28
Dalam novel tersebut dikisahkan sepanjang perjalanan kisah hidupnya, Toyotomi Hideyoshi merangkum kiat-kiat kesuksesannya menjadi 5 bagian, yaitu:
1. Terbayangkan
berarti terjangkau.
2.Rasa syukur
mengundang keberuntungan. 3. Kenali bakatmu. 4.Usaha menentukan hasil. 5. Kerjasama
melahirkan keberhasilan.
b. Plot Alur Cerita
Salah satu elemen terpenting dalam membentuk karya fiksi adalah plot. Dalam analisis cerita plot sering juga disebut dengan alur. Alur atau plot pada
karya sastra pada umumnya adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan- tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku
dalam suatu cerita. Tahapan peristiwa yang menjalin suatu cerita bisa terbentuk
dalam rangkaian peristiwa yang berbagai macam Aminuddin, 2000:83.
Menurut Suroto 1989:89, alur atau plot ialah jalan cerita yang berupa peristiwa-peristiwa yang disusun satu persatu dan saling berkaitan menurut sebab
akibat dari awal sampai akhir cerita. Dari pengertian tersebut jelas bahwa setiap
cerita tidak berdiri sendiri.
Dalam cerita fiksi atau cerpen urutan peristiwa dapat beraneka ragam. Montage dan Henshaw dalam Aminuddin 2000:84 menjelaskan bahwa tahapan
peristiwa dalam plot alur suatu cerita dapat tersusun dalam tahapan-tahapan
sebagai berikut:
1. Exposition : yakni tahap awal yang berisi penjelasan tentang tempat
terjadinya peristiwa serta perkenalan dari setiap pelaku yang mendukung cerita.
Universitas Sumatera Utara
29
2. Inciting force: yakni tahap ketika timbul kekuatan, kehendak maupun
perilaku yang bertentangan dari pelaku. 3.
Rising action : yakni situasi panas karena pelaku-pelaku dalam cerita mulai berkonflik.
4. Crisis: yakni situasi semakin panas dan para pelaku sudah diberi gambaran
nasib oleh pengarangnya. 5.
Climax: yakni situasi puncak ketika konflik berada dalam kadar yang paling tinggi hingga para pelaku itu mendapatkan kadar nasibnya sendiri-
sendiri. 6.
Falling action: yakni kadar konflik sudah menurun sehingga ketegangan dalam cerita sudah mulai mereda sampai menuju conclusion atau
penyelesaian cerita. Dalam pengertiannya elemen plot alur hanyalah didasarkan pada paparan
mulai peristiwa, berkembangnya peristiwa yang mengarah pada konflik yang memuncak, dan penyelesaian terhadap konflik.
Berdasarkan fungsi plot dalam membangun nila estetik cerita, maka identifikasi dan penilaian terhadap keberadaan plot menjadi sangat beraneka
ragam. Keberagaman tersebut paling tidak dapat dilihat dari tiga prinsip utama analisis plot yang meliputi:
1. Plots of action, analisis proses perubahan peristiwa secara lengkap,
baik muncul secara bertahap maupun tiba-tiba pada situasi yang dihadapi tokoh utama, dan sejauh mana urutan peristiwa yang dianggap sudah tertulis itu,
berpengaruh terhadap perilaku dan pemikiran tokoh yang bersangkutan dalam menghadapi situasi tersebut.
Universitas Sumatera Utara
30
2. Plots of character, proses perubahan perilaku atau moralitas secara
lengkap dari tokoh utama kaitannya dengan tindakan emosi dan perasaan. 3.
Plots of thought, proses perubahan secara lengkap kaitannya dengan perubahan pemikiran tokoh utama dengan segala konsekuensinya berdasarkan
kondisi yang secara langsung dihadapi. Perubahan perilaku, moral, pemikiran atau pandangan, dan konflik-konflik
yang dialami oleh tokoh cerita serta peristiwa-peristiwa yang muncul memang seharusnya dijalani oleh para tokohnya. Dalam plots of action terjadi pada
perilaku yang ingin mengabdi dan membela klannya dari musuh. Plots of character fokus utama terjadinya perubahan moral, karakter atau emosi tokoh
cerita. Untuk mengetahui jalinan plots of character adalah dengan menganalisis setiap perubahan perilaku atau emosi dari tokoh. Pada plot of thought, penekanan
utama yang menyebabkan perubahan emosi atau perasaan tokoh didasari pada situasi yang dihadapi secara langsung.
Menurut Hariyanto 2000:39, Jenis alur dapat dikelompokkan dengan
menggunakan berbagai kriteria.
Berdasarkan kriteria urutan waktu:
1. Alur maju
Alur maju disebut juga alur kronologis, alur lurus atau alur progresif. Peristiwa-peristiwa ditampilkan secara kronologis, maju, secara runtut dari awal
tahap, tengah hingga akhir.
Universitas Sumatera Utara
31
2. Alur mundur
Alur mundur disebut juga alur tak kronologis, sorot balik, regresif, atau flash-back. Peristiwa-peristiwa ditampilkan dari tahap akhir atau tengah dan baru
kemudian tahap awalnya.
Berdasarkan kriteria jumlah:
1. Alur tunggal
Dalam alur tunggal biasanya cerita drama hanya menampilkan seorang tokoh protagonis. Cerita hanya mengikuti perjalanan hidup tokoh tersebut.
2. Alur jamak
Dalam alur jamak, biasanya cerita drama menampilkan lebih dari satu tokoh protagonis. Perjalanan hidup tiap tokoh ditampilkan.
Berdasarkan kriteria hubungan antar peristiwa:
1. Alur erat
Alur erat disebut juga alur ketat atau padat. Dalam drama yang beralur cepat, susul menyusul, setiap bagian terasa penting dan menentukan.
2. Alur longgar
Alur longgar berbanding terbalik dengan alur ketat. Hubungan antar peristiwanya longgar, tersajikan secara lambat, dan diselingi berbagai peristiwa
Universitas Sumatera Utara
32
tambahan. Pembaca atau penonton dapat meninggalkan atau mengabaikan adegan tertentu yang berkepanjangan dengan tanpa kehilangan alur utama cerita.
Berdasarkan kriteria cara pengakhirannya:
1. Alur tertutup
Dalam drama yang beralur tertutup, penampilan kisahnya diakhiri dengan kepastian atau secara jelas.
2. Alur terbuka
Dalam drama yang beralur terbuka, penampilan kisahnya diakhiri secara tidak pasti, tidak jelas, serba mungkin. Jadi akhir ceritanya diserahkan kepada
imajinasi pembaca atau penonton.
Selanjutnya menurut Hariyanto 2000:38-39 Karya sastra yang lengkap
mengandung cerita, pada umumnya mengandung delapan bagian alur. Bagian-
bagian tersebut adalah:
1. Eksposisi
Eksposisi sering disebut sebagi paparan. Eksposisi adalah bagian karya sastra drama yang berisi keterangan mengenai tokoh serta latar. Biasanya
eksposisi terletak pada bagian awal. Dalam tahapan ini pengarang memperkenalkan para tokoh dan memberikan gambaran peristiwa yang akan
terjadi.
Universitas Sumatera Utara
33
2. Rangsangan
Rangsangan adalah tahapan alur ketika muncul kekuatan, kehendak, kemauan, sikap, atau pandangan yang saling bertentangan.
3. Konflik atau tikaian
Bagian ini merupakan tahapan ketika suasana emosional memanas karena adanya pertentangan dua atau lebih kekuatan. Konflik dapat dikelompokkan
menjadi empat, yaitu: manusia dengan alam, manusia dengan sesama, manusia dengan dirinya sendiri batin, dan manusia dengan penciptanya.
4. Rumitan atau komplikasi
Komplikasi merupakan tahapan ketika suasana semakin panas karena konflik semakin mendekati puncaknya. Gambaran nasib tokoh semakin jelas
meskipun belum sepenuhnya terlukiskan.
5. Klimaks
Klimaks adalah titik puncak cerita. Bagian ini merupakan tahapan ketika pertentangan yang terjadi mencapai titik optimalnya. Peristiwa dalam tahap ini
merupakan pengubah nasib tokoh. Ini merupakan puncak rumitan dan puncak ketegangan penonton.
6. Krisis atau titik balik
Bagian ini adalah bagian alur yang mengawali leraian. Tahap ini ditandai oleh perubahan alur cerita menuju kesudahannya.
Universitas Sumatera Utara
34
7. Leraian
Leraian adalah bagian struktur alur sesudah tercapainya klimaks, merupakan peristiwa yang menunjukkan perkembangan lakuan ke arah selesaian.
Dalam tahap ini kadar pertentangan mereda.
8. Penyelesaian
Ini merupakan bagian akhir alur drama. Dalam tahap ini biasanya rahasia atau kesalahpahaman yang bertalian dengan alur cerita terjelaskan. Kesimpulan
terpecahkannya masalah dihadirkan dalam tahap ini
.
c. Tokoh