Pembangunan KEK Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus

67 secara tertulis kepada pengusul disertai dengan alasan. 102

c. Pembangunan KEK

Selanjutnya pembentukan KEK ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah yang antara lain mengatur tentang penetapan batas luar kawasan, zona yang ada di dalam KEK, dan luas area KEK. Kesuksesan suatu pembangunan Ekonomi tentu disokong oleh faktor pembiayaan, untuk itu perlu diatur mengenai sumber-sumber pembiayaan dalam rangka pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus, sehingga KEK dapat menjalankan fungsinya sebagaimana termaktub dalam tujuan pendirian KEK tersebut, yakni menarik investasi, menghasilkan produk-produk ekspor yang dihasilkan oleh perusahaan yang beroperasi di KEK. 103 1 badan usaha; Adapun pembangunan KEK dibiayai dibiayai oleh: 2 kerjasama pemerintah, pemerintah provinsi, danatau pemerintah kabupatenkota dengan badan usaha; 3 anggaran pendapatan dan belanja negara danatau anggaran pendapatan dan belanja daerah; danatau 4 sumber lain yang sah sesuai dengan ketentua peraturan perundang- undangan. Berdasarkan pasal 30 PP Penyelenggaraan KEK, Pembangunan KEK meliputi kegiatan, pembebasan tanah untuk lokasi KEK dan Pelaksanaan pembangunan fisik KEK. Pembebasan tanah untuk lokasi KEK, dilakukan oleh: 1 badan usaha dalam hal KEK diusulkan oleh Badan Usaha, dalam hal Badan usaha tersebut berbentuk koperasi atau swasta, kepada badan 102 Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus, Pasal 28 103 Darwin Syamsulbahri, Maxensius Tri Sambodo dan Teddy Lesmana, Peluang, Tantangan dan Prakondisi bagi Program KEK:Studi Kasus Kota Batam, dalam Buku Quo Vadis Kawasan Ekonomi Khusus Jakarta:Rajawali Press, 2010 hlm 111 Universitas Sumatera Utara 68 usaha diberikan hak atas tanah berupa hak guna bangunan, namun dalam hal tanah untuk lokasi KEK dibebaskan oleh BUMN, BUMD, pemerintah provinsi, pemerintah kabupatenkota, atau kementerianlembaga pemerintah non kementerian, kepala BUMN, BUMD, pemerintah provinsi, pemerintah kabupatenkota, atau kementerianlembaga pemerintah non kementerian dapat diberikan hak atas tanah berupa hak pakai dan hak pengelolaan; 2 pemerintah provinsi dalam hal KEK diusulkan oleh pemerintah provinsi; 3 pemerintah kabupatenkota dalam hal KEK diusulkan oleh pemerintah kabupatenkota; 4 kementerianlembaga pemerintah non kementerian dalam hal KEK diusulkan oleh lembaga pemerintah non kementerian. Setelah adanya penetapan oleh pemerintah untuk dibentuknya KEK, selanjutnya pemerintah provinsi atau pemerintah kabupatenkota menetapkan badan usaha untuk membangun KEK sesuai dengan peraturan perundang- undangan. 104 Namun dalam hal usulan berasal dari Badan usaha, pemerintah provinsi atau pemerintah kabupatenkota dapat menunjuk langsung Badan pengusul untuk membangun KEK sesuai dengan kewenangannya masing-masing, yakni: Pemerintah provinsi dalam hal lokasi KEK berada pada lintas wilayah kabupatenkota; atau Pemerintah kabupatenkota dalam hal lokasi KEK berada 104 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 39 tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus, Pasal 10 jo. Pasal 33A Peraturan Pemerintah No. 100 Tahun 2012 Universitas Sumatera Utara 69 dalam satu wilayah kabupatenkota. 105 Dalam jangka waktu paling lama 90 Sembilan puluh hari sejak diundangkannya Peraturan tentang KEK yang dimaksud, selanjutnya penetapan badan usaha tersebut sekaligus menetapkan pula badan usaha tersebut sebagai Badan Usaha Pengelola KEK, 106 Selanjutnya berdasarkan ketentuan Pasal 35 PP Perubahan atas PP Penyelenggaraan KEK dinyatakan bahwa Badan Usaha tersebut melaksanakan pembangunan KEK dan pengelolaan KEK berdasarkan perjanjian dengan pemerintah provinsi atau pemerintah kabupatenkota. Adapun isi dari perjanjian tersebut diantaranya: lingkup pekerjaan; jangka waktu; hal ini tentu membawa akibat hukum dalam rangka pembiayaan berdasarkan ketentuan pasal 33A ayat 3 bahwa Badan usaha yang ditetapkan untuk membangun KEK bertanggung jawab atas pembiayaan KEK. 107 Berdasarkan Pasal 34 P PP Perubahan atas PP Penyelenggaraan KEK terjadi perubahan isi pasal dari Peraturan pemerintah sebelumnya yaitu mengenai pembangunan fisik KEK yang ditetapkan atas usulan pemerintah kabupatenkota dimana ketentuan pasal tersebut menjadi sebagai berikut: penyelesaian perselisihan; pemutusan atau pengakhiran perjanjian. 108 105 Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 100 tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus, Pasal 33 A ayat 1 106 Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2012 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Kawasan Ekonomi Khusus, Pasal 33 A ayat 2 107 Yang dimaksud dengan jangka waktu adalah dalam ketentuan ini tidak melebihi batas waktu 3 tiga tahun setelah penetapan Kawasan Ekonomi Khusus, Penjelasan Pasal 35 PP No. 100 Tahun 2012 108 Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus, Pasal 34 Universitas Sumatera Utara 70 1 Dalam hal KEK yang ditetapkan merupakan usulan pemerintah kabupatenkota, penetapan Badan Usaha untuk membangun KEK dilakukan oleh pemerintah kabupatenkota secara terbuka dan transparan berdasarkan: a. Ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pengadaan barangjasa pemerintah dalam hal pembangunan KEK dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupatenkota; b. Ketentuan sebagaimana tercantum dalam lampiran peraturan pemerintah ini dalam hal pembangunan KEK dibiayai dari kerjasama pemerintah kabupatenkota dengan Badan Usaha 2 Dalam penetapan Badan Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b, Badan Usaha ditetapkan sebagai pembangun sekaligus ditetapkan sebagai Badan Usaha Pengelola. Selanjutnya berdasarkan ketentuan pasal 35A ayat 1 dalam hal melaksanakan pembangunan KEK berdasarkan Badan Usaha tersebut terlebih dahulu mengadakan perjanjian pengadaan barangjasa pemerintah. 109 Lebih lanjut dalam kaitannya dengan ayat 2 Pasal 34, pelaksanaan pembangunan dan pengelolaan KEK didasarkan dengan adanya perjanjian 110 dengan kabupatenkota 111 Perubahan selanjutnya terdapat di antara Pasal 34 dan Pasal 35 PP Perubahan atas PP Penyelenggaraan KEK disisipkan 2 dua Pasal yakni Pasal 34A yang mengatur tentang penetapan Badan Usaha KEK yang ditetapkan atas usulan pemerintah provinsi dan Pasal 34B tentang penetapan Badan Usaha KEK 109 Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah adalah kegiatan pengadaan barang dan jasa yang dibiayai dengan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN dan atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD, baik yang diadakan secara swakelola maupun oleh penyedia barang dan jasa. Sri Nirmala, Tinjauan Hukum Kontrak Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah dari Perspektif Kenotariatan,Tesis Magister Kenotariatan FH UI, 2009, hlm 35 110 Menurut teori baru yang dikemukakan oleh Van Dunne, yang diartikan dengan perjanjian adalah suatu hubungan hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum. Teori baru tersebut tidak hanya melihat perjanjian semata-mata, tetapi juga harus dilihat perbuatanperbuatan sebelumnya atau yang mendahuluinya. Salim, Pengantar Hukum Perdata Tertulis BW, Jakarta:Sinar Grafika, 2002, hlm 161 111 Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus Pasal 35A ayat 2 Universitas Sumatera Utara 71 yang ditetapkan atas usulan Lembaga pemerintah non kementerian. Adapun Pasal 34A tersebut berbunyi: 112 1 Dalam hal KEK yang ditetapkan merupakan usulan pemerintah provinsi, penetapan Badan Usaha untuk membangun KEK dilakukan oleh pemerintah provinsi secara terbuka dan transparan berdasarkan: a. ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pengadaan barangjasa pemerintah dalam hal pembangunan KEK dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah provinsi; atau b. ketentuan sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan Pemerintah ini dalam hal pembangunan KEK dibiayai dari kerjasama pemerintah provinsi dengan Badan Usaha. 2 Dalam hal penetapan Badan Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b, Badan Usaha pembangun sekaligus ditetapkan sebagai Badan Usaha pengelola. Sama halnya seperti proses pada Badan Usaha yang ditetapkan oleh kabupatenkota, dalam pelaksanaan pembangunan KEK dilakukan dengan adanya perjanjian pengadaan barangjasa pemerintah, 113 kemudian dalam hal pelaksanaan pembangunan dan pengelolaan KEK didasarkan pada perjanjian dengan pemerintah provinsi. 114 1 Dalam hal KEK yang ditetapkan merupakan usulan kementerianlembaga pemerintah non kementerian, penetapan Badan Usaha untuk membangun KEK dilakukan oleh kementerianlembaga pemerintah non kementerian secara terbuka dan transparan berdasarkan: Pasal 34B, yang berbunyi sebagai berikut: a. ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pengadaan barangjasa pemerintah dalam hal pembangunan KEK dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; atau 112 Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus, Pasal 34A 113 Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus Pasal 35B ayat 1 114 Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus Pasal 35 B ayat 2 Universitas Sumatera Utara 72 b. ketentuan sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan Pemerintah ini dalam hal pembangunan KEK dibiayai dari kerjasama kementerianlembaga pemerintah non kementerian dengan Badan Usaha. 2 Dalam hal penetapan Badan Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b, Badan Usaha pembangun sekaligus ditetapkan sebagai Badan Usaha pengelola. Lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah tersebut diatur mengenai dasar pelaksanaan pembangunan KEK yaitu atas dasar perjanjian pengadaan barangjasa dengan pemerintah, 115 selanjutnya badan usaha yang berasal dari penetapan kementerianlembaga pemerintah non kementerian harus didasarkan dengan adanya suatu perjanjian sehubungan dengan ditetapkannya Badan Usaha sebagai pembangun dan pengelola KEK 116 Setelah adanya penetapan Badan Usaha tersebut, dalam rangka mewujudkan transparansi dalam pembangunan fisik KEK, diatur mengenai kewajiban bagi Badan Usaha yang melaksanakan pembangunan KEK untuk menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan pembangunan . 117 kepada pemerintah provinsi, kabupatenkota, atau kementerianlembaga pemerintah non kementerian setiap 12 dua belas bulan, menyampaikan laporan status kesiapan KEK dalam jangka waktu 36 tiga puluh enam bulan sejak KEK ditetapkan agar dapat dinyatakan siap operasi oleh Dewan Nasional 118 115 Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus, Pasal 35B ayat 1 116 Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus Pasal 35C ayat 2 117 Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus, Pasal 36 118 Dewan yang dibentuk di tingkat nasional untuk mengadakan KEK, Pasal 1 angka 2 PP No. 2 Tahun 2010 melalui Dewan Universitas Sumatera Utara 73 Kawasan 119 Upaya percepatan peningkatan penanaman modal melalui pengembangan kawasan ekonomi khusus dibuktikan melalui Pasal 12 ayat 1 UU KEK bahwa KEK harus siap beroperasi dalam waktu paling lama 3 tiga tahun sejak ditetapkan. Apabila setelah 3 tiga tahun sejak ditetapkan KEK belum beroperasi, maka Dewan Nasional: . Berdasarkan laporan yang disampaikan tersebut selanjutnya Dewan Nasional akan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pembangunan KEK setiap tahun dimana hasilnya akan disampaikan kepada pengusul untuk ditindaklanjuti. 120 1 melakukan perubahan atas usulan sebelumnya; 2 memberikan perpanjangan waktu paling lama 2 dua tahun; apabila setelah perpanjangan waktu KEK belum siap beroperasi oleh karena force majeur 121 atau bukan karena kelalaian, atas dasar pertimbangan dari Dewan Kawasan kepada Dewan Nasional dapat diberikan perpanjangan waktu 30 tiga puluh hari hari kerja sejak berakhirnya jangka waktu perpanjangan. 122 119 Dewan yang dibentuk di tingkat provinsi untuk membantu Dewan Nasional dalam penyelenggaraan KEK, Pasal 1 angka 3 PP No 2 tahun 2012 120 Pasal 38 PP No. 2 Tahun 2011 121 Berdasarkan rumusan pasal 1244-1245BW, 1444-1445BW, dapat disimpulkan bahwa force majeur; overmacht merupakan peristiwa yang tidak terduga yang terjadi di luar kesalahan debitur setelah penutupan kontrak yang menghalangi debitur untuk memenuhi prestasinya, sebelum ia dinyatakan lalai karenanya tidak dapat dipersalahkan serta tidak menanggung risiko atas kejadian tersebut. Dalil adanya overmacht harus memenuhi syarat, bahwa: Selanjutnya Dewan Nasional a. Pemenuhan prestasi terhalang atau tercegah; b. Terhalangnya pemenuhan prestasi tersebut di luar kesalahan debitor; c. Peristiwa yang menyebabkan terhalangnya prestasi tersebut merupakan risiko debitor. Agus Yudha Hernoko, Hukum Perjanjian:Asas Proporsionalitas dalam Kontrak Komersial Jakarta:Kencana, 2010 hlm 271-272 122 Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus, Pasal 39 Universitas Sumatera Utara 74 melakukan evaluasi atas pertimbangan tersebut dalam jangka waktu 30 tiga puluh hari kerja untuk menilai kelayakan dioperasikannya KEK, adapun hasil evaluasi tersebut, adalah sebagai berikut: 123 a memberikan perpanjangan waktu pembangunan KEK; perpanjangan waktu pembangunan adalah untuk jangka waktu paling lama 5 lima tahun dan apabila jangka waktu tersebut KEK belum dapat juga beroperasi, Dewan Nasional mengajukan usulan pencabutan penetapan KEK kepada Presiden disertai dengan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang pencabutan peraturan pemerintah tentang penetapan suatu lokasi sebagai KEK 124 b menyampaikan usulan pencabutan penetapan KEK kepada Presiden disertai dengan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang penetapan suatu lokasi sebagai KEK . d. Pengelolaan Berdasarkan ketentuan Pasal 42 PP Penyelenggaraan KEK, dinyatakan bahwa pengelolaan KEK dilakukan oleh: 1 Administrator KEK Pengaturan mengenai Administrator terdapat dalam Pasal 43 PP No. 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus yang 123 Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus, Pasal 40 124 Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus, Pasal 41 Universitas Sumatera Utara 75 menyatakan Administrator dalam pengelolaan KEK dibentuk oleh Dewan Kawasan. Adapun tugas dari Administrator ini adalah sebagai berikut: 125 a Memberikan izin usaha dan izin lain yang diperlukan bagi Pelaku Usaha untuk mendirikan, menjalankan,dan mengembangkan usaha di KEK. Pemberian izin tersebut dilakukan melalui PTSP sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang penanaman modal. b Melakukan pengawasan dan pengendalian operasionalisasi KEK yang dilakukan oleh Badan Usaha pengelola KEK. c Menyampaikan laporan operasionalisasi KEK secara berkala dan incidental kepada Dewan Kawasan setiap 6 enam bulan sekali. Berkaitan dengan fungsi Administrator untuk memberikan izin, perlu dikaji mengenai keberadaan PTSP 126 125 Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus, Pasal 43 126 PTSP yaitu pelayanan terpadu satu pintu di bidang penanaman modal merupakan kebijakan yang diperintahkan oleh UUPM. PTSP dimaksudkan untuk membantu penanam modal dalam memperoleh kemudahan pelayanan, fasilitas fiscal dan informasi mengenai penanaman modal. Dalam UU tersebut, PTSP diartikan sebagai kegiatan penyelenggaraan suatu perizinan dan non perizinan yang mendapat pendelegasian wewenang dari instansi yang memiliki kewenangan yang proses pengelolaannya dimulai dari tahap permohonan sampai dengan tahap terbitnya dokumen yang dilakukan dalam satu tempat. Hendrawan Sembiring, Asas Perlakuan yang sama dalam pelayanan terpadu satu pintu PTSP di Bidang Penanaman Modal, Skripsi Fakultas Hukum USU, Medan, 2014, hlm 75-76 di Kawasan Ekonomi Khusus. PTSP di KEK diselenggarakan oleh Admnistrator, kewenangan Administrator untuk melaksanakan PTSP tersebut dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang penanaman modal. Selanjutnya berdasarkan Pasal 44, dalam menyelenggarakan PTSP di KEK Administator terlebih dahulu mendapatkan pendelegasian wewenang dari menterikepala lembaga pemerintah Universitas Sumatera Utara 76 non kementerian, gubernur, atau bupatiwalikota sebagai pihak yang memiliki kewenangan atas perizinan, fasilitas dan kemudahan yang ditetapkan dengan melalui peraturan menterikepala lembaga pemerintah non kementerian, gubernur, atau walikota, selanjutnya pihak yang berhak mengeluarkan perizinan, fasilitas dan kemudahan di KEK dapat menunjuk penghubung dengan administrator.Atas dasar pendelegasian wewenang dari menterikepala lembaga pemerintah non kementerian, gubernur, atau bupatiwalikota yang memiliki kewenangan perizinan, fasilitas dan kemudahan yang dilaksanakan dapat menetapkan jenis- jenis perizinan, fasilitas, dan kemudahan dalam suatu peraturan menterikepala lembaga pemerintah non kementerian, gubernur, bupatiwalikota di KEK. 127 Lebih lanjut berdasarkan ketentuan Pasal 45 ditegaskan bahwa dalam rangka penyelenggaraan PTSP di KEK, menterikepala lembaga pemerintah non kementerian, gubernur, bupatiwalikota yang memiliki kewenangan perizinan, fasilitas dan kemudahan menetapkan jenis-jenis perizinan, fasilitas dan kemudahan yang berlaku bagi kawasan tersebut dimana untuk mendapatkan setiap Ketentuan tersebut juga sejalan dengan ketentuan yang diatur dalam Bagian Keenam tentang PTSP di KEK dalam Pasal 9 Peraturan Kepala BKPM Nomor 15 tahun 2015 tentang Pedoman dan Tata Cara Perizinan dan Nonperizinan Penanaman Modal, yang menyatakan, “Penyelenggara PTSP di bidang Penanaman Modal yang berlokasi di KEK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 3 huruf e dilakukan berdasarkan pelimpahan atau pendelegasian kewenangan dari MenteriKepala LPNK, Gubernur, danatau BupatiWalikota sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 127 Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus, Pasal 44 Universitas Sumatera Utara 77 jenis perizinan, fasilitas dan kemudahan tersebut harus menempuh tata cara yang tertuang dalam bentuk petunjuk teknis yang meliputi persyaratan teknis dan nonteknis, tahapan memperoleh perizinan, fasilitas dan kemudahan; dan mekanisme pengawasan dan sanksi. Tata cara perizinan, fasilitas dan kemudahan ditentukan untuk dapat mengutamakan penyederhanaan tanpa mengurangi faktor keselamatan, keamanan, kesehatan, dan perlindungan lingkungan dari kegiatan penanaman modal, mengacu pada standar yang ditetapkan oleh lembagainstansi yang berwenang. Dalam menetapkan jenis dan tata cara perizinan, fasilitas dan kemudahan kepada menterikepala lembaga pemerintah non kementerian, gubernur, atau bupatiwalikota berkoordinasi dengan lembagainstansi terkait. Pelaksanaan dan pembinaan PTSP di KEK dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perundang- undangan di bidang penanaman modal. 128 2 Badan Usaha Pengelola Selain Administrator, Badan Usaha Pengelola berdasarkan Pasal 47 PP Penyelenggaraan KEK bertugas menyelenggarakan usaha KEK. Badan Usaha pengelola tersebut berbentuk: BUMNBUMD, Badan Usaha Koperasi, Badan Usaha Swasta atau Badan Usaha patungan antara swasta danatau koperasi dengan Pemerintah, pemerintah provinsi danatau kabuparenkota. Badan Usaha tersebut ditetapkan pada masa pelaksanaan pembangunan KEK dan paling lambat sebelum KEK dinyatakan siap beroperasi oleh Dewan Nasional, namun ketentuan tersebut tidak berlaku bagi KEK yang diusulkan oleh 128 Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus Pasal 45 Universitas Sumatera Utara 78 Badan Usaha yang penetapannya sebagai badan usaha pengelola dilakukan bersamaan dengan penetapan badan usaha pembangunan KEK Pasal 33A ayat 2 dan KEK yang dilakukan dengan mekanisme kerjasama antara pemerintah dengan badan usaha Pasal 34 ayat 2, Pasal 34A ayat 2, Pasal 34B ayat 2. e. Evaluasi pengelolaan KEK Berkaitan tugas Administrator pada pasal 43 ayat 2 huruf c untuk menyampaikan laporan operasionalisasi KEK secara berkala dalam jangka waktu 6 bulan sekali, atas dasar itu laporan tersebut Dewan Kawasan akan melakukan Evaluasi Pengelolaan KEK. Hasil evaluasi tersebut selanjutnya akan disampaikan kepada Administrator dan Dewan Nasional, 129 1 arahan kepada Dewan Kawasan untuk peningkatan kinerja KEK; berkaitan dengan adanya Perubahan atas PP Penyelenggaraan KEK mengalami perubahan, penyisipan dan penambahan terhadap ketentuan pasal 52 dan Pasal 53. Adapun ketentuan Pasal 52 tersebut mengatur tentang hasil evaluasi yang dilakukan oleh Dewan Kawasan yang akan dilakukan penilaian oleh Dewan Nasional, pasal tersebut memberikan kewenangan kepada Dewan Nasional untuk melakukan penilaian terhadap operasionalisasi KEK. Bentuk-bentuk penilaian yang dimaksud berupa: 2 pemantauan terhadap operasionalisasi KEK; 3 rekomendasi mengenai langkah tindak lanjut operasionalisasi KEK, berupa: a pemutusan perjanjian pengelolaan KEK dalam hal Badan Usaha pengelola ditetapkan sesuai dengan ketentuan Pasal 47 ayat 3 yang 129 Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus, Pasal 50 Universitas Sumatera Utara 79 disampaikan kepada Dewan Kawasan apabila Badan Usaha, tidak memenuhi standar kinerja, dinyatakan pailit, melakukan penyimpangan dari kegiatan usaha selain dari izin yang diberikan, memohon berhenti sebagai badan usaha pengelola KEK; b perbaikan manajemen operasional KEK dalam hak Badan Usaha pengelola apabila badan usaha tidak memenuhi standar kinerja pelayanan; danatau melakukan kegiatan yang menyimpang dari izin usaha dan izin lain yang diberikan. c pengusulan pencabutan penetapan KEK, disampaikan oleh Dewan Nasional kepada Presiden, apabila dalam pengoperasian KEK, tidak dilakukan perbaikan manajemen operasional, terjadi dampak negatif skala luas terdapat lingkungan disekitarnya, menimbulkan gejolak sosial ekonomi bagi masyarakat di sekitarnya; danatau terjadi pelanggaran hukum di KEK. Berdasarkan ketentuan Pasal 53 diatur mengenai akibat hukum dari pencabutan badan usaha sekaligus perintah kepada pemerintah provinsi, pemerintah kabupatenkota, lembaga pemerintah non kementerian untuk segera menetapkan badan usaha pengelola yang baru paling lambat 30 tiga puluh hari kerja setelah pencabutan badan usaha pengelola sesuai dengan ketentuan sebagaimana tercantum dalam lampiran PP Perubahan atas PP Penyelenggaraan KEK. Sementara itu untuk mengisi kekosongan pengelolaan akan dilakukan oleh pemerintah provinsikabupatenkota atau lembaga pemerintah non kementerian, Universitas Sumatera Utara 80 namun dalam hal belum adanya penetapan badan usaha pengelola KEK yang baru, tugas tersebut kemudian dilakukan oleh Administrator KEK. Program KEK apabila ditinjau dari salah satu filosofi pembangunan Nasional yaitu pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya terkesan program programatis dan instan karena program KEK diarahkan pada daerah yang bukan hanya memiliki potensi untuk dikembangkan perekonomiannya, namun juga telah memiliki infrakstruktur pendukung kegiatan ekonomi. Dengan demikian jelas bagi kita bahwa KEK tidak akan pernah dibangun di daerah yang masih terbatas pembangunan sarana dan prasarananya, sehingga KEK tidak dapat diharapkan untuk mendorong pembangunan daerah yang masih belum maju. Jelasnya KEK akan nimbrung didaerah yang telah maju dan berkembang pesat dan didukung sarana dan prasarana yang relatif maju. 130 1 Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei Sumatera Utara berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2012; Saat ini, Indonesia memiliki 8 Kawasan Ekonomi Khusus yang masing- masing memiliki keunggulan dari sisi geostrategis dan geoekonomi sehingga pada akhirnya ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus oleh Pemerintah berdasarkan peraturan pemerintah dengan harapan dapat menjadi penggerak perekonomian melalui pengembangan kawasan ekonomi khusus, adapun kedelapan Kawasan tersebut, yaitu: 2 Kawasan Ekonomi Tanjung Lesung Banten berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2012; 130 Laporan Pendahuluan Kajian Model Analisis Dampak Pembangunan KEK terhadap Perekonomian Nasional, kerjasama antara Sekretariat Dewan Nasional KEK dengan PT SInergi Visi Utama, 2012, Bagian II hlm 21 Universitas Sumatera Utara 81 3 Kawasan Ekonomi Khusus Palu Sulawesi Tengah berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2014; 4 Kawasan Ekonomi Khusus Bitung Sulawesi Utara berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2014; 5 Kawasan Ekonomi Khusus Morotai Maluku Utara berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2014; 6 Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api-api Sumatera Selatan berdasarkan Pearturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2014; 7 Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika Nusa Tenggara Barat berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 52 tahun 2014; 8 Kawasan Ekonomi Khusus MBTK Maloy Batuta Trans Kalimantan, Kalimantan Timur berdasarkan PP No. 85 tahun 2014.

B. Peran Pemerintah dalam Kawasan Ekonomi Khusus

Dokumen yang terkait

Kajian Yuridis Terhadap Fasilitas dan Kemudahan Lalu Lintas Barang di Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Penanaman Modal di Indonesia

3 26 125

Kajian Yuridis Terhadap Kemudahan Perpajakan Bagi Investor Dalam Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Sektor Penanaman Modal Indonesia

0 0 11

Kajian Yuridis Terhadap Kemudahan Perpajakan Bagi Investor Dalam Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Sektor Penanaman Modal Indonesia

0 0 1

Kajian Yuridis Terhadap Kemudahan Perpajakan Bagi Investor Dalam Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Sektor Penanaman Modal Indonesia

0 2 23

Kajian Yuridis Terhadap Kemudahan Perpajakan Bagi Investor Dalam Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Sektor Penanaman Modal Indonesia

0 0 30

Kajian Yuridis Terhadap Kemudahan Perpajakan Bagi Investor Dalam Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Sektor Penanaman Modal Indonesia Chapter III V

0 1 78

Kajian Yuridis Terhadap Kemudahan Perpajakan Bagi Investor Dalam Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Sektor Penanaman Modal Indonesia

0 0 5

Kajian Yuridis Terhadap Fasilitas dan Kemudahan Lalu Lintas Barang di Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Penanaman Modal di Indonesia

0 0 8

Kajian Yuridis Terhadap Fasilitas dan Kemudahan Lalu Lintas Barang di Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Penanaman Modal di Indonesia

0 0 1

Kajian Yuridis Terhadap Fasilitas dan Kemudahan Lalu Lintas Barang di Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Penanaman Modal di Indonesia

0 0 15