Cuplikan halaman 49-50 Analisis Perwatakan Tokoh utama dalam Novel “Strategi Hideyoshi :

58

3. Cuplikan halaman 49-50

Selama beberapa detik, Jiro dan Gonsuke hanya berdiri dengan mulut ternganga. Kemudian keduanya membungkukkan badan, begitu rendahnya hingga dahi mereka menyentuh tanah. “Maafkan kelancangan kami yang melampaui batas, Lord Hideyoshi” isak mereka. “Omong kosong,” Hideyoshi memberi isyarat agar kedua pengembara itu berdiri. “Kebanyakan orang meminta pekerjaan atau bantuan. Kalian berdua mencari sesuatu yang lebih bernilai – yaitu kebijaksanaan. Kalian akan menjadi tamuku. Kita akan makan siang bersama-sama dan aku akan memberitahukan segala sesuatu yang ingin kalian ketahui.” Ketika sampai di gerbang istana Nagahama yang terbuka, Hideyoshi berkata “Pergilah bersama Koroku. Ia akan menunjukan tempat untuk membersihkan badan, kemudian mengantarkan kalian ke ruanganku ” Analisis Dari cuplikan di atas terdapat kalimat Selama beberapa detik, Jiro dan Gonsuke hanya berdiri dengan mulut ternganga. Kemudian keduanya membungkukkan badan, begitu rendahnya hingga dahi mereka menyentuh tanah.“ Maafkan kelancangan kami yang melampaui batas, Lord Hideyoshi” isak mereka. Pernyataan kalimat dan tingkah laku dari Jiro dan Gonsuke ini terjadi karena mereka merasa telah berbicara dengan lancang dan tidak sopan kepada sang pemimpin militer tertinggi di Jepang saat itu. Namun bukannya Hideyoshi marah dengan kelancangan berbicara mereka sebelumnya, malah ia mengatakan Universitas Sumatera Utara 59 “Omong kosong,” Hideyoshi memberi isyarat agar kedua pengembara itu berdiri. “Kebanyakan orang meminta pekerjaan atau bantuan. Kalian berdua mencari sesuatu yang lebih bernilai – yaitu kebijaksanaan. Kalian akan menjadi tamuku. Kita akan makan siang bersama-sama dan aku akan memberitahukan segala sesuatu yang ingin kalian ketahui.” Dari penggalan kalimat di atas dapat kita ketahui bahwa sosok Hideyoshi bukanlah seorang yang mempunyai jiwa amarah yang tinggi, melainkan seorang yang bersifat bijaksana dan pemaaf. Meskipun Jiro dan Gonsuke telah berbicara lancang dan tak sopan kepadanya sebagai seorang Shogun Jepang, bukannya ia marah melainkan dengan kebijaksanaannya menerima mereka sebagai tamu dan mengajak makan siang bersama di istananya. Ini menunjukan sosok Hideyoshi sebagai tokoh utama bisa dibilang memiliki karakter protagonis.

4. Cuplikan halaman 51