102
BAB IV BENTUK KEMUDAHAN PERPAJAKAN YANG DIBERIKAN KEPADA
INVESTOR DALAM KAWASAN EKONOMI KHUSUS
A. Perkembangan Pengaturan Pemberian Kemudahan Perpajakan di Indonesia
Tidak dapat dipungkiri bahwa kesuksesan pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya merupakan akumulasi dari berbagai faktor, seperti
geografis, demografis, stabilitas politik dan lain sebagainya. Namun, mayoritas pengamat berkesimpulan kebijakan insentif pajak memegang peranan penting
dalam menarik masuknya investasi. Kesuksesan negara China dalam membentuk Special Economic Zone SEZ merupakan bukti empiris nyata bahwa paling tidak
dalam konteks negara berkembang, rezim insentif pajak yang efektif dapat menjadi alat yang maha ampuh yang telah mentransformasi sebuah negara yang
berpendapatan menengah ke bawah pada dekade 1980-an untuk menjelma menjadi negara dengan perekonomian terbesar kedua saat ini.
149
Adapun yang menjadi dasar pemikiran mengapa negara-negara memberikan insentif perpajakan di berbagai sektor perekonomian yaitu negara
menyadari betul bahwa pajak tidak bisa menjadi satu-satunya instrumen yang dapat digunakan untuk melakukan pemerataan pembangunan karena pengumpulan
pajak tidak mungkin bisa menyediakan seluruh layanan sosial yang diperlukan
149
Andi Jayani, Quo Vadis Insentif Perpajakan Indonesia, dalam Jurnal Inside Review, Edisi 16, Juli-Agustus 2013, hlm 40
Universitas Sumatera Utara
103
untuk membantu mengatasi persoalan masyarakat. Untuk itu, negara membuka diri terhadap kebijakan insentif perpajakan.
150
Salah satu prinsip yang perlu dipegang teguh di dalam undang-undang perpajakan adalah diberlakukannya perlakuan yang sama terhadap semua wajib
pajak atau terhadap kasus-kasus dalam bidang perpajakan yang hakekatnya sama, dengan berpegang pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Karena itu
setiap kemudahan dalam bidang perpajakan jika benar-benar diperlukan harus mengacu pada kaidah diatas dan perlu dijaga agar didalam penerapannya tidak
menyimpang dan maksud dan tujuan diberikannya kemudahan tersebut. Haula Rosdiana pakar administrasi perpajakan UI menyarankan
pentingnya melihat dan menganalisis kebijakan pemberian insentif perpajakan untuk sektor nirlaba ini dinamis dan komprehensif, bukan secara linear. Jika
dilihat secara linear, maka kebijakan ini terlihat hanya akan mengurangi penghasilan negara dari sektor perpajakan. Namun, dengan melihatnya secara
dinamis, maka tergambar bahwa kebijakan ini tidak berdampak pada pengurangan penghasilan pajak pemerintah, namun justru bisa meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, dan dalam jangka panjang akan berkontribusi pada peningkatan penghasilan pemerintah dari sektor pajak.
151
Tujuan diberikannya kemudahan pajak ini adalah untuk mendorong kegiatan investasi langsung di Indonesia baik melalui penanaman modal asing
maupun penanaman modal dalam negeri di bidang-bidang usaha tertentu dan daerah-daerah tertentu yang mendapat prioritas tinggi dalam skala nasional,
150
http:keuanganlsm.comalasan-dan-dasar-kebijakan-insentif-perpajakan diakses pada 6 Maret
2016 pukul 00:34 WIB
151
Muhammad Rusjidi, Op.cit., hlm 34-1
Universitas Sumatera Utara
104
khususnya pengolahan impor. Selain itu kemudahan pajak juga diberikan untuk pengembangan daerah terpencil, seperti yang banyak terdapat di kawasan timur
Indonesia, dalam rangka pemerataan pembangunan.
152
Dalam kaitannya dengan rezim perpajakan di tanah air perlu ditinjau mengenai perkembangan regulasi perpajakan Indonesia. Walaupun baru mulai
ramai diperbincangkan selama beberapa tahun terakhir, sebenarnya insentif pajak di Indonesia sama sekali bukanlah barang baru bahkan jauh sebelum China
memulai eksperimen fiskalnya, Indonesia telah memiliki rezim insentif pajak yang cukup maju pada tahun 1967 melalui UU No. 1 tahun 1967 yang
menawarkan insentif-insentif seperti, pembebasan pajak perseroan tax holiday, pembebasan pajak devisa, pembebasan pajak keuntungan yang ditanamkan
kembali, keringanan tarif pajak setelah masa tax holiday dan penyusutan dipercepat
153
Namun dalam perjalanannya, rezim insentif pajak di negara kita ternyata mengalami pasang surut. Tax Holiday yang dibentuk pada tahun 1967 dihapus
tiga tahun berselang yaitu pada tahun 1970. Pada gilirannya, reformasi perpajakan melalui UU No. 7 tahun 1983 menghapus sama sekali insentif PPh yang tersisa.
Rezim insentif pajak kemudian seolah mendapatkan nafas baru melalui UU No. 10 tahun 1994 dengan disisipkannya Pasal 31A yang mengatur pemberian
beberapa insentif perpajakan. Selanjutnya tax holiday kembali hidup dalam wujud
152
Ibid.
153
Andi Jayani, Op.cit, hlm 41
Universitas Sumatera Utara
105
PPh Badan ditanggung pemerintah. Namun seakan kembali mengulang sejarah, hanya berselang empat tahun kemudian jenis tax holiday kembali dihapus
154
Pada tahun 2007, terbit PP No. 1 tahun 2007 tentang fasilitas PPh untuk penanaman modal di bidang-bidang usaha tertentu danatau di daerah tertentu
dikenal dengan sebutan tax allowance. Kebangkitan kembali rezim insentif pajak ini mendapatkan sambutan baik dari dunia usaha. Otoritas fiskal pada saat
itu juga cukup tanggap sehingga dalam kurun waktu tiga bulan sejak pencanangan, diterbitkan peraturan pelaksanaan untuk aplikasi permohonan PPh.
Pada perjalanannya, PP No. 1 tahun 2007 diubah dengan PP No. 62 tahun 2008 dan terakhir diubah lagi melalui PP No. 52 tahun 2011.
.
155
Perkembangan terakhir dari dinamika rezim perpajakan di Indonesia adalah pada tanggal 23 agustus 2013 yang lalu pemerintah memasukkan program
maksimalisasi tax allowance dan tax holiday ke dalam 4 paket kebijakan ekonomi sebagai respon dalam menghadapi gejolak nilai tukar rupiah dan merosotnya
indeks harga saham.
156
Secara keseluruhan, rezim insentif pajak Indonesia yang berlaku saat ini dapat dirangkum sebagai berikut:
157
1. Fasilitas PPh tax allowance untuk bidang usaha tertentu industry specific
based danatau di daerah tertentu region based. Insentif yang ditawarkan adalah pengurangan penghasilan neto maksimal 30 dari jumlah penanaman
modal, penyusutanamortisasi dipercepat, kompensasi kerugian lebih lama dan tariff PPh Pasal 26 yang lebih rendah atas dividen;
2. Fasilitas pembebasanpengurangan PPh Badan tax holiday untuk industry
pionir. Insentif yang ditawarkan adalah pembebasanpengurangan PPh antara
154
Ibid.
155
Ibid.
156
Ibid.
157
Ibid, hlm 42
Universitas Sumatera Utara
106
5 sampai dengan 10 tahun; dan diskon tariff PPh Badan sebesar 50 untuk dua tahun setelahnya;
3. Fasilitas di Kawasan Perdagangan dan Ekonomi Terpadu KAPET. Insentif
yang ditawarkan adalah berbasiskan tax allowance dan insentif PPN dan PPnBM tidak dipungut;
4. Fasilitas di kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas free trade
zone, yaitu Batam, Bintan dan Karimun. Insentif yang ditawarkan adalah tidak dipungut bea masuk, bebas cukai, dibebaskan dari pengenaan PPN dan
tidak dipungut PPh
5. Fasilitas di tempat penimbunan berikat dalam bentuk kawasan berikat dalam
bentuk kawasan berikat dan kawasan berikat plus, gudang berikat, entrepot untuk tujuan pameran dan toko bebas bea. Insentif yang ditawarkan adalah
penangguhan bea masuk, bebas cukai, tidak dipungut PPN dan tidak dipungut PPh.
6. Fasilitas di kawasan ekonomi khusus. Insentif yang diberikan adalah fasilitas
PPh, pengurangan PBB, penangguhan bea masuk, pembebasan cukai, PPn dan PPnBM tidak dipungut serta dipungut PPh impor
Belakangan seiring dengan keluarnya paket kebijakan ekonomi jilid VI Presiden Joko Widodo kembali mengeluarkan kebijakan perpajakan khususnya
bagi Investor di Kawasan Ekonomi Khusus melalui PP No. 96 tahun 2015 tentang Fasilitas dan Kemudahan di Kawasan Ekonomi Khusus.
Menurut Luky Eko selaku Ketua Tim Pelaksana Dewan Nasional mengungkapkan bahwa Peraturan Pemerintah tersebut adalah fasilitas dan
kemudahan di KEK yang memuat baik itu fiskal dan non-fiskal,
158
Adapun pertimbangan-pertimbangan yang mendasari diberikannya perlakuan tersendiri dimaksud antara lain adalah kesederhanaan dalam
pemungutan pajak, keadilan dan pemerataan dalam pengenaan pajaknya serta namun salah
satu hal yang menjadi poin signifikan dikeluarkannya peraturan tersebut adalah dalam bidang perpajakan yang diharapkan dapat menjadi efek domino dari
terserapnya modal di kawasan tersebut serta penyerapan tenaga kerja.
158
http:kek.ekon.go.idrapat-pembahasan-kegiatan-utama-kawasan-ekonomi-khusus-kek ,
diakses pada 29 Februari 2016 pukul 21:07 WIB
Universitas Sumatera Utara
107
memperhatikan perkembangan ekonomi dan moneter. Oleh karena itu, pengenaan pajak penghasilan termasuk sifat, besar, dan tata cara pelaksanaan pembayaran
diatur sendiri dengan peraturan pemerintah.
159
Secara khusus fasilitas dan kemudahan dalam bentuk perpajakan, kepabeanan dan cukai berupa pemberian fasilitas pajak penghasilan, pajak
pertambahan nilai, atau pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah danatau kepabeanan danatau cukai. Jenis besaran dan jangka waktu
pemberian fasilitas dan kemudahan pajak penghasilan yang diberikan kepada Badan Usaha serta pelaku usaha berdasarkan keterkaitan bidang usahanya dengan
kegiatan utama di KEK.
160
1. Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 2007 tentang fasilitas pajak penghasilan
untuk penanaman modal di bidang-bidang usaha tertentu danatau di daerah- daerah tertentu yang telah diubah dengan PP No. 52 tahun 2011
Kehadiran Peraturan Pemerintah tentang fasilitas dan kemudahan di Kawasan Ekonomi Khusus ini sekaligus mengecualikan beberapa ketentuan
perundang-undangan di bidang perpajakan, terutama bagi wajib pajak yang telah diberikan fasilitas perpajakan berdasarkan peraturan perundang-undangan di
bawah ini yang telah ada sebelum adanya Peraturan Pemerintah ini dinyatakan tetap berlaku sampai dengan berakhirnya atau dicabutnya pemberian fasilitas
pajak penghasilan. Adapun peraturan perundang-undangan yang dimaksud sebagai berikut:
159
Muhammad Rusjdi, PPH:Pajak Penghasilan, Jakarta:PT.Indeks,2004, hlm 04-13
160
Penjelasan Umum PP No. 96 tahun 2015
Universitas Sumatera Utara
108
2. Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 2015 tentang Fasilitas Pajak
Penghasilan untuk penanaman modal di bidang-bidang usaha tertentu danatau di daerah tertentu;
3. Ketentuan Pasal 29 Peraturan Pemerintah Nomor 94 tahu 2010 tentang
penghitungan penghasilan kena pajak dan pelunasan pajak penghasilan dalam tahun berjalan.
B. Persyaratan dalam Rangka Pemberian Kemudahan Perpajakan di Kawasan Ekonomi Khusus