Fasilitas dan Kemudahan Penanaman Modal Berdasarkan UU No 25 Tahun 2007

43 secara bertahap untuk pemulihan lokasi yang memenuhi standar kelayakan lingkungan hidup, yang pelaksanaannya diatur sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

E. Fasilitas dan Kemudahan Penanaman Modal Berdasarkan UU No 25 Tahun 2007

Sebelum melakukan pemaparan mengenai berbagai fasilitas dan kemudahan yang diberikan oleh undang-undang kepada para investor, perlu diketahui mengenai urgensi dari adanya izin prinsip penanaman modal yang wajib dimiliki oleh PMA dan PMDN karena hal ini pada akhirnya akan bermuara pada pemberian fasilitas dan kemudahan bagi penanam modal. Izin prinsip penanaman modal adalah izin yang wajib dimiliki dalam rangka memulai usaha. 59 1. Kewenangan izin prinsip oleh pemerintah pusat terdiri atas: Menurut Pasal 4 Perka BKPM Nomor 9 Tahun 2015, Izin Prinsip diberikan oleh Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pusat PTSP di BKPM, Badan Penanaman Modal PTSP BPMPTSP Provinsi, KabupatenKota, PTSP Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas KPBPB, dan PTSP Kawasan Ekonomi Khusus KEK. Pemerintah Provinsi dan Pemerintah KabupatenKota, sesuai dengan kewenangannya, dimana kewenangan tersebut dapat dirincikan sebagai berikut: a. Penyelenggaraan Penanaman Modal yang lingkupnya lintas Provinsi; b. Penanaman Modal yang meliputi: 59 Republik Indonesia, Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 14 Tahun 2015 tentang Pedoman dan Tata Cara Izin Prinsip Penanaman Modal, Pasal 1 angka 10 dan Pasal 9 ayat 2 Universitas Sumatera Utara 44 1 penanaman Modal terkait sumber daya yang tidak terbarukan dengan tingkat risiko kerusakan lingkungan yang tinggi; 2 penanaman Modal pada bidang industry yang merupakan prioritas tinggi pada skala nasional; 3 penanaman Modal yang terkait pada fungsi pemersatu dan penghubung antar wilayah atau ruang lingkupnya lintas provinsi; 4 penanaman Modal yang terkait pada pelaksanaan strategi pertahanan dan keamanan nasional; 5 penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal yang menggunakan modal asing, yang berasal dari Pemerintah negara lain yang didasarkan perjanjian yang dibuat oleh pemerintah dan pemerintah negara lain; dan 6 bidang penanaman modal lain yang menjadi urusan pemerintah menurut undang-undang. 2. Kewenangan pemberian izin prinsip oleh pemerintah provinsi terdiri atas: a. penanaman modal yang ruang lingkup kegiatan lintas kabupatenkota; b. penanaman modal yang kewenangan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi yang diberikan pelimpahanpendelegasian wewenang dari pemerintah pusat kepada gubernur; dan c. penanaman modal yang menjadi kewenangan pemerintah provinsi berdasarkan peraturan perundang-undangan; 3. Kewenangan izin prinsip oleh pemerintah KabupatenKota, terdiri atas: a. penanaman modal yang ruang lingkup kegiatan di KabupatenKota Universitas Sumatera Utara 45 b. yang diperbantukan kepada Pemerintah KabupatenKota; 4. Kewenangan pemberian izin prinsip oleh KPBPB dan KEK dilaksanakan oleh pemerintah kabupatenkota berdasarkan pelimpahanpendelegasian kewenangan dari pemerintah pusatpemerintah daerah dan memperhatikan peraturan perundang-undangan terkait KPBPB dan KEK. Menurut Perka BKPM Nomor 14 tahun 2015 Pasal 9, memulai usaha yang dimaksud mencakup kegiatan, sebagai berikut: 1. Pendirian usaha baru, dalam rangka PMDN maupun PMA; atau 2. Memulai kegiatan usaha dalam rangka perubahan status menjadi PMA, sebagai akibat dari masuknya modal asing dalam kepemilikan seluruhsebagian modal perseroan dan badan hukum, atau; 3. Memulai kegiatan usaha dalam rangka perubahan status menjadi PMDN, sebagai akibat dari terjadinya perubahan kepemilikan modal perseroan yang sebelumnya terdapat modal asing, menjadi seluruhnya modal dalam negeri. Izin prinsip terdiri atas: izin prinsip, izin prinsip perluasan, izin prinsip perubahan, izin prinsip penggabungan usaha. Pasal 11 Perka BKPM tersebut juga mensyaratkan penerbitan Izin Prinsip memperhatikan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Selanjutnya keberadaan izin prinsip ini akan dijadikan rujukan bagi perizinan dan non perizinan pelaksanaan penanaman modal baik yang menjadi kewenangan pemerintah dan kewenangan daerah. Badan Koordinasi Penanaman Modal melalui PERKA Nomor 14 tahun 2015 memberikan batasan mengenai bentuk-bentuk badan usaha yang dapat Universitas Sumatera Utara 46 diberikan izin prinsip, Pasal 12 ayat 1 menyebut, izin prinsip dalam rangka PMDN dapat diberikan kepada: 1. Perseroan Terbatas PT yang seluruh sahamnya dimiliki oleh warga negara Indonesia; atau 2. Commanditaire Vennootschap CV, atau Firma Fa, atau usaha perorangan; atau 3. Koperasi atau Yayasan yang didirikan oleh warga negara Indonesia; atau 4. Badan Usaha Milik Negara BUMN atau Badan Usaha Milik Daerah BUMD. Pasal 12 ayat 2 kemudian mengatur izin prinsip dalam rangka PMA hanya diberikan kepada badan hukum PT berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditentukan lain oleh Undang-undang. Berdasarkan Peraturan Nomor 9 tahun 2015 diperkenalkan izin investasi. Izin Investasi adalah izin prinsip yang dimiliki perusahaan dengan kriteria tertentu sebagaimana diatur dalam Pasal 30, dalam rangka percepatan realisasi proyek- proyek tertentu, diberikan percepatan penerbitan izin prinsip yang disebut dengan izin investasi dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Nilai investasinya paling sedikit Rp. 100.000.000.000,00 seratus miliar rupiah; danatau 2. Penyerapan tenaga kerja Indonesia paling sedikit 1000 seribu orang. Izin investasi tersebut diterbitkan selambat-lambatnya 3 tiga jam kerja sejak diterimanya permohonan yang lengkap dan benar pada PTSP Pusat di BKPM, dan apabila permohonan izin investasi ditolak maka PTSP Pusat di BKPM membuat surat penolakan izin invetasi selambat-lambatnya 3 tiga jam kerja sejak diterimanya permohonan dengan menyebutkan alasan penolakan. Dengan adanya layanan ini, diharap mampu menarik minat para investor untuk Universitas Sumatera Utara 47 berinvestasi di Indonesia. Dengan demikian, munculnya investasi-investasi baru ini turut mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depannya. 60 Pada dasarnya investor, baik investor domestic maupun investor asing yang menanamkan investasi di Indonesia diberikan berbagai kemudahan. Pemberian kemudahan ini adalah dimaksudkan agar investor asing mau menanamkan investasinya di Indonesia. 61 Fasilitas penanaman modal diberikan dengan pertimbangan tingkat daya saing perekonomian dan kondisi keuangan negara dan harus promotif dibandingkan fasilitas yang diberikan negara lain. Pentingnya kepastian faslitas penanaman modal ini mendorong pengaturan secara lebih detail terhadap bentuk fasilitas fiskal, fasilitas hak atas tanah, fasilitas imigrasi, dan fasilitas perizinan impor. 62 Dapat dikatakan bahwa tujuan pemberian fasilitas-fasilitas yang bersifat insentif adalah sebagai berikut: 63 1. Untuk mempercepat penyebaran investasi ke seluruh pelosok tanah air, karena dengan adanya investasi terjadi pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya pertumbuhan, akan ada peningkatan penanaman modal sekarang ini, hanya ada 7-8 provinsi di Indonesia dari empat kategori yang masuk top five. Berarti terjadi ketidaksinambungan atau ketidakmerataan investasi. 2. Insentif atau fasilitas diberikan supaya ada percepatan dari sector ekonomi. Perekonomian pasti tumbuh kalau sector-sektor dibawahnya bekerja dengan 60 http:bisnis.liputan6.comread2408794jusuf-kalla-resmikan-layanan-izin-investasi-3-jam- bkpm diakses pada 7 Februari 2016 pukul 23:31 WIB. 61 Salim HS dan Budi Sutrisno, Op.cit, hlm 269 62 Dhaniswara K. Harjono, Op.cit, hlm 137 63 Ibid. Universitas Sumatera Utara 48 baik, termasuk sisi sektor produksi, yaitu industri. berarti harus ada sector- sektor yang dipacu. Pengaturan mengenai pemberian fasilitas penanaman modal diatur dalam Bab X Pasal 18, 19, 20, 21, 22, 23, dan 24 UU Penanaman Modal, Berdasarkan Pasal 18 ayat 2, ditetapkan bahwa pemberian fasilitas tersebut hanya dapat diberikan kepada: 64 1. Penanaman modal yang melakukan perluasan usaha; atau 2. Penanaman modal yang melakukan penanaman modal baru Namun berdasarkan Pasal 20 UU Penanaman Modal telah ditentukan bahwa pemberlakuan fasilitas dan kemudahan hanya ditujukan bagi penanam modal asing yang berbentuk perseroan sesuai ketentuan Pasal 5 ayat 2 UU Penanaman modal, yang menyatakan: “Penanaman modal asing wajib dalam berbentuk perseroan terbatas berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan di dalam wilayah negara Republik Indonesia, kecuali ditentukan lain oleh Undang-Undang.” Hal ini dilakukan sebagai perwujudan asas kepastian hukum yang dilakukan pemerintah terkait penyelenggaraan penanaman modal asing, sehingga penanam modal asing yang menerima fasilitas tersebut didirikan berdasar hukum perusahaan Indonesia terkait pula dengan pengalokasian modal dan tanggung jawab perusahaan tersebut. 65 64 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 25 Tshun 2007 tentang Penanaman Modal, Pasal 18. 65 http:www.hukumonline.comklinikdetaillt50759704ac972mengapa-penanaman-modal-asing- harus-dalam-bentuk-pt , diakses pada 4 Februari 2015 pukul 21:33 WIB Universitas Sumatera Utara 49 Selanjutnya dalam Pasal 18 ayat 3 UU Penanaman modal menyebut bahwa kedua jenis pemberian penanaman modal yang mendapatkan fasilitas tersebut sekurang-kurangnya harus memenuhi kriteria berikut: 66 1. menyerap banyak tenaga kerja; 2. termasuk skala prioritas tinggi; 3. termasuk pembangunan infrastruktur; 4. melakukan ahli teknologi; 5. melakukan industry pionir; 6. berada di daerah terpencil, daerah tertinggal, daerah perbatasan, atau daerah lain yang dianggap perlu; 7. menjaga kelestarian lingkungan hidup; 8. melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan dan inovasi; 9. bermitra dengan usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi; atau 10. industri yang menggunakan barang modal atau mesin atau peralatan yang diproduksi dalam negeri. Dhaniswara K. Harjono membagi ketentuan fasilitas yang diberikan dalam rangka penanaman modal menjadi 2 bagian besar yaitu fasilitas perpajakan dan pungutan lain serta fasilitas perizinan, adapun fasilitas tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Fasilitas perpajakan dan pungutan lainnya Kebijaksanaan pemerintah yang memberikan insentif perpajakan dapat menjadi salah satu insentif langsung yang harus terus diwujudkan dalam rangka untuk dapat lebih menarik minat investor menanamkan modalnya di Indonesia. Namun dalam pelaksanaannya juga harus memperhatikan keseimbangan sehingga tidak sampai mengurangi penerimaan negara yang diperlukan dalam menunjang pelaksanaan pembangunan di bidang yang lain. Disamping itu, harus dikoordinasikan dengan instansi-instansi yang terkait, sehingga dalam 66 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Pasal 18 ayat 3 Universitas Sumatera Utara 50 pelaksanaannya dapat berjalan sesuai dengan harapan undang-undang dan tidak malah menghambat kegiatan usaha penanaman modal. 67 a. pajak Penghasilan melalui pengurangan penghasilan, netto sampai tingkat tertentu terhadap jumlah penanaman modal yang dilakukan dalam waktu tertentu Apabila kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat 3 terpenuhi maka penanam modal tersebut berdasarkan Pasal 18 ayat 4 dapat diberikan fasilitas penanaman modal dalam bentuk: b. pembebasan atau keringanan bea masuk atas impor barang modal, mesin, atau peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi dalam negeri; c. pembebasan atau keringanan bea masuk bahan baku atau bahan penolong untuk keperluan produksi untuk jangka waktu tertentu dan persyaratan tertentu; d. pembebasan atau penangguhan Pajak Pertambahan Nilai atas impor barang modal atau mesin atau peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi di dalam negeri selama jangka waktu tertentu; e. penyusutan 68 dan amortisasi 69 f. keringanan Pajak Bumi dan Bangunan; yang dipercepat; Fasilitas fiskal lainnya juga diberikan dalam bentuk pembebasan pajak penghasilan badan dalam jumlah dan waktu tertentu dapat diberikan kepada penanaman modal baru yang merupakan industri pionir yaitu industri yang memiliki keterkaitan yang luas, memberi nilai tambah dan eksternalitas yang tinggi, memperkenalkan teknologi baru, serta memiliki nilai strategis bagi 67 Ermanto Fahamsyah, Hukum Penanaman Modal: Pengaturan, Pembatasan,Pengaruh Budaya Hukum dan Praktik Penanaman Modal di IndonesiaYogyakarta:LaksBang Pressindo, 2015, hlm 31 68 Penyusutan diartikan sebagai pengeluaran untuk memperoleh hart berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 satu tahun harus dibebankan sebagai biaya utuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan dengan cara mengalokasikan pengeluaran tersebut selama masa manfaat harta tersebut melalui penyusutan. Muhammad Rusjidi, PPH: Pajak Penghasilan, Jakarta: PT.Indeks, 2004, hlm 17-1 69 Amortisasi diartikan sebagai pengeluaran untuk memperoleh harta tak berwujud dan pengeluaran lainnya termasuk biaya perpanjangan hak guna usaha, hak guna bangunan, dan hak pakai yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 satu tahun yang dipergunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, dilakukan dalam bagian-bagian yang sama besar atau dalam bagian-bagian yang menurun selama masa manfaat, dengan cara menerapkan tariff amortisasi atas pengeluaran tersebut. Ibid.,hlm 17-14 Universitas Sumatera Utara 51 perekonomian nasional, 70 kemudian bagi penanaman modal yang sedang berlangsung yang sedang melakukan penggantian mesin atau barang modal lainnya, dapat diberikan fasilitas berupa keringanan atau pembebasan bea masuk. 71 2. Fasilitas Perizinan Selain fasilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, pemerintah memberikan kemudahan pelayanan danatau perizinan kepada perusahaan penanaman modal untuk memperoleh: a. Hak atas Tanah Kemudahan pelayanan danatau perizinan hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf a dapat diberikan dan diperpanjang dan dapat diperbarui kembali atas permohonan penanam modal, berupa: 1 Hak Guna Usaha dapat diberikan dengan jumlah 95 Sembilan puluh lima tahun dengan cara dapat diberikan dan diperpanjang di muka sekaligus selama 60 enam puluh tahun dan dapat diperbaharui selama 35 tiga puluh lima tahun; 2 Hak Guna Bangunan dapat diberikan dengan jumlah 80 tahun dengan cara dapat diberikan dan diperpanjang di muka sekaligus selama 50 lima puluh tahun dan dapat diperbarui selama 30 tiga puluh tahun; dan 70 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Pasal 18 ayat 5 71 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Pasal 18 ayat 6 Universitas Sumatera Utara 52 3 Hak pakai dapat diberikan dengan jumlah 70 tujuh puluh tahun dengan cara dapat diberikan dan diperpanjang di muka sekaligus selama 45 empat puluh lima tahun dan dapat diperbarui selama 25 dua puluh lima tahun. Namun ketentuan penggunaan hak atas tanah sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 22 UUPM dinyatakan tidak mengikat oleh Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, yaitu dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 21- 22PUU-V2007, tanggal 25 Maret 2007 dalam perkara pengujian Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman modal terhadap Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia. 72 Amar putusan Mahkamah Konstitusi berpendapat: Pasal 22 ayat 2 sepanjang menyangkut kata-kata “di muka sekaligus”, Pasal 22 ayat 4 sepanjang menyangkut kata-kata “sekaligus di muka” Undang-undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman modal Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 4724 tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat 73 b. pelayanan keimigrasian . Masalah keimigrasian sering dirasakan oleh pengusaha asing sebagai hambatan terutama ketika administrasi tempat tinggal hampir berakhir, Investor sering direpotkan dalam proses pengurusannya. Untuk itu pemerintah berdasarkan Pasal 23 UU Penanaman Modal mengatur mengenai kemudahan pelayan danatau 72 Sentosa Sembiring, Op.cit., hlm 161. 73 Ibid. Universitas Sumatera Utara 53 perizinan atas fasilitas keimigrasian dapat diberikan atas rekomendasi dari BKPM untuk: 1 penanaman modal yang membutuhkan tenaga kerja asing dalam merealisasikan penanaman modal; 2 penanaman modal yang membutuhkan tenaga kerja asing yang bersifat sementara dalam rangka perbaikan mesin, alat bantu produksi lainnya, dan pelayanan purnajual; dan 3 calon penanam modal yang akan melakukan penjajakan penanaman modal. c. perizinan impor Pasal 24 UU Penanaman modal mengatur mengenai kemudahan pelayanan danatau perizinan atas fasilitas perizinan impor hanya dapat diberikan terhadap: 1 barang yang selama tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur perdagangan barang; 2 barang yang tidak memberikan dampak negative terhadap keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, dan moral bangsa; 3 barang dalam rangka relokasi pabrik dari luar negeri ke Indonesia; dan 4 barang modal atau bahan baku untuk kebutuhan produksi sendiri. Universitas Sumatera Utara 1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dokumen yang terkait

Kajian Yuridis Terhadap Fasilitas dan Kemudahan Lalu Lintas Barang di Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Penanaman Modal di Indonesia

3 26 125

Kajian Yuridis Terhadap Kemudahan Perpajakan Bagi Investor Dalam Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Sektor Penanaman Modal Indonesia

0 0 11

Kajian Yuridis Terhadap Kemudahan Perpajakan Bagi Investor Dalam Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Sektor Penanaman Modal Indonesia

0 0 1

Kajian Yuridis Terhadap Kemudahan Perpajakan Bagi Investor Dalam Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Sektor Penanaman Modal Indonesia

0 2 23

Kajian Yuridis Terhadap Kemudahan Perpajakan Bagi Investor Dalam Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Sektor Penanaman Modal Indonesia

0 0 30

Kajian Yuridis Terhadap Kemudahan Perpajakan Bagi Investor Dalam Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Sektor Penanaman Modal Indonesia Chapter III V

0 1 78

Kajian Yuridis Terhadap Kemudahan Perpajakan Bagi Investor Dalam Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Sektor Penanaman Modal Indonesia

0 0 5

Kajian Yuridis Terhadap Fasilitas dan Kemudahan Lalu Lintas Barang di Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Penanaman Modal di Indonesia

0 0 8

Kajian Yuridis Terhadap Fasilitas dan Kemudahan Lalu Lintas Barang di Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Penanaman Modal di Indonesia

0 0 1

Kajian Yuridis Terhadap Fasilitas dan Kemudahan Lalu Lintas Barang di Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Penanaman Modal di Indonesia

0 0 15