Latar Belakang Kajian Yuridis Terhadap Kemudahan Perpajakan Bagi Investor Dalam Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Sektor Penanaman Modal Indonesia

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator penting keberhasilan suatu negara. Negara–negara di dunia bersaing untuk dapat mewujudkan kesejahteraan ekonomi negaranya. Fenomena ekonomi dunia yang ada sekarang ini membuat banyak negara, termasuk Indonesia dituntut untuk mengikuti kecenderungan arus globalisasi yang mengarah pada penduniaan dalam arti “peringkasan” atau “perapatan” dunia compression of the world di bidang ekonomi. 1 Tujuan yang secara lebih lanjut telah dijabarkan dalam Pasal 33 Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan TAP MPR Nomor XVIMPR Tahun 1998 tentang Politik Ekonomi dalam Rangka Demokrasi Indonesia sebagai negara berkembang juga sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan ekonomi yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, amanat yang dimaksud tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yakni, “Kemudian dari pada itu untuk membentuk pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial” 1 Bismar Nasution, Hukum Kegiatan Ekonomi Bandung:BooksTerrace Library, 2009, hlm 28 Universitas Sumatera Utara 2 Ekonomi yang merupakan amanat konstitusi dan mendasari pembentukan peraturan perundang-undangan di bidang perekonomian 2 Patut disadari bahwa untuk mencapai tujuan tersebut tidak segampang membalikkan telapak tangan, namun memerlukan kerja keras semua pihak. Sarana yang dipakai dalam mencapai tujuan tersebut yakni melalui pranata pembangunan, untuk melaksanakan pembangunan tersebut tidak dapat dipungkiri membutuhkan modal yang tidak sedikit. Bila hanya mengandalkan modal dari sumber dana pemerintah, hampir dapat dipastikan agak sulit mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh para pendiri republik ini. . 3 Gambar 1. Peran Investasi dalam Negara Untuk dapat mengimplementasikan hal tersebut, suatu negara dapat memanfaatkan peran investasi yang dapat digambarkan sebagai berikut: 4 Berdasarkan alur peran investasi diatas, penanaman modal harus menjadi bagian dari penyelenggaraan perekonomian nasional dan ditempatkan sebagai upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, menciptakan 2 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007, Penjelasan Umum. 3 Sentosa Sembiring, Hukum Investasi Jakarta:Nuansa Aulia, 2010, hlm 34 4 Bismar Nasution, Op.cit., hlm 39 INVESTASI Langsung NEGARA BUTUH DANA Untuk pembangunan UU PM Globalisasi arus modal cepat Kegiatan Investasi berpusat di daerah kota dan kabupaten Universitas Sumatera Utara 3 lapangan kerja, meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional, mendorong pembangunan ekonomi kerakyatan, serta mewujudkan kesejahteraan masyarakat dalam suatu sistem perekonomian yang berdaya saing 5 Keikutsertaan Indonesia dalam berbagai forum internasional seperti AFTA, APEC, ASEAN dan lainnya adalah salah satu upaya untuk meningkatkan perekonomian dengan membuka kerjasama ekonomi dengan negara-negara dunia. Hal ini telah membawa implikasi yuridis antara lain dalam bidang investasi terjadi perubahan yang cukup signifikan, yakni pembatasan-pembatasan yang selama ini dilakukan oleh negara yang bersangkutan semakin longgar dalam arti investor asing semakin bebas menentukan pilihan bidang investasi yang dikehendakinya . 6 Berkaitan dengan hal tersebut dapat dipahami bahwa globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas telah menimbulkan akibat yang begitu besar pada bidang hukum. Negara-negara dunia terlibat dengan globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas ini, baik negara maupun yang sedang berkembang, bahkan negara yang terbelakang sekalipun harus membuat standarisasi hukum dalam kegiatan ekonominya. . 7 Penanaman Modal di Indonesia secara yuridis diatur dalam UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal selanjutnya disebut sebagai UU Penanaman Modal. Diundangkannya peraturan tersebut membawa harapan baru terkait pembaharuan hukum penanaman modal karena UU Penanaman Modal ini mencabut UU Penanaman Modal Asing dan UU Penanaman Modal Dalam Negeri 5 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Penjelasan Umum. 6 Sentosa Sembiring, Op.cit., hlm 47 7 Bismar Nasution, Op.cit., hlm 29 Universitas Sumatera Utara 4 yang lama sekaligus sebagai upaya menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi para investor. Dengan UU Penanaman Modal ini diharapkan dapat mengakomodasi berbagai kendala investasi yang selama ini terjadi demi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang lebih baik ke depan 8 1. Penanaman Modal Asing Foreign Direct Investment, kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri. , sekaligus untuk mengakomodir berbagai prinsip perjanjian Internasional yang telah disepakati oleh Indonesia seperti WTO, AFTA, APEC, dan sebagainya. Kegiatan Penanaman Modal sebagaimana dirumuskan dalam Pasal 1 angka 1 UU Penanaman Modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia. Berdasarkan pengertian yang dirumuskan oleh undang-undang tersebut, kegiatan penanaman modal dapat dibagi menjadi 2 bentuk, yakni: 2. Penanaman Modal Dalam Negeri, kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri. Untuk meningkatkan investasi langsung di Indonesia, diperlukan perubahan iklim investasi. Dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, khususnya yang memiliki struktur ekonomi yang relatif sama seperti Thailand, 8 Doni Kardiawan “Hukum dan Pembangunan Ekonomi:Penataan Hukum Investasi dalam upaya mendorong investasi di Indonesia” http:www.bangka.go.idartikel.php?id_artikel=9_edn15 diakses pada 31 Januari 2016, pukul 13.42 WIB Universitas Sumatera Utara 5 Philippina, Vietnam dan Malaysia, iklim investasi di Indonesia masih tertinggal dalam hal menarik minat para investor. Sekalipun demikian, peringkat Indonesia mengenai iklim investasi cenderung mengalami perbaikan dari peringkat 135 dari 175 negara pada tahun 2007 menjadi peringkat 123 dari 178 negara pada tahun 2008 Doing Business 2008-World Bank Report 9 ketiga tahun 2014 dan 2015 . Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal selanjutnya disebut BKPM, realisasi penanaman modal triwulan ketiga dan Januari-september 2015 dibanding periode sama tahun 2014 mengalami peningkatan apabila ditinjau dari jumlah modal yang masuk ke Indonesia yang dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 1. Realisasi Penanaman Modal triwulan 10 Jenis Penanaman Modal Triwulan III Tahun 2014 Triwulan III Tahun 2015 Penanaman Modal Dalam Negeri 34,7 Rp 41,6T 34,1 Rp 47,8T Penanaman Modal Asing 65,3 Rp 75,3 65,9 Rp 92,5T Prestasi Indonesia dalam peningkatan realisasi penanaman modal tersebut belum dapat dikatakan sebagai hal yang membanggakan, berdasarkan data yang disajikan oleh BKPM, perbandingan realisasi penanaman modal pada Triwulan 2014 dan Triwulan 2015 cenderung menunjukkan bahwa Pulau Jawa masih 9 Tumpal Sihaloho dan Naufa Muna,”Kajian Dampak Ekonomi Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus”, http:www.kemendag.go.idfilespdf20130425-1366882248.pdf diakses pada tanggal 31 Januari 2016, pukul 15:47 WIB 10 Badan Koordinasi Penanaman Modal, Realisasi Penanaman Modal PMDN-PMA Triwulan III dan Januari-September 2015, http:www4.bkpm.go.idfile_uploadedpublicBahan20Paparan20-20IND20- 20TW20III202015.pdf diakses pada 31 Januari 2016 Pukul 12.21WIB Universitas Sumatera Utara 6 mendominasi persentase penanaman modal Indonesia 11 Padahal dalam konstelasi perdagangan dan investasi global sebenarnya Indonesia memiliki beberapa keunggulan yang seharusnya dapat menjadi peluang dalam menarik investasi. Beberapa keunggulan Indonesia antara lain: , data diatas sekaligus menunjukkan belum meratanya upaya pembangunan di Indonesia. 12 1. Lokasi Indonesia sangat ideal bagi pengembangan pusat logistik dan distribusi karena dilewati oleh jalur maritim Internasional dari Eropa ke Asia, Asia Tenggara ke Asia UtaraAmerika, dan dari Asia ke Australia. 2. Lokasi Indonesia menguntungkan sebagai pusat produksi karena terletak di tengah pasar yang sangat besar, yaitu pasar ASEAN sekitar 500 juta pasar Cina, sekitar 1,3 miliar jiwa, dan pasar India sekitar 1,1 miliar jiwa 3. Indonesia memiliki pasar tenaga kerja yang sangat besar dengan upah yang kompetitif dibandingkan dengan negara-negara lain disekitarnya Melihat kenyataan tersebut, tentu upaya peningkatan penanaman modal khususnya penanaman modal asing di Indonesia harus terus dilakukan sebagai upaya peningkatan penanaman modal yang merata di Indonesia. Salah satu jalan yang ditempuh berdasarkan amanat Pasal 31 UU Penanaman Modal adalah melalui pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus selanjutnya disebut KEK. Perintah Pasal 31 UU Penanaman Modal menyatakan sebagai berikut 13 1 Untuk mempercepat pengembangan ekonomi di wilayah tertentu yang bersifat strategis bagi pengembangan ekonomi nasioal dan untuk menjaga keseimbangan kemajuan suatu daerah, dapat dikembangkan kawasan ekonomi khusus”. : 2 Pemerintah berwenang menetapkan kebijakan penanaman modal tersendiri di kawasan ekonomi. 3 Ketentuan mengenai kawasan ekonomi khusus sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur dengan Undang-undang. 11 Ibid, diakses pada 1 Februari 2016, pukul 17:49 WIB 12 Budi Santoso, Rencana Nasional Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus, dalam Buku Quo Vadis Kawasan Ekonomi Khusus Jakarta: Rajawali Press, 2010 hlm 13 13 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Bab XIV Pasal 31 ayat 1 Universitas Sumatera Utara 7 Pasal 31 ayat 3 UU Penanaman Modal mengatur bahwa ketentuan mengenai Kawasan Ekonomi Khusus diatur dengan Undang-Undang. Ketentuan tersebut menjadi dasar hukum perlunya diatur kebijakan tersendiri mengenai KEK dalam suatu undang-undang. 14 Sejak tahun 1970-an banyak negara-negara berkembang yang melaksanakan pembentukan kawasan-kawasan khusus pembangunan ekonomi. Tujuan utama dari pembentukan kawasan khusus ini adalah pengintegrasian perusahaan-perusahaan yang beroperasi di dalamnya dengan ekonomi global, dengan cara melindungi mereka terhadap berbagai distorsi seperti tarif dan birokrasi yang berbelit-belit. Beberapa pertimbangan telah mendasari pembangunan kawasan ekonomi khusus adalah sebagai berikut: 15 1. Pembangunan ekonomi berdasarkan good governance 16 2. Hal yang berkaitan dengan skala ekonomi dari jaringan infrastruktur modern yang lebih ekonomis untuk dibangun dalam kawasan yang luasnya terbatas 3. Keterkaitan industri 4. Efisiensi yang ditimbulkan akibat aglomerasi industri. Istilah baru KEK Special Economic Zone sebenarnya merupakan proses metamorfosa dari beberapa bentuk kegiatan ekonomi dalam rangka menarik investor asing seperti Free Trade Zone kawasan perdagangan bebas, Bounded 14 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 39 tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus, Penjelasan Umum 15 Prabowo, “Kawasan Ekonomi Khusus: Landasan Konseptual dan Pengalaman Negara-negara lain” dalam Buku Quo Vadis Kawasan Ekonomi Khusus, Jakarta: Rajawali Pers, 2010, hlm 13 16 Good Governance adalah suatu bentuk manajemen pembangunan, yang disebut administrasi pembangunan. Administrasi Pemabangunan atau Manajemen Pembangunan menempatkan peran sentral. Pemerintah menjadi agent of Change dari suatu masyarakat berkembang dalam negara berkembang. Agent of change agen perubahan, dan karena perubahan yang di kehendaki, planned change, maka juga disebut agent of development. Pendorong proses pembangunan, perubahan masyarakat bangsa. Pemerintah mendorong melalui kebijaksanaan- kebijaksanaan dan program-program, proyek-proyek, bahkan industri-industri, dan peran perencanaan dan budget yang penting. Perencanaan dan budget juga menstimulasi investasi sektor swasta. Kebijakan dan persetujuan penanaman modaldi tangan pemerintah, http:www.kemendagri.go.idarticle20140612perkembangan-paradigma-good-governance diakses pada 18 Februari 2016 pukul 10:39 WIB Universitas Sumatera Utara 8 Zone Plus sebagaimana yang telah dipraktekkan di Pulau Batam, namun dirasakan masih belum memberikan keuntungan yang signifikan baik bagi negara Indonesia maupun bagi para investor asing 17 Pengembangan kawasan ekonomi di Indonesia bukanlah hal yang asing. Pasalnya pada tahun 1970 Indonesia berhasil mengembangkan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas melalui Undang-Undang Nomor. 4 Tahun 1970, dilanjutkan pada tahun 1972 dikembangkan pula Kawasan Berikat Bounded Warehouse, kemudian tahun 1989 dikembangkan Kawasan Industri, setelah itu pada tahun 1996 dikembangkan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu KAPET, dan terakhir pengembangan KEK pada tahun 2009. 18 Pembentukan KEK merupakan fenomena global yang sulit dihindari, karena KEK merupakan salah satu bentuk baru kerjasama internasional dalam bidang perdagangan sebagai konsekuensi masuknya Indonesia menjadi anggota berbagai organisasi perjanjian perdagangan Internasional baik GATTWTO, APEC, AFTA maupun IMT-GT. 19 KEK itu sendiri adalah kawasan yang secara geografis dan jurisdiktif merupakan kawasan dimana perdagangan bebas, termasuk kemudahan dan fasilitas duty free atas impor barang-barang modal untuk bahan baku komoditas ekspor, dibuka seluas-luasnya. 20 17 Hasim Purba, “Kawasan Ekonomi Khusus KEK Fenomena Global: Suatu Kajian Aspek Hukum.” Jurnal Equality Nomor 2 Agustus 2008, hlm 123 18 Ayu Prima Lestari,”Mengenal Kawasan Ekonomi Khusus,” http:penataanruang.pu.go.idbulletinuploaddata_artikeledisi3d.pdf diakses pada 1 Februari 2016, pukul 19:34 19 Hasim Purba, Op.cit, hal 125 20 Syarif Hidayat dan Agus Syarip Hidayat, Menghitung Peluang Menimbang Kenyataan, dalam buku Quo Vadis Kawasan Ekonomi Khusus, Jakarta: Rajawali Press, 2010 hlm 1 Universitas Sumatera Utara 9 Secara filosofis, pembentukan KEK tentu mempunyai peran untuk menarik investasi sebesar-besarnya, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kegiatan ekonomi daerah, dan daya saing produk unggulan daerah sehingga dapat bersaing di dunia internasional. Dengan beroperasinya KEK, diharapkan juga suatu daerah akan memiliki pusat pertumbuhan ekonomi growth pool yang dapat menyerap banyak tenaga kerja dan menggali potensi ekonomi daerah tersebut, karena teori pusat pertumbuhan juga bertumpu pada kepercayaan akan kekuatan pasar bebas yang akan mempengaruhi terjadinya trickle down effect dampak pengaruh ke bawah dan menciptakan spread effect dampak penyebaran pertumbuhan ekonomi dari pusat-pusat pertumbuhan ke daerah lainnya. 21 Dengan pertimbangan dalam rangka meningkatkan penanaman modal pada KEK yang dapat menunjang pengembangan ekonomi nasional dan pengembangan ekonomi di wilayah tertentu, serta untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja, pemerintah memandang perlu memberikan fasilitas dan Saat ini, Indonesia telah mempunyai 8 KEK, antara lain KEK Sei Mangkei Sumatera Utara, KEK Tanjung Api-api, KEK Tanjung Lesung, KEK Mandalika, KEK MBTK, KEK Palu, KEK Bitung dan KEK Morotai. Setiap Kawasan Ekonomi Khusus ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah setelah terlebih dahulu melewati tata cara penetapan KEK yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Ekonomi Khusus selanjutnya disebut sebagai PP Penyelenggaraan KEK. Keberadaan kedelapan kawasan dengan status KEK tersebut diharapkan dapat menggenjot perekonomian bangsa. 21 Triyono dan Ragimun: Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu, Kawasan Ekonomi Khusus tidak cukup dengan insentif fiskal, http:www.fiskal.kemenkeu.go.iddw-konten- view.asp?id=20100603154230990065375 diakses pada 2 Februari 2016, 10:51 WIB Universitas Sumatera Utara 10 kemudahan di KEK berupa perpajakan, kepabeanan dan cukai, lalu lintas barang, ketenagakerjaan, keimigrasian, pertanahan, serta perizinan dan nonperizinan. 22 Fasilitas, kemudahan danatau insentif penanaman modal merupakan suatu keuntungan ekonomi yang diberikan kepada sebuah perusahaan atau kelompok perusahaan sejenis untuk mendorong agar perusahaan tersebut berperilaku atau melakukan kegiatan yang sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan Pemerintah 23 Sebagai tindak lanjut dari dikeluarkannya kebijakan tersebut di KEK, pemerintah mengeluarkan kebijakan deregulasi bagi fasilitas dan kemudahan di KEK melalui Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2015 tentang Fasilitas dan Kemudahan di Kawasan Ekonomi Khusus selanjutnya disebut PP fasilitas dan kemudahan di KEK, di dalam aturan tersebut disebutkan fasilitas dan kemudahan yang diberikan bagi Pelaku Usaha di KEK meliputi perpajakan, kepabeanan, dan cukai, lalu lintas barang, ketenagakerjaan, keimigrasian, pertanahan dan perizinan dan nonperizinan . Berkaitan dengan pemberian fasilitas dan kemudahan tersebut, Presiden Joko Widodo melalui Kebijakan Paket Ekonomi Jilid VI mengeluarkan kebijakan baru bagi pengembangan KEK terutama mengenai fasilitas dan kemudahan perpajakan di kawasan ekonomi khusus. 24 22 . http:setkab.go.idpp-diteken-presiden-inilah-fasilitas-dan-kemudahan-perpajakan-di- kawasan-ekonomi-khusus diakses pada 3 Februari 2015 pukul 08:43WIB 23 Republik Indonesia, Peraturan Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 9 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi dan Rencana Umum Penanaman Modal KabupatenKota, Lampiran I http:www.djpp.kemenkumham.go.idarsipbn2013bn93-2013lamp.pdf , diakses pada 3 Februari 2016 pukul 19:44 WIB 24 http:setkab.go.idpp-diteken-presiden-inilah-fasilitas-dan-kemudahan-perpajakan-di-kawasan- ekonomi-khusus diakses pada 3 Februari 2016 pukul 21:29 WIB Universitas Sumatera Utara 11 Akibat diterbitkannya peraturan tersebut tentu menjadi suatu kajian mengenai fasilitas dan kemudahan yang berlaku di KEK mengingat Peraturan Pemerintah tersebut sekaligus menambah ketentuan perpajakan yang telah ada dan menjadi suatu aturan secara definitif ditujukan bagi investor di KEK, apakah telah cukup menjadi jawaban atas keragu-raguan investor ketika menanamkan modalnya di KEK. Berkaitan dengan kemudahan perpajakan di Kawasan Ekonomi Khusus sesungguhnya adalah dilema bagi pemerintah mengenai potential loss penerimaan negara dari sektor pajak apabila memberikan pembebasan pabean maupun keringanan perpajakan atau bahkan ada sedikit keengganan dalam pemberian fasilitas ini sepenuhnya, padahal benefit yang hilang biasanya bersifat jangka pendek short term. Sedangkan dalam jangka panjang long term, manfaatnya jauh lebih besar karena penyerapan tenaga kerja, pertumbuhan ekonomi kawasan, dan sekitarnya serta peningkatan potensi penerimaan pajak. 25 Untuk itu perlu dilakukan kajian mengenai kebijakan perpajakan di Kawasan Ekonomi Khusus berdasarkan PP Fasilitas dan Kemudahan di KEK dan mengenai insentif-insentif lain yang dapat diperoleh oleh Investor Pelaku Usaha dalam upaya meningkatkan sector penanaman modal Indonesia sebagai implementasi dari pasal 31 UU Penanaman Modal, termasuk syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pelaku usaha agar dapat memperoleh fasilitas tersebut dalam rangka meningkatkan pembangunan dan sector penanaman modal untuk 25 http:www.haluankepri.comrubrikopini1185-berlomba-jadi-kawasan-ekonomi-khusus.html diakses pada tanggal 3 februari 2016 pukul 08:44WIB Universitas Sumatera Utara 12 mewujudkan masyarakat adil dan makmur sesuai dengan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Pancasila. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengangkat judul dari penulisan skripsi ini yaitu, “Kajian Yuridis Terhadap Kemudahan Perpajakan bagi Investor di Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Sektor Penanaman Modal Indonesia” B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, terdapat beberapa hal yang menjadi permasalahan dalam penulisan skripsi ini. Adapun permasalahan yang akan dibahas, antara lain: 1. Bagaimana kebijakan dasar penanaman modal berdasarkan perundang- undangan nasional? 2. Bagaimana bentuk-bentuk fasilitas dan kemudahan terkait penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus KEK di Indonesia? 3. Bagaimana bentuk kemudahan perpajakan yang berikan kepada Investor di Kawasan Ekonomi Khusus?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Dokumen yang terkait

Kajian Yuridis Terhadap Fasilitas dan Kemudahan Lalu Lintas Barang di Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Penanaman Modal di Indonesia

3 26 125

Kajian Yuridis Terhadap Kemudahan Perpajakan Bagi Investor Dalam Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Sektor Penanaman Modal Indonesia

0 0 11

Kajian Yuridis Terhadap Kemudahan Perpajakan Bagi Investor Dalam Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Sektor Penanaman Modal Indonesia

0 0 1

Kajian Yuridis Terhadap Kemudahan Perpajakan Bagi Investor Dalam Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Sektor Penanaman Modal Indonesia

0 2 23

Kajian Yuridis Terhadap Kemudahan Perpajakan Bagi Investor Dalam Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Sektor Penanaman Modal Indonesia

0 0 30

Kajian Yuridis Terhadap Kemudahan Perpajakan Bagi Investor Dalam Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Sektor Penanaman Modal Indonesia Chapter III V

0 1 78

Kajian Yuridis Terhadap Kemudahan Perpajakan Bagi Investor Dalam Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Sektor Penanaman Modal Indonesia

0 0 5

Kajian Yuridis Terhadap Fasilitas dan Kemudahan Lalu Lintas Barang di Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Penanaman Modal di Indonesia

0 0 8

Kajian Yuridis Terhadap Fasilitas dan Kemudahan Lalu Lintas Barang di Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Penanaman Modal di Indonesia

0 0 1

Kajian Yuridis Terhadap Fasilitas dan Kemudahan Lalu Lintas Barang di Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Penanaman Modal di Indonesia

0 0 15