Kemudahan Perpajakan di Kawasan Ekonomi Khusus

110 3. Membuat batas tertentu areal kegiatan KEK. Setelah sub bab sebelumnya menjabarkan mengenai persyaratan yang secara subyektif harus dipenuhi oleh investor untuk dapat memperoleh kemudahan perpajakan, tentu selanjutnya para investor terlebih dahulu mengajukan permohonan demi mendapatkan kemudahan perpajakan tersebut. Pasal 24 PP Fasilitas dan Kemudahan menetapkan prosedur pengajuan fasilitas kemudahan perpajakan yang wajib dilakukan oleh investor. Prosedur pengajuan fasilitas yang harus dipenuhi oleh badan usaha atau pelaku usaha pertama sekali diajukan melalui Administrator KEK kepada Menteri Keuangan selaku penyelenggara urusan pemerintah di bidang keuangan atau pejabat yang ditunjuk, selanjutnya dalam jangka waktu 25 dua puluh lima hari sejak diajukannya permohonan oleh Badan Usaha atau pelaku usaha harus telah mengeluarkan keputusan atas permohonan tersebut apabila lengkap dan benar. Namun apabila persyaratan yang diajukan oleh Badan Usaha atau pelaku usaha belum lengkap dan benar, dalam jangka waktu 5 lima hari kerja permohonan tersebut harus segera dikembalikan kepada badan usaha atau pelaku usaha.

C. Kemudahan Perpajakan di Kawasan Ekonomi Khusus

Dari sisi bisnis, upaya untuk memilih lokasi berinvestasi dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, salah satunya oleh kebijakan pajak. Jika pajak diibaratkan sebagai suatu biaya untuk berbisnis, maka terdapat dua hal yang secara tidak langsung akan menjadi pertimbangan yaitu tarif pajak serta insentif pajak yang Universitas Sumatera Utara 111 diberikan. Selama tiga dekade terakhir terdapat suatu tren penurunan tarif pajak serta pemberian insentif yang semakin meningkat. 164 Pada dasarnya, kemudahan perpajakan insentive taxation merupakan kebijakan yang mengurangi beban pajak Investor dalam rangka mendorong mereka untuk berinvestasi dan merupakan pengecualian atau kekhususan dari ketentuan pajak yang bersifat umum. 165 Dewasa ini insentif pajak memegang peranan penting dalam mempengaruhi keputusan investasi dibandingkan beberapa tahun yang lalu yang cenderung tidak efektif. Beberapa faktor dapat menjelaskan mengapa pertimbangan faktor pajak menjadi penting dalam mempengaruhi suatu keputusan investasi seperti persentase kemudahan perpajakan yang diberikan oleh pemerintah semakin besar dan liberalisasi perdagangan dan mobilitas modal yang lebih besar, yang mengakibatkan menurunnya hambatan non-pajak sehingga meningkatkan peran pajak di suatu negara. Kekhususan tersebut juga didukung dengan berlakunya Kawasan Ekonomi Khusus yang mengisyaratkan adanya kemudahan demi mempercepat pembangunan ekonomi melalui masuknya modal ke Kawasan Ekonomi Khusus. Dalam hal ini berlaku asas lex specialist de rogat legi generalis, yaitu ketentuan yang lebih khusus mengenyampingkan ketentuan yang lebih umum. 166 164 Darussalam, B. Bawono Kristiaji dan Awwaliatul Mukkarromah, “Dilema Tax Holiday”, Inside Tax Edisi 34September 2015 hlm 7 165 United Nations Conference on Trade and Development Studies, “Tax Incentives and foreign direct Investment:Global Survey”,New York:United Nations, 2000, hlm 12 166 Alex Easson dan Eric M. Zolt,”A Case For Against Tax Incentives, Jurnal World Bank Institute, 2002, hlm 4 Universitas Sumatera Utara 112 Berbagai studi tentang penanaman modal menunjukkan bahwa motif suatu perusahaan menanamkan modalnya di suatu negara adalah mencari keuntungan profit oriented, 167 sehingga bagi para investor adanya pemberian kemudahan perpajakan akan sangat membantu menyehatkan cash flow serta mengurangi secara substansial biaya produksi production cost, yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan profit margin dari suatu kegiatan penanaman modal. 168 Darmono Direktur Utama salah satu Investor di KEK membenarkan bahwa untuk menjadikan KEK istimewa, perlu diberikan insentif yang sesuai kebutuhan investor dalam menjalankan bisnisnya, misalnya fasilitas pertanahan dan perpajakan, serta perizinan jenis usaha yang tidak mengikuti ketentuan berlaku umum. 169 1. Pajak Penghasilan Melihat celah tersebut, pemerintah terus menerus berinovasi melalui pembaruan regulasi di bidang perpajakan yang dikhususkan bagi Kawasan Ekonomi Khusus sebagai salah satu sarana yang telah diamanatkan oleh UU Penanaman Modal dalam upaya mempercepat pembangunan ekonomi. Kehadiran Peraturan Pemerintah tersebut semakin mengukuhkan keseriusan pemerintah untuk mendorong kegiatan penanaman moda. Adapun berbagai bentuk kemudahan yang diperoleh adalah sebagai berikut: Berdasarkan Pasal 7 sampai dengan Pasal 11 PP Fasilitas dan Kemudahan di KEK menetapkan pengurangan bahkan pembebasan pajak penghasilan bagi 167 Erman Rajagukguk, Op.cit., hlm 1. 168 Ida Bagus Rahmadi Supanca, Kerangka Hukum Kebijakan Investasi Langsung di Indonesia Bogor: Ghalia Indonesia, 2006, hlm 8 169 http:kek.ekon.go.idpengembangan-kek-perlu-terobosan-hukum , diakses pada 3 Maret 2016 Pukul 21:51WIB Universitas Sumatera Utara 113 wajib pajak badan baru yang melakukan penanaman modal baru, kebijakan semacam ini dalam dunia perpajakan disebut sebagai Tax Holiday. Kebijakan Tax Holiday bertujuan untuk mendorong penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri di industri yang memiliki keterkaitan yang luas, memberi nilai tambah dan eksternalitas yang tinggi, memperkenalkan teknologi baru, dan memiliki nilai strategis bagi perekonomian nasional. Upaya ini sekaligus memperkuat komitmen Pemerintah untuk tetap berupaya menjaga iklim investasi dunia usaha di tengah langkah-langkah untuk mengoptimalisasi penerimaan perpajakan. 170 170 Secara teknis, penerapan kebijakan Tax Holiday secara umum telah terlebih dahulu diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 159PMK.0102015 tentang Pemberian Fasilitas Pajak Penghasilan Pengurangan Pajak Penghasilan. Adapun tujuan dari dikeluarkannya peraturan tersebut adalah dalam rangka perluasan bidang industri pionir yang memperoleh pengurangan pajak penghasilan menjadi 9 sektor. Salah satu sector terdapat dalam Pasal 4 ayat 4 huruf h adalah Industri pengolahan yang merupakan industri utama di Kawasan Ekonomi Khusus KEK. Apabila dianalisis, penetapan pemberlakuan pengurangan pajak penghasilan tersebut didasarkan pada beberapa kriteria yaitu nilai rencana penanaman modal. Untuk dapat memperjelas ketentuan Pasal 7 disajikan dalam tabel sebagai berikut: http:www.kemenkeu.go.idSPkebijakan-tax-holiday , diakses pada 25 januari 2016 pukul 01:48 WIB Universitas Sumatera Utara 114 Tabel 4.Kemudahan Pajak Penghasilan bagi bidang usaha yang merupakan rantai produksi Kegiatan Utama di KEK Nilai rencana Penanaman Modal Bentuk Fasilitas Pengurangan PPh Besaran pengurangan PPh Lebih dari Rp 1.000.000.000.000,00 171 Paling kurang 10 sepuluh tahun dan paling lama 25 dua puluh lima tahun sejak produksi komersial dan telah merealisasikan nilai penanaman modal 20 dua puluh persen-100 seratus persen dari jumlah PPh yang terutang, lama Rp 500.000.000,00 – Rp 1.000.000.000.000,00 172 Paling kurang 5 lima tahun dan paling lama 15 lima belas tahun sejak produksi komersial dan telah merealisasikan nilai penanaman modal 20 dua puluh persen-100 seratus persen dari jumlah PPh yang terutang, lama Kurang dari Rp 500.000.000,00 berlokasi di KEK yang ditentukan oleh Dewan Nasional 173 Paling kurang 5 lima tahun dan paling lama 15 lima belas tahun sejak produksi komersial dan telah merealisasikan nilai penanaman modal Ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Keuangan dengan pertimbangan usulan wajib pajak badan baru Berdasarkan tabel yang telah disajikan diatas, dapat dilihat bahwa Pemerintah melalui kebijakan ekonominya sedang berupaya mendorong masuknya investor besar terutama investor dengan nilai realisasi penanaman modal mulai dari Rp. 500.000.000 lima ratus miliar hingga Rp. 1.000.000.000.000,00 satu triliun atau lebih di setiap KEK. 171 Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 96 tahun 2015 tentang Fasilitas dan Kemudahan Kawasan Ekonomi Khusus, Pasal 7 ayat 1 172 Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 96 tahun 2015 tentang Fasilitas dan Kemudahan Kawasan Ekonomi Khusus, Pasal 1 angka 6, Pasal 7 ayat 2 173 Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 96 tahun 2015 tentang Fasilitas dan Kemudahan Kawasan Ekonomi Khusus, Pasal 7 ayat 3 Universitas Sumatera Utara 115 Penetapan besaran pengurangan pajak penghasilan badan sebesar 20- 100 sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 Pasal 7, Menteri Keuangan akan membentuk komite verifikasi, komite ini membantu melakukan penelitian dan verifikasi dengan mempertimbangkan dampak strategis wajib pajak bagi perekonomian nasional, selanjutnya hasil penilaian tersebut menjadi dasar pertimbangan bagi Menteri Keuangan untuk menetapkan besaran pengurangan pajak dan juga jangka waktunya. 174 Melalui Pasal 10 PP Fasilitas dan Kemudahan di KEK juga diatur mengenai Wajib Pajak yang bidang usahanya merupakan kegiatan utama di KEK yang tidak mendapatkan fasilitas pengurangan pajak penghasilan badan yang Namun dalam hal penghasilan yang diterima oleh wajib pajak tersebut berasal dari luar kegiatan usaha yang memperoleh fasilitas pembebasan dan pengurangan pajak penghasilan yang dimaksud dalam Pasal 7 tetap dikenai Pajak Penghasilan berdasarkan ketentuan perundang-undangan di bidang perpajakan. Sebagai akibat hukum diberlakukannya ketentuan Pasal 7 PP Fasilitas dan Kemudahan di KEK, kepada wajib pajak badan tersebut berlaku ketentuan yang diatur dalam Pasal 9 yang menetapkan tidak dilakukannya pemotongan dan pemungutan selama periode pemberian fasilitas pembebasan pajak penghasilan badan oleh peraturan menteri keuangan, namun pemotongan dan pemungutan pajak tetap dilakukan terhadap Wajib Pajak yang menerima penghasilan diluar kegiatan usaha yang memperoleh fasilitas pengurangan Pajak Penghasilan badan sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan. 174 Republik Indonesia, Peraturan Menteri Keuangan Nomor130PMK.0112011 Universitas Sumatera Utara 116 dimaksud dalam Pasal 7 atau bagi wajib pajak yang melakukan kegiatan lainnya di KEK diberikan fasilitas perpajakan meliputi: 1. Pengurangan penghasilan neto sebesar 30 tiga puluh persen dari jumlah penanaman modal berupa aktiva tetap termasuk tanah yang digunakan untuk kegiatan pokok, dibebankan selama 6 enam tahun masing-masing sebesar 5 lima persen per tahun yang dihitung sejak saat mulai berproduksi komersial; ketentuan pemberian pajak diatas disebut dengan Investment Allowance dimana perusahaan diperbolehkan mengurangi jumlah penghasilan kena pajaknya dengan jumlah tertentu sesuai dengan persentase yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai allowances atas investasi yang telah ditanamkan, pengurangan ini dilakukan dalam jangka waktu tertentu.

2. Penyusutan yang dipercepat atas aktiva tetap berwujud dalam rangka

penanaman modal baru danatau perluasan usaha dengan masa manfaat dan tarif penyusutan sebagai berikut: Tabel 5. Penyusutan Aktiva Tetap di Kawasan Ekonomi Khusus Kelompok Aktiva Tetap Berwujud Masa Manfaat Menjadi Tarif Penyusutan Berdasarkan Metode Garis Lurus Saldo Menurun Bukan Bangunan Kelompok I 2 Tahun 50 100 dibebank an sekaligus 50 25 20 Kelompok II 4 Tahun 25 Kelompok III 8 Tahun 12,5 Kelompok IV 10 Tahun 10 Bangunan Permanen 10 Tahun 10 Tidak Permanen 5 Tahun 20 Universitas Sumatera Utara 117 Jenis fasilitas Pajak seperti ini dikenal juga dengan fasilitas menggunakan metode accelerated depreciation, alasan diberikannya fasilitas tersebut agar investor dapat membebankan aktiva tetapnya dengan lebih cepat sehingga dapat mengurangi laba dan kemudian memperkecil pajak yang ditanggungnya. 3. Amortisasi yang dipercepat atas aktiva tak berwujud yang diperoleh dalam rangka penanaman modal baru danatau perluasan usaha, dengan manfaat tariff penyusutan serta tariff amortisasi dipercepat Tabel 6. Amortisasi Aktiva Tak Berwujud di Kawasan Ekonomi Khusus Kelompok Aktiva Tak Berwujud Masa Manfaat Menjadi Tarif Amortisasi Berdasarkan Metode Garis Lurus Saldo Menurun Kelompok I 2 Tahun 50 100 dibebankan sekaligus 50 25 20 Kelompok II 4 Tahun 25 Kelompok III 8 Tahun 12,5 Kelompok IV 10 Tahun 10 4. Pengenaan Pajak Penghasilan atas dividen yang dibayarkan kepada wajib pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap di Indonesia sebesar 10 sepuluh persen, atau tariff yang lebih rendah menurut perjanjian penghindaran pajak berganda yang berlaku; Fasilitas pajak jenis ini dapat dikategorikan sebagai reduced rates, karena dalam pemberian fasilitas ini tarif pajak yang seharusnya dikenakan kepada wajib pajak, dikurangi dari tarif yang seharusnya. Universitas Sumatera Utara 118 5. Kompensasi kerugian yang lebih lama dari 5 lima tahun tetapi tidak lebih dari 10 sepuluh tahun, dengan ketentuan sebagai berikut: a. Tambahan 1 satu tahun, apabila melakukan penanaman modal dengan nilai lebih dari Rp. 200.000.000,00 dua ratus miliar rupiah. b. Tambahan 1 satu tahun atau 2 dua tahun, apabila: 1 mempekerjakan sekurang-kurangnya 500 lima ratus orang tenaga kerja Indonesia selama 5 lima tahun berturut-turut; atau 2 mempekerjakan sekurang-kurangnya 1.000 seribu orang tenaga kerja Indonesia selama 5 lima tahun berturut-turut. c. Tambahan 1 satu tahun, apabila penanaman modal baru memerlukan investasipengeluaran untuk infrastruktur ekonomi dan sosial di lokasi usaha paling sedikit sebesar Rp. 10.000.000.000,00 sepuluh miliar rupiah. d. Tambahan 2 dua tahun, apabila mengeluarkan biaya penelitian dan pengembangan di dalam negeri dalam rangka pengembangan produk atatu efisiensi produksi paling sedikit 5 lima persen dari investasi dalam jangka waktu 5 lima tahun. e. Tambahan 1 satu tahun, apabila menggunakan bahan baku dan atau komponen hasil produksi dalam negeri paling sedikit 70 tujuh puluh persen palin lambat tahun ke-4 keempat. f. Tambahan 2 dua tahun, apabila penanaman modal berupa perluasan dari usaha yang telah ada di KEK sebagian sumber pembiayannya berasal dari Universitas Sumatera Utara 119 laba setelah pajak earning after taxi wajib pajak pada satu tahu pajak sebelum tahun diterbitkannya izin prinsip penanaman modal danatau g. Tambahan 2 dua tahun, apabila melakukan ekspor paling sedikit 30 tiga puluh persen dari nilai total pendapatan. Fasilitas Pajak ini disebut juga loss carry forwards. Dalam fasilitas ini wajib Pajak dapat melakukan kompensasi kerugian dengan jangka waktu lebih dalam dari 5 tahun akan tetapi tidak melebihi 10 tahun dengan ketentuan sebagaimana diatur diatas. Dengan adanya jangka waktu pengkompensasian kerugian yang lebih lama maka wajib Pajak dapat melakukan kompensasi atas rugi yang dialaminya lebih lama sehingga rugi yang dialami itu diharapkan dapat dikompensasikan secara penuh dengan laba yang diperoleh perusahaan pada masa mendatang. Disamping itu, dengan adanya kompensasi kerugian maka jumlah pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan pada saat awal usaha menjadi lebih kecil. Selain adanya persyaratan yang ditetapkan oleh peraturan pemerintah, bagi investor pelaku usaha yang melakukan kegiatan usaha di KEK, ditetapkan pembatasan yaitu untuk tidak dapat lagi memperoleh fasilitas pajak penghasilan berdasarkan: 175 a. peraturan pemerintah mengenai fasilitas Pajak Penghasilan untuk penanaman modal di bidang-bidang usaha tertentu danatau di daerah- daerah tertentu; atau 175 Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 96 tahun 2015 tentang Fasilitas dan Kemudahan Kawasan Ekonomi Khusus, Pasal 11 Universitas Sumatera Utara 120 b. fasilitas pembebasan atau pengurangan pajak penghasilan Badan dalam rangka penanaman modal yang diatur dalam peraturan pemerintah tentang penghitungan penghasilan kena pajak dan pelunasan pajak penghasilan pada tahun berjalan; c. fasilitas pajak penghasilan selain yang diatur dalam peraturan pemerintah ini dan selain fasilitas pajak penghasilan selain Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b tetap dapat diberikan kepada Wajib Pajak melakukan kegiatan usaha di KEK sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan. Hal tersebut sebagai bentuk pembatasan untuk mencegah terjadinya tumpang tindih pemberian fasilitas dan kemudahan perpajakan yang berlaku bagi investor pelaku usaha mengingat Indonesia mempunyai banyak regulasi di bidang perpajakan sekaligus mengkhususkan kebijakan perpajakan di Kawasan Ekonomi Khusus. 2. Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah Bentuk kemudahan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di Kawasan Ekonomi Khusus ditetapkan bagi kegiatan pemasukan barang 176 sebagai berikut: 177 176 Yang dimaksud dengan barang kena pajak tertentu dalam ketentuan tersebut adalah Barang dan bahan untuk diolah, dirakit danatau dipasang pada barang lain; Barang yang diperuntukkan bagi kegiatan penyimpanan, perakitan, penyortiran, pengepakan, pendistribusian, perbaikan dan perekondisian permesinan; danatau Barang modal termasuk peralatan untuk pembangunankonstruksi yang digunakan untuk proses produksi serta pembangunanpengembangan KEK 177 Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 96 tahun 2015 tentang Fasilitas dan Kemudahan Kawasan Ekonomi Khusus, Pasal 12 ayat 1 Universitas Sumatera Utara 121 a. Pemasukan barang kena pajak tertentu oleh Badan Usaha danatau Pelaku Usaha di KEK dari TLDDP. 178 b. Pemasukan barang kena pajak tertentu oleh Badan Usaha danatau pelaku usaha di KEK dari selain TLDDP c. Pemasukan barang kena pajak tertentu oleh pelaku usaha di KEK kepada Pelaku Usaha di KEK lainnya; danatau d. Penyerahan barang kena pajak tertentu antar pelaku Usaha di KEK. Namun dalam Pasal 13 ditetapkan ketentuan yang berlaku bagi Pelaku Usaha yang melakukan penyerahan barang kena pajak di KEK ke TLDDP yang tujuannya bukan kepada pihak yang mendapat fasilitas Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana yang telah diatur tetap dikenai Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang perpajakan, selain itu pelaku usaha tersebut diwajibkan untuk melunasi Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas barang kena pajak yang pada saat impornya atau penyerahannya tidak dipungut. 3. Pajak, Bea dan cukai untuk kegiatan utama di KEK Pariwisata Melalui PP Fasilitas dan Kemudahan di KEK diberlakukan beberapa fasilitas kemudahan terutama dalam hal perpajakan, kepabeanan dan cukai bagi 178 Tempat Lain Dalam Daerah Pabean TLDDP adalah Daerah Pabean selain Kawasan Bebas, Tempat Penimbunan Berikat dan Kawasan Ekonomi Khusus. Dalam arti lain Daerah Pabean di wilayah Indonesia yang tidak ditunjuk sebagai Kawasan Bebas, TPB dan KEK. Jenis ini merupakan pemberitahuan pengeluaran barang. Pengeluaran barang dari KB ke TLDDP akan dikenakan Pajak Pertambahan Nilai, http:kawasan-bebas- batam.blogspot.co.id201304pemberitahuan-pabean-ftz-01.html , diakses pada 25 Februari 2016 pukul 20:43 WIB Universitas Sumatera Utara 122 KEK yang kegiatan utamanya bergerak di bidang Pariwisata. Pertama, kemudahan tersebut diberikan kepada Toko yang berada pada KEK pariwisata dapat berpartisipasi dalam skema pengembalian Pajak Pertambahan Nilai kepada orang pribadi pemegang paspor luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan. Berdasarkan Pasal 16 E ayat 2 UU Nomor 42 tahun 2009 memberikan persyaratan PPN dan PPnBM yang dapat direstitusi atau diminta kembali, yaitu: a. Nilai PPN minimal Rp. 500.000,00 lima ratus ribu rupiah dan dapat disesuaikan dengan peraturan pemerintah; b. Pembelian barang kena pajak dilakukan 1 satu bulan sebelum keberangkatan ke luar daerah Pabean. Selain diberlakukannya restitusi pajak bagi orang pribadi pemegang paspor luar negeri, terhadap pembelian rumah tinggal atau hunian pada KEK yang kegiatan utama di KEK Pariwisata juga diberikan fasilitas dan kemudahan perpajakan berupa Pembebasan pajak penjualan atas barang mewah dan Pembebasan pajak penghasilan atas penjualan atas barang yang tergolong sangat mewah. 4. Pajak Daerah danatau Retribusi Seperti diketahui bahwa salah satu sasaran dibentuknya kawasan ekonomi khusus adalah dalam rangka pemerataan pembangunan daerah tertentu. Dalam hal ini peran pemerintah daerah juga harus ikut mendukung iklim penanaman modal di Kawasan Ekonomi Khusus tersebut. Untuk itu berdasarkan Pasal 22 diatur Universitas Sumatera Utara 123 mengenai kewenangan pemerintah daerah dalam memberikan kemudahan perpajakan, sebagai berikut: a. Pemerintah daerah dapat menetapkan pengurangan, keringanan, dan pembebasan atas pajak daerah danatau retribusi daerah kepada Badan Usaha danatau pelaku usaha di KEK sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pajak daerah dan distribusi daerah. b. Pengurangan pajak daerah danatau retribusi daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diberikan paling rendah 50 lima puluh persen dan paling tinggi 100 seratus persen c. Ketentuan mengenai bentuk, besaran dan tata cara pengurangan, keringanan, dan pembebasan pajak daerah danatau retribusi daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditetapkan dengan peraturan daerah. 5. Pajak, Bea dan Cukai pada KEK yang kegiatan utamanya Jasa Keuangan Dalam hal bidang usaha lainnya di KEK ditetapkan sebagai jasa keuangan dapat diberikan fasilitas perpajakan kepabeanan dan cukai. Ketentuan lebih lanjut mengenai fasilitas tersebut diatur dengan peraturan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan negara

D. Kewajiban Investor dalam Pengajuan Kemudahan Perpajakan

Dokumen yang terkait

Kajian Yuridis Terhadap Fasilitas dan Kemudahan Lalu Lintas Barang di Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Penanaman Modal di Indonesia

3 26 125

Kajian Yuridis Terhadap Kemudahan Perpajakan Bagi Investor Dalam Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Sektor Penanaman Modal Indonesia

0 0 11

Kajian Yuridis Terhadap Kemudahan Perpajakan Bagi Investor Dalam Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Sektor Penanaman Modal Indonesia

0 0 1

Kajian Yuridis Terhadap Kemudahan Perpajakan Bagi Investor Dalam Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Sektor Penanaman Modal Indonesia

0 2 23

Kajian Yuridis Terhadap Kemudahan Perpajakan Bagi Investor Dalam Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Sektor Penanaman Modal Indonesia

0 0 30

Kajian Yuridis Terhadap Kemudahan Perpajakan Bagi Investor Dalam Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Sektor Penanaman Modal Indonesia Chapter III V

0 1 78

Kajian Yuridis Terhadap Kemudahan Perpajakan Bagi Investor Dalam Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Sektor Penanaman Modal Indonesia

0 0 5

Kajian Yuridis Terhadap Fasilitas dan Kemudahan Lalu Lintas Barang di Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Penanaman Modal di Indonesia

0 0 8

Kajian Yuridis Terhadap Fasilitas dan Kemudahan Lalu Lintas Barang di Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Penanaman Modal di Indonesia

0 0 1

Kajian Yuridis Terhadap Fasilitas dan Kemudahan Lalu Lintas Barang di Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Penanaman Modal di Indonesia

0 0 15