Bentuk-bentuk Fasilitas dan Kemudahan yang diterima oleh Investor di Kawasan Ekonomi Khusus

89 keberadaan KEK 2 Pengalokasian sebagian pendapatan pemerintah yang diperoleh dari KEK untuk diversifikasi aktivitas ekonomi 3 Memperkuat kemitraan antara UKM dengan usaha besar di lokasi KEK 4 Kewajiban perusahaan besar di lokasi KEK untuk melaksanakan Corporate Social Responsibility CSR c. Meningkatkan pengawasan perairan, terutama pengawasan atas pelabuhan tikus d. Meningkatkan pengawasan atas praktik penyelundupan barang dan manusia e. Penerbitan perda tentang Rumah Liar Ruli

C. Bentuk-bentuk Fasilitas dan Kemudahan yang diterima oleh Investor di Kawasan Ekonomi Khusus

Menurut Bernard Williams Associates, fasilitas diuraikan sebagai berikut “Facilities is the premises and services required to accommodate and facilitate business activity”. 138 Dari definisi tersebut fasilitas mengandung unsur sarana fisik, dan pelayanan pendukung, serta dibutuhkannya teknologi informasi untuk memudahkan pelayanan. Menurut Tomkins, Fasilitas yang direncanakan dengan baik dapat meningkatkan produktifitas perusahaan dan menekan biaya atau mengeliminasi aktivitas yang tidak perlu sehingga dapat memotivasi investasi. 139 138 Craig Langston, Rima Lauge Kristensen, Stretegic Management of Built Facilities New York: Routledge, 2002, hlm 3 139 Aris Susanto, Analisis Pemanfaatan Kawasan Berikat Marunda, dalam tesis Program Pasca Sarjana UI Kajian Pengembangan Perkotaan, Jakarta, 2008 Universitas Sumatera Utara 90 Banyak negara yang telah melakukan pembenahan secara insentif dalam menarik investasi, terutama PMA dengan menetapkan kawasan di negara tersebut sebagai KEK. Begitu banyak tawaran dan kemudahan dan insentif untuk menarik investor agar mereka menanamkan modalnya di negara tersebut. Semakin banyak investasi yang masuk, semakin banyak sector perekonomian bergerak, semakin banyak pula masyarakat yang mendapat pekerjaan sehingga mengurangi pengangguran dan segala masalah sosial yang diakibatkannya 140 Pemberian fasilitas tersebut tidak terlepas dari tujuan pemberntukan KEK sebagai politik untuk pengembangan daerah yang sifatnya tidak lagi sentralistik desentralistik yang memberikan kesempatan kepada daerah untuk mengembangkan daerahnya melalui pengembangan KEK sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945 dan Pasal 33 UUD 1945. . Semangat yang sama juga ditunjukkan oleh pemerintah Indonesia dalam rangka meningkatkan iklim penanaman modal di Indonesia, hal ini dapat terlihat dari ketentuan UU Penanaman Modal yang telah memberikan berbagai bentuk fasilitas yang secara umum diatur dalam Bab X Pasal 18 Undang-undang tersebut. Namun apabila berbicara tentang diberlakukannya status kawasan ekonomi khusus tentu akan membawa pengaruh yang berbeda terhadap pengaturan yang berkaitan dengan fasilitas dan kemudahan yang diberikan bagi investor pelaku usaha di kawasan tersebut. 141 140 Nada Faza Soraya, Perspektif Pengusaha Terhadap Kawasan Ekonomi Khusus, dalam buku Quo Vadis Kawasan Ekonomi Khusus Jakarta:Rajawali Press,2010 hlm 75 141 Poltak UB. Panjaitan, “Analisis Hukum Bagi Investor di Kawasan Ekonomi Khusus Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dan Undang- Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khususi”, USU Law Journal, Vol.II- No.2November 2013 hlm 113 Hal tersebut selanjutnya Universitas Sumatera Utara 91 oleh UU KEK diakomodir melalui Bab VI UU KEK mengenai Fasilitas dan Kemudahan yang berlaku bagi investor di KEK, selanjutnya fasilitas dan kemudahan tersebut dibagi menjadi beberapa bentuk, yaitu: 1. Perpajakan, Kepabeanan 142 dan Cukai 143 Berdasarkan Pasal 30 UU KEK, dinyatakan bahwa fasilitas pajak penghasilan diberikan kepada setiap pelaku usaha yang melakukan kegiatan di KEK, dan dapat diberikan tambahan fasilitas PPh sesuai dengan karakteristik zona. Selain pajak penghasilan, dalam waktu tertentu kepada penanam modal juga dapat diberikan fasilitas perpajakan berupa pengurangan pajak bumi dan bangunan. Fasilitas perpajakan termasuk tata cara pemberiannya lebih lanjut diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan. Berkaitan dengan kegiatan kepabeanan di KEK, impor barang ke KEK dapat diberikan fasilitas berupa Penangguhan bea masuk, Pembebasan cukai sepanjang barang tersebut merupakan bahan baku atau bahan penolong produksi, Tidak dipungut Pajak Pertambahan Nilai PPN atau Pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah PPnBM untuk barang kena pajak; dan tidak adanya pungutan Pajak Penghasilan impor. Ketentuan selanjutnya berkaitan penyerahan barang kena pajak dari tempat lain di dalam daerah pabean ke KEK apabila memenuhi ketentuan perundang- undangan dapat diberikan fasilitas untuk tidak dipungut PPN dan PPnBM, namun 142 Kepabeanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pengawasan atas lalu lintas barang yang masuk atau keluar daerah pabean serta pemungutan bea masuk dan bea keluar, Undang-Undang Nomor 17 tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan pasal 1 143 Cukai adalah pungutan negara yang dikenakan terhadap barang-barang tertentu yang mempunyai sifat atau karakteristik yang ditetapkan dalam undang-undang cukai Universitas Sumatera Utara 92 ketentuan bertolak belakang terjadi apabila penyerahan barang kena pajak dari KEK ke tempat lain di dalam daerah pabean sepanjang tidak ditujukan kepada pihak yang mendapatkan fasilitas PPN akan dikenakan PPN atau PPN dan PPnBM sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Bagi barang asal impor yang dikeluarkan dari KEK dengan tujuan diimpor untuk dipakai, sepanjang pengeluaran tersebut tidak ditujukan kepada pihak yang memperoleh fasilitas pembebasan atau penangguhan bea masuk, cukai atau dalam rangka impor dikenakan ketentuan berdasarkan ketentuan pasal 33 ayat 1 UU KEK yaitu dipungut bea masuk, dilunasi cukainya untuk barang kena cukai, dikenakan PPN atau PPN dan PPnBM, serta PPh impor berdasarkan ketentuan perundang-undangan. 2. Bea Masuk atas Barang Modal untuk Kawasan Ekonomi Khusus Kemudahan atas pembebasan bea masuk untuk industri diatur di Undang- Undang No 10 Tahun 1995 jo Undang-Undang No 17 Tahun 2006 tentang Kepabeanan khususnya pada pasal 26. Kategori barang yang dapat diberikan kemudahan ini meliputi: a. Barang dan bahan untuk pembangunan dan pengembangan industri dalam rangka penanaman modal pasal 26 ayat 2. b. Mesin untuk pembangunan dan pengembangan industry; c. Barang dan bahan dalam rangka pembangunan dan pengembangan industri untuk jangka waktu tertentu. Mengacu kepada pasal 26 di atas, fasilitas atas pemasukan mesin, barang, dan bahan dapat diberikan pembebasan atau keringanan, namun dengan terbitnya Universitas Sumatera Utara 93 Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-176PMK.0112009 tentang Pembebasan Bea Masuk atas Impor Mesin Serta Barang dan Bahan Untuk Pembangunan atau Pengembangan Industri Dalam Rangka Penananam Modal, saat ini fasilitas yang diberikan atas impor barangbarang tersebut adalah berupa pembebasan. Pembebasan bea masuk atas impor mesin untuk pembangunan industri diberikan untuk jangka waktu pengimporan selama 2 dua tahun terhitung sejak berlakunya keputusan pembebasan bea masuk. Jangka waktu pengimporan mesin untuk pembangunan industri ini dapat diperpanjang sesuai dengan jangka waktu pembangunan industri tersebut sebagaimana tercantum dalam surat persetujuan penanaman modal. 144 144 Mohammad Jafar,”Pengawasan atas barang impor dengan fasilitas pembebasan bea masuk dalam rangka penanaman modal, Dalam konteks KEK, dasar hukum yang secara tegas menerapkan kebijakan bea masuk terdapat pada Pasal 2A Peraturan Menteri Keuangan Nomor 188PMK.0102015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 176PMK.0112009 tentang pembebasan bea masuk atas impor mesin serta barang dan bahan untuk pembangunan atau pengembangan industri dalam rangka penanaman modal yang menyatakan yaitu “Pembebasan bea masuk dapat diberikan terhadap mesin, barang dan bahan yang berasal dari Kawasan Pelabuhan Bebas dan Perdagangan Bebas, Kawasan Ekonomi Khusus, atau Tempat Penimbunan Berikat. http:www.bppk.kemenkeu.go.idimagesfilepusbcdmdokumen2014_PENGAWASAN_ATAS_ BARANG_IMPOR_DENGAN_FASILITAS_PEMBEBASAN_BEA_MASUK_DALAM_RANG KA_PENANAMAN_MODAL.pdf , diakses pada 7 April 2016 Universitas Sumatera Utara 94 Sebelum mengetahui kemudahan Bea Masuk yang diterima oleh Investor dalam Kawasan Ekonomi Khusus, terlebih dahulu diberikan pemahaman tentang daerah asal pemasukan barang yang ditujukan bagi Pelaku Usaha di KEK, adanya daerah asal pemasukan barang tersebut juga akan mempengaruhi kemudahan yang diterima oleh pelaku usaha yang diatur dalam Pasal 16 PP No. 96 tahun 2015 antara lain: 145 a. Pemasukan barang yang dilakukan oleh pelaku usaha di Luar daerah pabean, diberikan fasilitas berupa Penangguhan bea masuk, pembebasan cukai, sepanjang barang tersebut merupakan bahan baku atau bahan penolong dalam pembuatan barang hasil akhir yang bukan merupakan barang kena cukai, tidak dipungut Pajak dalam rangka impor. b. Pemasukan barang yang berasal dari impor oleh Pelaku Usaha di KEK dari lokasi pelaku usaha lain dalam satu KEK, Pelaku Usaha pada KEK lainnya, tempat penimbunan berikat di luar KEK, Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas, diberikan fasilitas berupa, penangguhan bea masuk, pembebasan cukai, sepanjang barang tersebut merupakan bahan baku atau bahan penolong dalam pembuatan barang hasil akhir yang bukan merupakan barang kena cukai; danatau tidak dipungut Pajak dalam rangka Impor. c. Pemasukan barang oleh Pelaku usaha yang melakukan kegiatan usaha di KEK dari lokasi TLDDP diberikan fasilitas sebagai berikut, pembebasan cukai, sepanjang barang tersebut merupakan bahan baku atau bahan 145 Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 96 tahun 2015 tentang Fasilitas dan Kemudahan Kawasan Ekonomi Khusus, Pasal 1 angka 6 Universitas Sumatera Utara 95 penolong dalam pembuatan barang hasil akhir yang bukan merupakan badan kena cukai, tidak dipungut Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. d. Pemasukan barang oleh pelaku usaha yang melakukan kegiatan usaha di KEK dilakukan menggunakan pemberitahuan pabean sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang kepabeanan. Adapun jenis barang yang dimaksud dalam ketentuan Pasal 16 tersebut meliputi Barang dan bahan untuk diolah , dirakit danatau dipasang pada barang lain, Barang yang diperuntukkan bagi kegiatan penyimpanan, perakitan, penyortiran, pengepakan, penggabungan, pendistribusian, perbaikan dan perekondisian permesinan, Barang modal termasuk peralatan untuk pembangunankonstruksi yang digunakan untuk proses produksi. Selain adanya pengaturan mengenai ketentuan fasilitas bagi pemasukan barang dari dan ke KEK, juga diatur mengenai pengeluaran barang Bea Keluar tersebut dari tempat-tempat tertentu sebagaimana diatur dalam Pasal 17, yaitu: a. Pengeluaran barang yang dilakukan oleh Pelaku Usaha yang melakukan kegiatan usaha di KEK ke luar daerah pabean berlaku ketentuan kepabeanan di bidang ekspor. b. Pengeluaran barang yang dilakukan oleh Pelaku Usaha yang melakukan kegiatan usaha di KEK yang ditujukan ke lokasi pelaku usaha lain dalam satu KEK, pelaku usaha pada KEK lainnya, tempat penimbunan berikat di luar KEK, kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas berlaku ketentuan sebagai berikut: 1 Bea masuk, pajak dalam rangka impor, danatau cukai mengikuti fasilitas yang berlaku di tempat tujuan; danatau 2 Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah mengikuti fasilitas yang berlaku di tempat tujuan 3 Barang asal impor yang masih terutang bea masuk, cukai dan pajak dalam rangka impor Pasal 16 yang dikeluarkan dari KEK ditujukan ke lokasi TLDDP dengan tujuan impor untuk dipakai sepanjang Universitas Sumatera Utara 96 pengeluaran tersebut tidak ditujukan kepada pihak yang memperoleh fasilitas dan penangguhan bea masuk, cukai atau pajak dalam rangka impor dipungut bea masuk, dilunasi cukainya untuk Barang Kena Cukai, dikenakan pajak dalam rangka impor. 3. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Setiap wajib pajak yang melakukan usaha di KEK diberikan insentif berupa pembebasan atau keringanan pajak daerah dan retribusi daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, selain itu juga dimungkinkan pemberian kemudahan lain oleh pemerintah daerah 4. Pertanahan Di KEK, diberikan kemudahan untuk memperoleh hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, kemudahan yang dimaksud antara lain berupa percepatan pelayanan, pengukuran, pendaftaran hak, dan penerbitan sertifikat hak atas tanah. Lebih lanjut diatur mengenai Badan usaha yang telah memperoleh tanah di lokasi yang sudah ditetapkan sebagai KEK berdasarkan peraturan pemerintah diberikan hak atas tanah..Pengadaan tanah dalam lokasi KEK mengacu izin lokasi atau penetapan lokasi yang telah ditetapkan dalam rangka penetapan KEK Dalam hal lokasi KEK diusulkan oleh kementerianlembaga, pemerintah provinsi, pemerintah kabupatenkota, BUMNBUMD dan tanahnya telah dibebaskan diberikan hak pengelolaan, kemudian atas dasar hak pengelolaan tersebut kepada pelaku usaha diberikan Hak Guna Bangunan 30 tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu 20 tahun dan diperbarui untuk jangka waktu 30 tahun atau Hak pakai 25 tahun dapat diperpanjang untuk jangka waktu 25 tahun dan dapat diperbarui untuk jangka waktu 25 tahun. Universitas Sumatera Utara 97 Bagi lokasi KEK yang diusulkan oleh Badan Usaha swasta dan tanahnya telah dibebaskan, diberikan Hak Guna Banggunan diberikan untuk jangka waktu 30 tiga puluh tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu 20 dua puluh tahun serta diperbarui untuk jangka waktu 30 tiga puluh tahun atau Hak Pakai diberikan untuk jangka waktu 25 dua puluh lima tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu 20 dua puluh tahun serta diperbarui untuk jangka waktu 25 dua puluh lima tahun 5. Perizinan Berdasarkan pasal 38 UU KEK diberikan kemudahan dan keringanan di bidang perizinan usaha, kegiatan usaha, perindustrian, perdagangan, kepelabuhan, dan keimigrasian bagi orang asing pelaku bisnis, serta pemberian fasilitas keamanan. Dalam hal perizinan, administrator KEK mempunyai kewenangan penerbitan izin prinsip, izin prinsip perubahan, izin prinsip perluasan, izin prinsip penggabungan perusahaan, pembatalan, dan pencabutannya berdasarkan pendelegasian wewenang berdasarkan kewenangan dari kepala lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang penanaman modal, yang dilakukan melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu PTSP. 146 6. Keimigrasian Izin prinsip tersebut sebagai dasar hukum bagi dikeluarkannya berbagai fasilitas dan kemudahan yang akan diterima oleh investor di KEK. 146 Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2015 tentang Fasilitas dan Kemudahan Kawasan Ekonomi Khusus, Pasal 79 Universitas Sumatera Utara 98 Penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang imigrasi dilakukan oleh pejabat imigrasi pada Administrator KEK. Bentuk-bentuk keimigrasian yang dikenal dalam kawasan ekonomi khusus, yaitu: a. Visa Kunjungan, dapat diberikan untuk beberapa kali perjalanan kepada orang asing yang akan melakukan kunjungan ke KEK dalam rangka tugas pemerintahan, bisnis danatau keluarga; b. Visa tinggal terbatas, dapat diberikan kepada orang asing yang bermaksud tinggal terbatas di KEK dalam rangka penanaman modal, bekerja sebagai tenaga ahli, mengikuti suamiistri pemegang izin tinggal terbatas, mengikuti orang tua bagi anak sah berumur 18 delapan belas tahun atau memiliki rumah bagi orang asing; c. Izin tinggal terbatas paling lama 5 tahun, Izin tinggal sementara bagi orang asing yang bekerja di KEK, dan dapat diberikan izin tinggal tetap dengan ketentuan sebagai berikut bertindak sebagai pengurus Badan Usaha atau pelaku usaha yang melakukan penanaman modal minimal Rp 1 Miliar.Izin tinggal sementara atau izin tinggal tetap bagi orang asing yang memilki rumah tinggal atau hunian di KEK Pariwisata, izin masuk kembali untuk beberapa kali perjalanan diberikan kepada orang asing pemegang izin tinggal tetap. 7. Ketenagakerjaan Penggunaan tenaga kerja di KEK mengutamakan warga negara Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam hal penggunaan tenaga kerja asing, Badan usaha dan pelaku usaha KEK selaku pemberi kerja Universitas Sumatera Utara 99 harus memiliki rencana penggunaan tenaga kerja asing dan izin memperkerjakan tenaga kerja asing yang selanjutnya akan dilakukan pengesahan di bidang ketenagakerjaan. Untuk menjamin pelaksanaan ketenagakerjaan di KEK dibentuk Lembaga Kerja Sama Tripartit Khusus yang terdiri dari unsure pemerintahpemerintah daerah, serikat pekerjaserikat buruh dan asosiasi pengusaha yang bertugas untuk melakukan komunikasi dan konsultasi mengenai berbagai masalah ketenagakerjaan, melakukan deteksi dini terhadap kemungkinan timbulnya permasalahan ketenagakerjaan, memberikan saran dan pertimbangan mengenai langkah penyelesaian permasalahan. 8. Lalu lintas barang Ketentuan larangan impor dan ekspor di KEK berlaku sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang larangan dan pembatasan impor dan ekspor, pemasukan barang impor dan ekspor belum diberlakukan ketentuan pembatasan di bidang impor kecuali ditentukan lain, bagi pengeluaran barang impor untuk dipakai dari KEK ke tempat lain dalam daerah pabean berlaku ketentuan pembatasan di bidang impor kecuali sudah dipenuhi pada saat pemasukannya. Barang yang terkena ketentuan pembatasan impor dan ekspor dapat diberikan pengecualian danatau kemudahan diatur melalui peraturan menteri perdagangan 9. Fasilitas dan kemudahan lain Selain fasilitas dan kemudahan yang telah ditentukan diatas, zona yang berada di dalam KEK dapat diberikan fasilitas dan kemudahan lain yang diatur Universitas Sumatera Utara 100 oleh instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Perlakuan khusus lainnya yang berlaku di Kawasan Ekonomi Khusus juga berlaku dalam ketentuan mengenai bidang usaha yang tertutup dan terbuka dengan persyaratan yang secara normatif diatur melalui Peraturan Presiden Nomor 39 tahun 2014. Berdasarkan ketentuan Pasal 39 UU No. 39 tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus bahwa di KEK tidak diberlakukan ketentuan yang mengatur bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan di bidang penanaman modal, kecuali yang dicadangkan untuk UMKM dan Koperasi. Setelah dijabarkannya berbagai fasilitas dan kemudahan yang dapat diterima Investor di KEK, sungguhlah investor dimanjakan dengan adanya berbagai kemudahan dan fasilitas tersebut. Namun demikian, suatu negara tidak hanya dituntut untuk menarik investor, karena yang terpenting dari semua itu adalah bagaimana memberikan kenyamanan agar investasi yang masuk bisa bertahan. Semua itu tergantung pada itikad baik pemerintah untuk memberikan atmosfer dan iklim berusaha yang baik dan nyaman bagi penanam modal. 147 Pemerintah memberikan jalan yang dapat mempermudah investor dalam pelayanan keimigrasian, perizinan, kepabeanan dan lain-lain melalui regulasi yang dibangun, sehingga dengan demikian dari sisi fiskal investor dapat memanajemen segala biaya yang akan dikeluarkan seminimal mungkin dalam kegiatan penanaman modal. Oleh sebab itu, peran pemerintah dibutuhkan sebagai forum untuk menetapkan hukum atau rule of the game dan sebagai wasit yang 147 Nada Faza Soraya, Op.cit., hlm 75 Universitas Sumatera Utara 101 menafsirkan dan menegakkan enforce dari rule of the game yang sudah ditetapkan. 148 148 Bismar Nasution, Pembaharuan Hukum Menuju Perekonomian Global:Perspektif Kawasan Ekonomi Khusus, Makalah disampaikan dalam seminar nasional “Pembaharuan Hukum Menuju Perekonomian Global”. Universitas Prima Indonesia, tanggal 15 Desember 2011, hlm 5 Universitas Sumatera Utara 102 BAB IV BENTUK KEMUDAHAN PERPAJAKAN YANG DIBERIKAN KEPADA INVESTOR DALAM KAWASAN EKONOMI KHUSUS

A. Perkembangan Pengaturan Pemberian Kemudahan Perpajakan di Indonesia

Dokumen yang terkait

Kajian Yuridis Terhadap Fasilitas dan Kemudahan Lalu Lintas Barang di Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Penanaman Modal di Indonesia

3 26 125

Kajian Yuridis Terhadap Kemudahan Perpajakan Bagi Investor Dalam Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Sektor Penanaman Modal Indonesia

0 0 11

Kajian Yuridis Terhadap Kemudahan Perpajakan Bagi Investor Dalam Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Sektor Penanaman Modal Indonesia

0 0 1

Kajian Yuridis Terhadap Kemudahan Perpajakan Bagi Investor Dalam Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Sektor Penanaman Modal Indonesia

0 2 23

Kajian Yuridis Terhadap Kemudahan Perpajakan Bagi Investor Dalam Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Sektor Penanaman Modal Indonesia

0 0 30

Kajian Yuridis Terhadap Kemudahan Perpajakan Bagi Investor Dalam Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Sektor Penanaman Modal Indonesia Chapter III V

0 1 78

Kajian Yuridis Terhadap Kemudahan Perpajakan Bagi Investor Dalam Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Sektor Penanaman Modal Indonesia

0 0 5

Kajian Yuridis Terhadap Fasilitas dan Kemudahan Lalu Lintas Barang di Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Penanaman Modal di Indonesia

0 0 8

Kajian Yuridis Terhadap Fasilitas dan Kemudahan Lalu Lintas Barang di Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Penanaman Modal di Indonesia

0 0 1

Kajian Yuridis Terhadap Fasilitas dan Kemudahan Lalu Lintas Barang di Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Penanaman Modal di Indonesia

0 0 15