan  tersebut,  perusahaan  perlu
mengetahui  dengan  jelas  di  mana  terjadinya  gap,  yang  mungkin  dialami  antara layanan  yang  diharapkan  dengan  layanan  aktual  yang  diterima  pelanggan.  Pada
dasarnya,  dalam  menilai  kualitas  layanan  yang  diberikan  perusahaan,  pelanggan akan mengombinasikan antara informasi dari mulut ke mulut, kebutuhan masing-
masing  individu  secara  spesifik,  pengalaman  masa  lalu,  dan  informasi  yang merupakan  hasil  dari  komunikasi  eksternal  dengan  pihak-pihak  lain.  Secara
diagramatis, keterkaitan antara sepuluh dimensi kualitas layanan yang diharapkan pelanggan  dan  hal-hal  yang  mempengaruhi  pelanggan  dalam  menilai  kualitas
layanan itu sendiri dapat diilustrasikan pada Gambar 2.1:
Gambar 2.1 Dimensi Kualitas Layanan dan Penilaian Kualitas Layanan
Parasuraman  dkk  1990  menyederhanakan  sepuluh  dimensi  kualitas layanan  tersebut  menjadi  lima  dimensi  saja  yang  terkenal  dengan  sebutan
Servqual Service Quality, karena adanya dimensi yang dapat digabung menjadi satu. Kelima dimensi kualitas layanan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Keandalan  reliability,  yaitu  kemampuan  untuk  memenuhi  janji  pelayanan
yang akurat. 2.
Daya  tanggap  responsiveness,  yaitu  menggambarkan  keinginan  untuk menolong pelanggan dan untuk menyediakan layanan yang cepat dan tepat.
3. Jaminan  assurance,  yaitu  mengetahui  dan  menghormati  serta  memberikan
kepercayaan dan kenyamanan.
Universitas Sumatera Utara
4. Kepedulian  empathy,  yaitu  kepedulian,  perhatian  individual  yang  diberikan
oleh perusahaan kepada pelanggan. 5.
Bukti  fisik  tangibles,  yaitu  wujud  fisik  fasilitas,  peralatan,  personel,  dan bahan komunikasi.
Menilai  kinerja  kualitas  layanan  yang  diberkan  kepada  pelanggan,  pada dasarnya adalah melakukan identifikasi terhadap  gap yang timbul antara harapan
pelanggan  dengan  layanan  aktual  yang  mereka  terima.  Parasuraman  dkk  1990 mengidentifikasi adanya lima gap yang dapat terjadi dalam proses layanan kepada
pelanggan.
2.3  Uji Validitas