81
3 Kawasan Ekonomi Khusus Palu Sulawesi Tengah berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2014; 4
Kawasan Ekonomi Khusus Bitung Sulawesi Utara berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2014;
5 Kawasan Ekonomi Khusus Morotai Maluku Utara berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2014; 6
Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api-api Sumatera Selatan berdasarkan Pearturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2014;
7 Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika Nusa Tenggara Barat
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 52 tahun 2014; 8
Kawasan Ekonomi Khusus MBTK Maloy Batuta Trans Kalimantan, Kalimantan Timur berdasarkan PP No. 85 tahun 2014.
B. Peran Pemerintah dalam Kawasan Ekonomi Khusus
“Pemerintah berwenang menetapkan kebijakan penanaman modal tersendiri di Kawasan Ekonomi Khusus”, demikian bunyi pasal 31 ayat 2 UU
Penanaman Modal Indonesia. Ketentuan pasal tersebut mengisyaratkan pentingnya peran pemerintah dalam suksesnya pemberlakuan status kawasan
ekonomi khusus. Berkaitan dengan peran pemerintah dalam pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus, paling tidak ada 6 karakteristik utama yang dimiliki
Model KEK yang dikembangkan di Kawasan Ekonomi Khusus, yaitu:
131
1. Lokasi KEK yang memiliki akses yang prima terhadap sarana transportasi,
khususnya transportasi laut dan udara;
131
Syarif Hidayat, Peran Pemerintah dan Relasi Kewenangan dalam Penyelenggaraan KKE:Studi Kasus Batam,dalam Buku Quo Vadis Kawasan Ekonomi Khusus, Jakarta:Rajawali Press, hlm 91
Universitas Sumatera Utara
82
2. Infrastruktur pendukung tersedia dengan baik;
3. Adanya komitmen politik yang kuat dari pemerintah dalam memberikan
kelonggaran perizinan dan perpajakan 4.
Tersedianya tenaga kerja yang memiliki keterampilan dan dengan upah yang relatif murah;
5. Adanya sistem pelayanan administrasi public yang efisien; dan
6. Hadirnya iklim politik dan ekonomi yang relatif stabil
Enam karakteristik utama dari KEK diatas, sejatinya secara tidak langsung telah mengindikasikan tentang peran pemerintah, baik pada tahap persiapan
maupun pada tahap pengelolaan KEK. Dikatakan demikian karena untuk memenuhi sejumlah kriteria KEK tersebut, tidak dapat dihindari, pasti
menghendaki “sentuhan” peran pemerintah. Di China, keterlibatan pemerintah dalam KEK, mulai dari pemilihan dan
penetapan lokasi sampai dengan pembangunan infrastruktur pendukung yang dibutuhkan, serta dalam penetapan berbagai peraturan perundang-undangan
regulasi untuk memberikan kemudahan-kemudahan kepada investor. Hanya menyebut contoh, pada saat persiapan KEK di Shenzen, pemerintah China harus
melakukan investasi lebih kurang US 265 juta guna membangun sarana infrastruktur dimana hanya satu per tiga dari total investasi tersebut berasal dari
kontribusi pihak investor multinasional, China telah mengeluarkan sejumlah kelonggaran regulasi, antara lain dalam bentuk kemudahan visa, kemudahan
dalam hal rekrutmen tenaga kerja dan sistem pengupahan, memperkerjakan staf
Universitas Sumatera Utara
83
teknis dan administrasi asing serta kemudahan dalam perolehan lahan untuk lokasi kegiatan usaha
132
Bahkan lebih jauh dari pada itu, dalam upaya untuk meyakinkan para investor multinasional, maka pemerintah China pun telah mengintrodusir
sejumlah formula pembiayaan, yang kemudian disebut sebagai financial participation. Formula ini meliputi, antara lain sole proprietorship, joint venture,
co-operation production dan intermediate processing and compensation trade. .
133
Selain berperan dalam pembangunan infrastruktur pendukung KEK dan penetapan sejumlah regulasi primer seperti dikemukakan diatas pemerintah di
China khususnya pemerintah daerah juga berperan dalam menetapkan sejumlah regulasi suplementer. Satu diantaranya adalah peraturan daerah tentang
manajemen ketenagakerjaan. Dalam kaitan ini diatur bahwa hubungan antara pemilik perusahaan dan para pekerja didasarkan atas kontrak. Oleh karena itu,
maka pihak pengusaha memiliki hak penuh untuk mempekerjakan dan memberhentikan para buruh sesuai kepentingan perusahaan.
134
Bagi perusahaan- perusahaan di lokasi KEK hanya dikenakan pajak penghasilan PPn sebesar 15
sementara pajak penghasilan PPh bagi perusahaan-perusahaan lain di luar lokasi KEK adalah sebesar 33.
135
132
Ibid.
133
Wong Chu and Kwan Yiu, David K.Y, The Special Economic Zone-Economic, Political and Geographical Factor’s, in Wong, Kwan Yiu and Chu, David K.Y. eds, Modernization China:
The Case of the Shenzen Special Economic Zone New York:Oxford University Press, 1985 hlm 7
134
Nishitateno, “China’s Special Economic Zones:Experimental Units For Reform”, International Comparative Law Quarterly, Vol. 32, 1983 hlm 180
135
Ibid,hlm 179
Universitas Sumatera Utara
84
Pengalaman China dalam pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus diatas menjelaskan betapa vitalnya peran pemerintah dalam mendukung persiapan
dan dalam memfasilitasi operasionalisasi KEK. Ketika KEK telah mulai berjalan, maka peran penting lain yang harus dilakukan pemerintah adalah mengantisipasi
berbagai kemungkinan implikasi ekonomi dan sosial kurang menguntungkan dari keberadaan KEK itu sendiri. Dikatakan demikian karena pengalaman negara-
negara lain memperlihatkan bahwa, kendati pada satu sisi keberadaan KEK telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap peningkatan Gross
Domestic Product GDP. Namun pada sisi lain, ia juga telah membawa sejumlah persoalan sosial dan ekonomi seperti perubahan struktur ekonomi di lokasi KEK,
peningkatan harga lahan di lokasi KEK, meningkatnya kegiatan perdagangan illegal, kesenjangan sosial ekonomi masyarakat, peningkatan urbanisasi ke
wilayah KEK, meningkatnya tingkat pengangguran di lokasi KEK dan meningkatnya pengeluaran penduduk karena urbanisasi.
Upaya untuk mencegah atau meminimalkan dampak kurang menguntungkan tersebut, lagi-lagi sangat mengharapkan peran dari pemerintah,
untuk itu pemerintah dituntut untuk menjalankan “fungsi partisipatif dan fungsi supervisi” atas operasionalisasi KEK. Dalam melaksanakan perannya ini, maka
otoritas yang dimiliki pemerintah untuk menetapkan berbagai regulasi dengan upaya “cegah tangkal” terhadap dampak kurang menguntungkan dari keberadaan
KEK sangat diperlukan. Secara umum, dapat dikategorikan sedikitnya ada tiga fungsi utama
pemerintah dalam KEK, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
85
1. Fungsi pelaksana
Fungsi yang dilakukan oleh pemerintah, utamanya pada fase persiapan KEK. Bentuk konkret dari fungsi ini, antara lain:
a. Menyiapkan lahan bagi pembentukan; dan
b. Membangun sarana infrastruktur pendukung aktivitas di KEK.
2. Fungsi fasilitatif
Fungsi yang dilakukan pemerintah baik pada fase persiapan maupun pada fase operasionalisasi KEK, dalam bentuk antara lain,
a. Menetapkan payung hukum bagi KEK.
b. Menetapkan regulasi-regulasi pendukung lainnya, dan
c. Memberikan pelayanan public yang efisien
3. Fungsi koordinasi dan supervisi
Fungsi koordinasi dilakukan dalam rangka membangun kesamaan visi dan relasi kerja yang sehat diantara instansi-instansi pemerintah yang terlibat dalam
pengelolaan KEK. Sementara fungsi supervisi pemerintah dilakukan sebagai upaya untuk mencegah kemungkinan dampak negative dari bias implementasi
KEK seperti menetapkan regulasi yang terkait dengan upaya mencegah dan mengatasi dampak tidak menguntungkan dari implementasi KEK
Setelah mengetahui tiga fungsi utama pemerintah pada fase persiapan dan fase pelaksanaan KEK, tentu ketiga fungsi tersebut menjadi landas pijak
konseptual, maka secara umum peran yang seyogyanya dilakukan oleh pemerintah. Dalam formulasi yang lebih konkret, peran pemerintah dalam
pelaksanaan KEK dapat dirincikan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
86
Tabel 2. Peran Pemerintah Pada Fase Persiapan KEK
136
Fungsi Pemerintah
Pusat Departemen terkait Daerah Provinsi dan
KabupatenKota
1. Fungsi
Pelaksana a.
Menetapkan lokasi KEK b.
Membangun sarana dan prasarana infrastruktur
yang diperlukan termasuk penyediaan anggaran
meliputi, antara lain, pembangunan:
1 Pelabuhan barang dan
penumpang 2
Bandar Udara bertaraf Internasional
3 Pergudangan
4 Energi dan Air
5 Sarana Komunikasi
a. Menyiapkan Rencana
Tata Ruang Wilayah RTRW
b. Menyiapkan lahan untuk
bisa lokasi KEK c.
Menyiapkan tenaga kerja d.
Bersama-sama pemerintah pusat
membangun sarana dan prasarana infrastruktur
yang diperlukan
2. Fungsi
Fasilitatif a.
Menetapkan Payung Hukum KEK UU KEK
b. Mengatur relasi
kewenangan vertical antara pemerintah pusat dan
provinsi, serta antara pemerintah provinsi
dengan kabupatenkota dalam pengelolaan KEK
c. Mengatur relasi
kewenangan horizontal antara pemerintah daerah
d. Menetapkan regulasi
keimigrasian e.
Menetapkan regulasi perpajakan
f. Menetapkan regulasi bead
an cukai g.
Menetapkan regulasi perbankan
a. Menyiapkan usulan
materi payung hukum Undang-undang KEK
b. Menyiapkan Perda
sebagai operasionalisasi dari UU KEK
c. Menyiapkan
Perda tentang pengaturan relasi
kewenangan vertikal antara pemerintah
provinsi dan kabupatenkota
d. Menyiapkan perda
tentang pengaturan relasu kewenangan horizontal
antarpemerintah kabupatenkota serta
antara pemerintah daerah dengan Badan pengelola
KEK
e. Menyiapkan peraturan
tentang insentif fiskal dan non fiskal
3. Fungsi
a. Membangun kesamaan visi a.
Membangun kesamaan
136
Syarif Hidayat, Op.Cit., hlm 98
Universitas Sumatera Utara
87
Koordinasi dan
Supervisi di antara instansi-instansi
pemerintah pusat yang terlibat dalam pengelolaan
KEK
b. Antisipasi berbagai
kemungknan dampak dari bias implementasi KEK
visi diantara instansi- instansi pemerintah
daerah yang terlibat dalam pengelolaan KEK
b. Meningkatkan
keharmonisan hubungan industrial
c. Membangun koordinasi
dalam pengawasan karantina
d. Antisipasi berbagai
kemungkinan dampak negative
dari bias implementasi KEK
Berkaitan dengan fase implementasipengelolaan KEK, peran pemerintah dapat dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 3. Peran Pemerintah dalam Fase Implementasi Pengelolaan KEK
137
Fungsi Pemerintah
Pusat Departemen terkait
Daerah Provinsi dan KabupatenKota
1. Fungsi
Pelaksana a.
Memberikan pelayanan
administrasi public yang efisien,
khususnya berkaitan dengan perizinan
usaha di lokasi KEK
b. Meningkatkan
kualitas saranaprasarana
infrastruktur penunjang KEK
a. Memberikan pelayanan,
administrasi public yang efisien, khususnya berkaitan
dengan perizinan usaha di lokasi KEK
b. Optimalisasi sistem Perizinan
Satu Pintu One Stop Service c.
Mempercepat clearance time di pelabuhan
d. Meningkatkan kualitas dan
kuantitas saranaprasarana infrastruktur penunjang KEK
e. Meningkatkan kualitas dan
kuantitas sarana pelayanan public
f. Membangun pusat penelitian
dan pengembangan industri
137
Ibid, hlm 99.
Universitas Sumatera Utara
88
g. Membangun balai latihan
kerja h.
Membangun klinik investasi i.
Membangun sistem informasi dan teknologi
j. Pengembangan industry
strategis k.
Memelihara dan meningkatkan keamanan di
lokasi KEK
2. Fungsi
Fasilitatif a.
Menetapkan regulasi-regulasi
pendukung PP, Keppres, Kepmen,
dan lain-lain bagi pelaksanaan KEK,
utamanya berkaitan dengan:
1 Perpajakan
2 Bea dan Cukai
3 Keimigrasian
4 Perbankan
b. Menerbitkan
regulasi pendukung tentang sistem
rekrutmen tenaga kerja dan
pengupahan
c. Menerbitkan
regulasi pendukung tentang serikat
pekerja a.
Menetapkan peraturan- peraturan daerah Perda
untuk mendukung pelasanaan UU KEK
b. Menetapkan Perda tentang
pengaturan relasi kewenangan vertikal dan horizontal dalam
pengelolaan KEK
c. Menetapkan Perda tentang
insentif fiskal dan nonfiskal d.
Menetapkan perda tentang insentif alih teknologi
e. Menerbitkan perda tentang
sistem rekrutmen tenaga kerja dan pengupahan
f. Menerbitkan perda tentang
serikat pekerja g.
Meningkatkan akses terhadap kredit mikro bagi usaha kecil
dan menengah UKM
3. Fungsi
Koordinasi dan Supervisi
a. Menciptakan relasi
kerja yang sehat diantara instansi-
instansi pemerintah pusat yang terlibat
dalam pengelolaan KEK
b. Menetapkan
berbagai regulasi yang terkait dengan
upaya “cegah- tangkal” terhadap
dampak kurang menguntungkan dari
a. Menciptakan relasi kerja yang
sehat di antara instansi- instansi pemerintah daerah
yang terlibat dalam pengelolaan KEK
b. Menerbitkan berbagai Perda
yang terkait dengan ipaya “cegah-tangkal” terhadap
dampak kurang menguntungkan dari
keberadaan KEK, antara lain, Perda tentang:
1 Pengendalian migrasi
penduduk
Universitas Sumatera Utara
89
keberadaan KEK 2
Pengalokasian sebagian pendapatan pemerintah
yang diperoleh dari KEK untuk diversifikasi
aktivitas ekonomi
3 Memperkuat kemitraan
antara UKM dengan usaha besar di lokasi KEK
4 Kewajiban perusahaan
besar di lokasi KEK untuk melaksanakan
Corporate Social Responsibility
CSR c.
Meningkatkan pengawasan perairan, terutama
pengawasan atas pelabuhan tikus
d. Meningkatkan pengawasan
atas praktik penyelundupan barang dan manusia
e. Penerbitan perda tentang
Rumah Liar Ruli
C. Bentuk-bentuk Fasilitas dan Kemudahan yang diterima oleh Investor di Kawasan Ekonomi Khusus