89
keberadaan KEK 2
Pengalokasian sebagian pendapatan pemerintah
yang diperoleh dari KEK untuk diversifikasi
aktivitas ekonomi
3 Memperkuat kemitraan
antara UKM dengan usaha besar di lokasi KEK
4 Kewajiban perusahaan
besar di lokasi KEK untuk melaksanakan
Corporate Social Responsibility
CSR c.
Meningkatkan pengawasan perairan, terutama
pengawasan atas pelabuhan tikus
d. Meningkatkan pengawasan
atas praktik penyelundupan barang dan manusia
e. Penerbitan perda tentang
Rumah Liar Ruli
C. Bentuk-bentuk Fasilitas dan Kemudahan yang diterima oleh Investor di Kawasan Ekonomi Khusus
Menurut Bernard Williams Associates, fasilitas diuraikan sebagai berikut “Facilities is the premises and services required to accommodate and facilitate
business activity”.
138
Dari definisi tersebut fasilitas mengandung unsur sarana fisik, dan pelayanan pendukung, serta dibutuhkannya teknologi informasi untuk
memudahkan pelayanan. Menurut Tomkins, Fasilitas yang direncanakan dengan baik dapat meningkatkan produktifitas perusahaan dan menekan biaya atau
mengeliminasi aktivitas yang tidak perlu sehingga dapat memotivasi investasi.
139
138
Craig Langston, Rima Lauge Kristensen, Stretegic Management of Built Facilities New York: Routledge, 2002, hlm 3
139
Aris Susanto, Analisis Pemanfaatan Kawasan Berikat Marunda, dalam tesis Program Pasca Sarjana UI Kajian Pengembangan Perkotaan, Jakarta, 2008
Universitas Sumatera Utara
90
Banyak negara yang telah melakukan pembenahan secara insentif dalam menarik investasi, terutama PMA dengan menetapkan kawasan di negara tersebut
sebagai KEK. Begitu banyak tawaran dan kemudahan dan insentif untuk menarik investor agar mereka menanamkan modalnya di negara tersebut. Semakin banyak
investasi yang masuk, semakin banyak sector perekonomian bergerak, semakin banyak pula masyarakat yang mendapat pekerjaan sehingga mengurangi
pengangguran dan segala masalah sosial yang diakibatkannya
140
Pemberian fasilitas tersebut tidak terlepas dari tujuan pemberntukan KEK sebagai politik untuk pengembangan daerah yang sifatnya tidak lagi sentralistik
desentralistik yang memberikan kesempatan kepada daerah untuk mengembangkan daerahnya melalui pengembangan KEK sebagaimana
diamanatkan oleh UUD 1945 dan Pasal 33 UUD 1945. .
Semangat yang sama juga ditunjukkan oleh pemerintah Indonesia dalam rangka meningkatkan iklim penanaman modal di Indonesia, hal ini dapat terlihat
dari ketentuan UU Penanaman Modal yang telah memberikan berbagai bentuk fasilitas yang secara umum diatur dalam Bab X Pasal 18 Undang-undang tersebut.
Namun apabila berbicara tentang diberlakukannya status kawasan ekonomi khusus tentu akan membawa pengaruh yang berbeda terhadap pengaturan yang
berkaitan dengan fasilitas dan kemudahan yang diberikan bagi investor pelaku usaha di kawasan tersebut.
141
140
Nada Faza Soraya, Perspektif Pengusaha Terhadap Kawasan Ekonomi Khusus, dalam buku Quo Vadis Kawasan Ekonomi Khusus Jakarta:Rajawali Press,2010 hlm 75
141
Poltak UB. Panjaitan, “Analisis Hukum Bagi Investor di Kawasan Ekonomi Khusus Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dan Undang-
Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khususi”, USU Law Journal, Vol.II- No.2November 2013 hlm 113
Hal tersebut selanjutnya
Universitas Sumatera Utara
91
oleh UU KEK diakomodir melalui Bab VI UU KEK mengenai Fasilitas dan Kemudahan yang berlaku bagi investor di KEK, selanjutnya fasilitas dan
kemudahan tersebut dibagi menjadi beberapa bentuk, yaitu: 1.
Perpajakan, Kepabeanan
142
dan Cukai
143
Berdasarkan Pasal 30 UU KEK, dinyatakan bahwa fasilitas pajak penghasilan diberikan kepada setiap pelaku usaha yang melakukan kegiatan di
KEK, dan dapat diberikan tambahan fasilitas PPh sesuai dengan karakteristik zona. Selain pajak penghasilan, dalam waktu tertentu kepada penanam modal juga
dapat diberikan fasilitas perpajakan berupa pengurangan pajak bumi dan bangunan. Fasilitas perpajakan termasuk tata cara pemberiannya lebih lanjut
diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan. Berkaitan dengan kegiatan kepabeanan di KEK, impor barang ke KEK
dapat diberikan fasilitas berupa Penangguhan bea masuk, Pembebasan cukai sepanjang barang tersebut merupakan bahan baku atau bahan penolong produksi,
Tidak dipungut Pajak Pertambahan Nilai PPN atau Pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah PPnBM untuk barang kena pajak; dan tidak
adanya pungutan Pajak Penghasilan impor. Ketentuan selanjutnya berkaitan penyerahan barang kena pajak dari tempat
lain di dalam daerah pabean ke KEK apabila memenuhi ketentuan perundang- undangan dapat diberikan fasilitas untuk tidak dipungut PPN dan PPnBM, namun
142
Kepabeanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pengawasan atas lalu lintas barang yang masuk atau keluar daerah pabean serta pemungutan bea masuk dan bea keluar,
Undang-Undang Nomor 17 tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan pasal 1
143
Cukai adalah pungutan negara yang dikenakan terhadap barang-barang tertentu yang mempunyai sifat atau karakteristik yang ditetapkan dalam undang-undang cukai
Universitas Sumatera Utara
92
ketentuan bertolak belakang terjadi apabila penyerahan barang kena pajak dari KEK ke tempat lain di dalam daerah pabean sepanjang tidak ditujukan kepada
pihak yang mendapatkan fasilitas PPN akan dikenakan PPN atau PPN dan PPnBM sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagi barang asal impor yang dikeluarkan dari KEK dengan tujuan diimpor untuk dipakai, sepanjang pengeluaran tersebut tidak ditujukan kepada pihak yang
memperoleh fasilitas pembebasan atau penangguhan bea masuk, cukai atau dalam rangka impor dikenakan ketentuan berdasarkan ketentuan pasal 33 ayat 1 UU
KEK yaitu dipungut bea masuk, dilunasi cukainya untuk barang kena cukai, dikenakan PPN atau PPN dan PPnBM, serta PPh impor berdasarkan ketentuan
perundang-undangan. 2.
Bea Masuk atas Barang Modal untuk Kawasan Ekonomi Khusus Kemudahan atas pembebasan bea masuk untuk industri diatur di Undang-
Undang No 10 Tahun 1995 jo Undang-Undang No 17 Tahun 2006 tentang Kepabeanan khususnya pada pasal 26. Kategori barang yang dapat diberikan
kemudahan ini meliputi: a.
Barang dan bahan untuk pembangunan dan pengembangan industri dalam rangka penanaman modal pasal 26 ayat 2.
b.
Mesin untuk pembangunan dan pengembangan industry;
c.
Barang dan bahan dalam rangka pembangunan dan pengembangan industri untuk jangka waktu tertentu.
Mengacu kepada pasal 26 di atas, fasilitas atas pemasukan mesin, barang, dan bahan dapat diberikan pembebasan atau keringanan, namun dengan terbitnya
Universitas Sumatera Utara
93
Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-176PMK.0112009 tentang Pembebasan Bea Masuk atas Impor Mesin Serta Barang dan Bahan Untuk
Pembangunan atau Pengembangan Industri Dalam Rangka Penananam Modal, saat ini fasilitas yang diberikan atas impor barangbarang tersebut adalah berupa
pembebasan. Pembebasan bea masuk atas impor mesin untuk pembangunan industri
diberikan untuk jangka waktu pengimporan selama 2 dua tahun terhitung sejak berlakunya keputusan pembebasan bea masuk. Jangka waktu pengimporan mesin
untuk pembangunan industri ini dapat diperpanjang sesuai dengan jangka waktu pembangunan industri tersebut sebagaimana tercantum dalam surat persetujuan
penanaman modal.
144
144
Mohammad Jafar,”Pengawasan atas barang impor dengan fasilitas pembebasan bea masuk dalam rangka penanaman modal,
Dalam konteks KEK, dasar hukum yang secara tegas menerapkan kebijakan bea masuk terdapat pada Pasal 2A Peraturan Menteri Keuangan Nomor
188PMK.0102015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 176PMK.0112009 tentang pembebasan bea masuk atas impor mesin
serta barang dan bahan untuk pembangunan atau pengembangan industri dalam rangka penanaman modal yang menyatakan yaitu “Pembebasan bea masuk dapat
diberikan terhadap mesin, barang dan bahan yang berasal dari Kawasan Pelabuhan Bebas dan Perdagangan Bebas, Kawasan Ekonomi Khusus, atau Tempat
Penimbunan Berikat.
http:www.bppk.kemenkeu.go.idimagesfilepusbcdmdokumen2014_PENGAWASAN_ATAS_ BARANG_IMPOR_DENGAN_FASILITAS_PEMBEBASAN_BEA_MASUK_DALAM_RANG
KA_PENANAMAN_MODAL.pdf , diakses pada 7 April 2016
Universitas Sumatera Utara
94
Sebelum mengetahui kemudahan Bea Masuk yang diterima oleh Investor dalam Kawasan Ekonomi Khusus, terlebih dahulu diberikan pemahaman tentang
daerah asal pemasukan barang yang ditujukan bagi Pelaku Usaha di KEK, adanya daerah asal pemasukan barang tersebut juga akan mempengaruhi kemudahan yang
diterima oleh pelaku usaha yang diatur dalam Pasal 16 PP No. 96 tahun 2015 antara lain:
145
a. Pemasukan barang yang dilakukan oleh pelaku usaha di Luar daerah
pabean, diberikan fasilitas berupa Penangguhan bea masuk, pembebasan cukai, sepanjang barang tersebut merupakan bahan baku atau bahan
penolong dalam pembuatan barang hasil akhir yang bukan merupakan barang kena cukai, tidak dipungut Pajak dalam rangka impor.
b. Pemasukan barang yang berasal dari impor oleh Pelaku Usaha di KEK dari
lokasi pelaku usaha lain dalam satu KEK, Pelaku Usaha pada KEK lainnya, tempat penimbunan berikat di luar KEK, Kawasan Perdagangan
Bebas dan Pelabuhan Bebas, diberikan fasilitas berupa, penangguhan bea masuk, pembebasan cukai, sepanjang barang tersebut merupakan bahan
baku atau bahan penolong dalam pembuatan barang hasil akhir yang bukan merupakan barang kena cukai; danatau tidak dipungut Pajak dalam
rangka Impor. c.
Pemasukan barang oleh Pelaku usaha yang melakukan kegiatan usaha di KEK dari lokasi TLDDP diberikan fasilitas sebagai berikut, pembebasan
cukai, sepanjang barang tersebut merupakan bahan baku atau bahan
145
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 96 tahun 2015 tentang Fasilitas dan Kemudahan Kawasan Ekonomi Khusus, Pasal 1 angka 6
Universitas Sumatera Utara
95
penolong dalam pembuatan barang hasil akhir yang bukan merupakan badan kena cukai, tidak dipungut Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. d.
Pemasukan barang oleh pelaku usaha yang melakukan kegiatan usaha di KEK dilakukan menggunakan pemberitahuan pabean sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan di bidang kepabeanan. Adapun jenis barang yang dimaksud dalam ketentuan Pasal 16 tersebut
meliputi Barang dan bahan untuk diolah , dirakit danatau dipasang pada barang lain, Barang yang diperuntukkan bagi kegiatan penyimpanan, perakitan,
penyortiran, pengepakan, penggabungan, pendistribusian, perbaikan dan perekondisian permesinan, Barang modal termasuk peralatan untuk
pembangunankonstruksi yang digunakan untuk proses produksi. Selain adanya pengaturan mengenai ketentuan fasilitas bagi pemasukan
barang dari dan ke KEK, juga diatur mengenai pengeluaran barang Bea Keluar tersebut dari tempat-tempat tertentu sebagaimana diatur dalam Pasal 17, yaitu:
a. Pengeluaran barang yang dilakukan oleh Pelaku Usaha yang melakukan
kegiatan usaha di KEK ke luar daerah pabean berlaku ketentuan kepabeanan di bidang ekspor.
b. Pengeluaran barang yang dilakukan oleh Pelaku Usaha yang melakukan
kegiatan usaha di KEK yang ditujukan ke lokasi pelaku usaha lain dalam satu KEK, pelaku usaha pada KEK lainnya, tempat penimbunan berikat di
luar KEK, kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas berlaku ketentuan sebagai berikut:
1
Bea masuk, pajak dalam rangka impor, danatau cukai mengikuti fasilitas yang berlaku di tempat tujuan; danatau
2 Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah mengikuti fasilitas yang berlaku di tempat tujuan
3 Barang asal impor yang masih terutang bea masuk, cukai dan pajak
dalam rangka impor Pasal 16 yang dikeluarkan dari KEK ditujukan ke lokasi TLDDP dengan tujuan impor untuk dipakai sepanjang
Universitas Sumatera Utara
96
pengeluaran tersebut tidak ditujukan kepada pihak yang memperoleh fasilitas dan penangguhan bea masuk, cukai atau pajak dalam rangka
impor dipungut bea masuk, dilunasi cukainya untuk Barang Kena Cukai, dikenakan pajak dalam rangka impor.
3. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Setiap wajib pajak yang melakukan usaha di KEK diberikan insentif berupa pembebasan atau keringanan pajak daerah dan retribusi daerah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, selain itu juga dimungkinkan pemberian kemudahan lain oleh pemerintah daerah
4. Pertanahan
Di KEK, diberikan kemudahan untuk memperoleh hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, kemudahan yang dimaksud
antara lain berupa percepatan pelayanan, pengukuran, pendaftaran hak, dan penerbitan sertifikat hak atas tanah. Lebih lanjut diatur mengenai Badan usaha
yang telah memperoleh tanah di lokasi yang sudah ditetapkan sebagai KEK berdasarkan peraturan pemerintah diberikan hak atas tanah..Pengadaan tanah
dalam lokasi KEK mengacu izin lokasi atau penetapan lokasi yang telah ditetapkan dalam rangka penetapan KEK
Dalam hal lokasi KEK diusulkan oleh kementerianlembaga, pemerintah provinsi, pemerintah kabupatenkota, BUMNBUMD dan tanahnya telah
dibebaskan diberikan hak pengelolaan, kemudian atas dasar hak pengelolaan tersebut kepada pelaku usaha diberikan Hak Guna Bangunan 30 tahun dan dapat
diperpanjang untuk jangka waktu 20 tahun dan diperbarui untuk jangka waktu 30 tahun atau Hak pakai 25 tahun dapat diperpanjang untuk jangka waktu 25 tahun
dan dapat diperbarui untuk jangka waktu 25 tahun.
Universitas Sumatera Utara
97
Bagi lokasi KEK yang diusulkan oleh Badan Usaha swasta dan tanahnya telah dibebaskan, diberikan Hak Guna Banggunan diberikan untuk jangka waktu
30 tiga puluh tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu 20 dua puluh tahun serta diperbarui untuk jangka waktu 30 tiga puluh tahun atau Hak Pakai
diberikan untuk jangka waktu 25 dua puluh lima tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu 20 dua puluh tahun serta diperbarui untuk jangka waktu 25
dua puluh lima tahun 5.
Perizinan Berdasarkan pasal 38 UU KEK diberikan kemudahan dan keringanan di
bidang perizinan usaha, kegiatan usaha, perindustrian, perdagangan, kepelabuhan, dan keimigrasian bagi orang asing pelaku bisnis, serta pemberian fasilitas
keamanan. Dalam hal perizinan, administrator KEK mempunyai kewenangan penerbitan izin prinsip, izin prinsip perubahan, izin prinsip perluasan, izin prinsip
penggabungan perusahaan, pembatalan, dan pencabutannya berdasarkan pendelegasian wewenang berdasarkan kewenangan dari kepala lembaga yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang penanaman modal, yang dilakukan melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu PTSP.
146
6. Keimigrasian
Izin prinsip tersebut sebagai dasar hukum bagi dikeluarkannya berbagai fasilitas dan kemudahan yang
akan diterima oleh investor di KEK.
146
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2015 tentang Fasilitas dan Kemudahan Kawasan Ekonomi Khusus, Pasal 79
Universitas Sumatera Utara
98
Penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang imigrasi dilakukan oleh pejabat imigrasi pada Administrator KEK. Bentuk-bentuk keimigrasian yang
dikenal dalam kawasan ekonomi khusus, yaitu: a.
Visa Kunjungan, dapat diberikan untuk beberapa kali perjalanan kepada orang asing yang akan melakukan kunjungan ke KEK dalam rangka tugas
pemerintahan, bisnis danatau keluarga; b.
Visa tinggal terbatas, dapat diberikan kepada orang asing yang bermaksud tinggal terbatas di KEK dalam rangka penanaman modal, bekerja sebagai
tenaga ahli, mengikuti suamiistri pemegang izin tinggal terbatas, mengikuti orang tua bagi anak sah berumur 18 delapan belas tahun atau
memiliki rumah bagi orang asing; c.
Izin tinggal terbatas paling lama 5 tahun, Izin tinggal sementara bagi orang asing yang bekerja di KEK, dan dapat diberikan izin tinggal tetap
dengan ketentuan sebagai berikut bertindak sebagai pengurus Badan Usaha atau pelaku usaha yang melakukan penanaman modal minimal Rp
1 Miliar.Izin tinggal sementara atau izin tinggal tetap bagi orang asing yang memilki rumah tinggal atau hunian di KEK Pariwisata, izin masuk
kembali untuk beberapa kali perjalanan diberikan kepada orang asing pemegang izin tinggal tetap.
7. Ketenagakerjaan
Penggunaan tenaga kerja di KEK mengutamakan warga negara Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam hal penggunaan
tenaga kerja asing, Badan usaha dan pelaku usaha KEK selaku pemberi kerja
Universitas Sumatera Utara
99
harus memiliki rencana penggunaan tenaga kerja asing dan izin memperkerjakan tenaga kerja asing yang selanjutnya akan dilakukan pengesahan di bidang
ketenagakerjaan. Untuk menjamin pelaksanaan ketenagakerjaan di KEK dibentuk Lembaga Kerja Sama Tripartit Khusus yang terdiri dari unsure
pemerintahpemerintah daerah, serikat pekerjaserikat buruh dan asosiasi pengusaha yang bertugas untuk melakukan komunikasi dan konsultasi mengenai
berbagai masalah ketenagakerjaan, melakukan deteksi dini terhadap kemungkinan timbulnya permasalahan ketenagakerjaan, memberikan saran dan pertimbangan
mengenai langkah penyelesaian permasalahan. 8.
Lalu lintas barang Ketentuan larangan impor dan ekspor di KEK berlaku sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang larangan dan pembatasan impor dan ekspor, pemasukan barang impor dan ekspor belum diberlakukan
ketentuan pembatasan di bidang impor kecuali ditentukan lain, bagi pengeluaran barang impor untuk dipakai dari KEK ke tempat lain dalam daerah pabean berlaku
ketentuan pembatasan di bidang impor kecuali sudah dipenuhi pada saat pemasukannya. Barang yang terkena ketentuan pembatasan impor dan ekspor
dapat diberikan pengecualian danatau kemudahan diatur melalui peraturan menteri perdagangan
9. Fasilitas dan kemudahan lain
Selain fasilitas dan kemudahan yang telah ditentukan diatas, zona yang berada di dalam KEK dapat diberikan fasilitas dan kemudahan lain yang diatur
Universitas Sumatera Utara
100
oleh instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
Perlakuan khusus lainnya yang berlaku di Kawasan Ekonomi Khusus juga berlaku dalam ketentuan mengenai bidang usaha yang tertutup dan terbuka
dengan persyaratan yang secara normatif diatur melalui Peraturan Presiden Nomor 39 tahun 2014. Berdasarkan ketentuan Pasal 39 UU No. 39 tahun 2009 tentang
Kawasan Ekonomi Khusus bahwa di KEK tidak diberlakukan ketentuan yang mengatur bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan di bidang penanaman
modal, kecuali yang dicadangkan untuk UMKM dan Koperasi. Setelah dijabarkannya berbagai fasilitas dan kemudahan yang dapat
diterima Investor di KEK, sungguhlah investor dimanjakan dengan adanya berbagai kemudahan dan fasilitas tersebut. Namun demikian, suatu negara tidak
hanya dituntut untuk menarik investor, karena yang terpenting dari semua itu adalah bagaimana memberikan kenyamanan agar investasi yang masuk bisa
bertahan. Semua itu tergantung pada itikad baik pemerintah untuk memberikan atmosfer dan iklim berusaha yang baik dan nyaman bagi penanam modal.
147
Pemerintah memberikan jalan yang dapat mempermudah investor dalam pelayanan keimigrasian, perizinan, kepabeanan dan lain-lain melalui regulasi yang
dibangun, sehingga dengan demikian dari sisi fiskal investor dapat memanajemen segala biaya yang akan dikeluarkan seminimal mungkin dalam kegiatan
penanaman modal. Oleh sebab itu, peran pemerintah dibutuhkan sebagai forum untuk menetapkan hukum atau rule of the game dan sebagai wasit yang
147
Nada Faza Soraya, Op.cit., hlm 75
Universitas Sumatera Utara
101
menafsirkan dan menegakkan enforce dari rule of the game yang sudah ditetapkan.
148
148
Bismar Nasution, Pembaharuan Hukum Menuju Perekonomian Global:Perspektif Kawasan Ekonomi Khusus, Makalah disampaikan dalam seminar nasional “Pembaharuan Hukum Menuju
Perekonomian Global”. Universitas Prima Indonesia, tanggal 15 Desember 2011, hlm 5
Universitas Sumatera Utara
102
BAB IV BENTUK KEMUDAHAN PERPAJAKAN YANG DIBERIKAN KEPADA
INVESTOR DALAM KAWASAN EKONOMI KHUSUS
A. Perkembangan Pengaturan Pemberian Kemudahan Perpajakan di Indonesia