Sudut pandang Gaya bahasa Setting Novel “Strategi Hideyoshi : Another Story of the Swordless

37 fakta sejarah; 2 fiksi biografis biographical fiction atau novel biografis; jika yang menjadi dasar penulisan fakta biografis dan; 3 fiksi sains science fiction atau novel sains; jika yang menjadi dasar penulisannya fakta ilmu pengetahuan. Dilihat dari penggolongannya, maka penulis memasukkan novel “Strategi Hideyoshi : Another Story of the Swordless Samurai ” Karya Tim Clark dan Mark Cunningham yang merupakan objek penelitian ini, ke dalam novel historis karena terikat oleh beberapa fakta yang dikumpulkan melalui penelitian dari berbagai sumber oleh penulis novel tersebut.

d. Sudut pandang

Menurut Aminuddin 2000:90 sudut pandang adalah cara pengarang menampilkan para pelaku dalam cerita yang dipaparkanya. Cara atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk sebuah cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca. Dengan demikian sudut pandang pada hakikatnya merupakan strategi, teknik, siasat yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan ceritanya. Ada empat macam sudut pandang yaitu : 1. Omniscient point of view sudut pandang yang berkuasa. Disini pengarang bertindak sebagai pencipta segalanya, pengarang juga berkuasa untuk menghapus dan menciptakan tokohnya, mengatur jalan pikiran tokoh hingga mengomentari kelakuan para pelaku. Universitas Sumatera Utara 38 2. Objective point of view Hampir sama dengan dengan omniscient hanya saja pengarang tidak memberikan komentar apa pun mengenai kelakuan tokohnya. 3. Sudut pandang orang pertama Tehnik ini ditandai dengan menggunakan kata “aku” dalam penceritaannya, persis seperti menceritakan pengalaman sendiri. 4. Sudut pandang peninjau Dalam tehnik ini pengarang memilih salah satu tokohnya untuk bercerita. Sudut pandang peninjau ini lebih dikenal dengan sudut pandang orang ketiga. Dalam hal ini, sudut pandang pengarang dalam novel “Strategi Hideyoshi : Another Story of the Swordless Samurai ” adalah sudut pandang Objective point of view dimana pengarang bertindak sebagai pencipta segalanya, pengarang juga berkuasa untuk menghapus dan menciptakan tokohnya, serta mengatur jalan pikiran tokoh dan tidak memberikan komentar apapun terhadap para tokoh.

e. Gaya bahasa

Gaya bahasa merupakan tingkah laku pengarang dalam menggunakan bahasa dalam membuat karyanya. Gaya bahasa yang digunakan pengarang berbeda satu sama lain. Hal ini dapat menjadi sebuah ciri khas seorang pengarang.

f. Amanat

Amanat merupakan pesan moral atau hikmah yang ingin disampaikan pengarang pada pembacanya. Moral dalam karya sastra biasanya mencerminkan Universitas Sumatera Utara 39 pandangan hidup pengarang yang bersangkutan, pandangannya tentang nilai-nilai kebenaran dan hal itulah yang ingin disampaikan pada pembacanya.

2.2.2 Unsur Ekstrinsik

Unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada di luar karya sastra itu sendiri. Unsur ekstrinsik adalah unsur luar sastra yang ikut mempengaruhi penciptaan karya sastra. Unsur tersebut meliputi latar belakang pengarang, keyakinan dan pandangan hidup pengarang, adat istiadat yang berlaku, situasi politik, persoalan sejarah, ekonomi dan pengetahuan agama. Unsur ekstrinsik untuk tiap karya sastra sama, unsur ini mencakup berbagai aspek kehidupan sosial yang tampaknya menjadi latar belakang penyampaian amanat cerita dan tema. Selain unsur-unsur yang datangnya dari luar diri pengarang, hal yang sudah ada dan melekat pada kehidupan pengarang pun cukup besar pengaruhnya terhadap terciptanya suatu karya sastra.

2.3 Setting Novel “Strategi Hideyoshi : Another Story of the Swordless

Samurai” Latar atau setting yang disebut juga sebagai landasan tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat peristiwa- peristiwa yang diceritakan , Abrams dalam Nurgiyantoro 1995:216. Latar adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerita. Latar meliputi penggambaran letak geografis termasuk topografi, pemandangan, Universitas Sumatera Utara 40 perlengkapan, ruang, pekerjaan atau kesibukan tokoh, waktu berlakunya kejadian, musim, lingkungan agama, moral, intelektual, sosial, dan emosional tokoh. Nurgiyantoro 1995:227 mengatakan setting dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu, dan sosial. Ketiga unsur itu masing-masing menawarkan permasalahan yang berbeda dan dapat dibicarakan secara sendiri, pada kenyataannya saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.

1. Latar Tempat

Latar tempat mengarah pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, lokasi tertentu tanpa nama jelas. Penggunaan latar tempat dengan nama-nama tertentu haruslah mencerminkan ataupun tidak bertentangan dengan sifat dan keadaan geografis tempat yang bersangkutan. Deskripsi tempat secara teliti dan realistis penting untuk memberi kesan pada pembaca seolah-olah hal yang diceritakan itu sungguh ada dan terjadi di tempat seperti yang terdapat dalam cerita. Adapun latar tempat yang dibahas dalam novel “Strategi Hideyoshi : Another Story of the Swordless Samurai ” ini adalah di Negara Jepang dengan mengambil beberapa tempat yaitu Desa Miwa, kota Nagahama, Istana Nagahama dan kuil Songaji yang ada dalam novel tersebut. 2. Latar Waktu Latar waktu berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwa- peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah kapan tersebut Universitas Sumatera Utara 41 biasanya dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya atau dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah. Latar waktu juga harus dikaitkan dengan latar tempat dan latar sosial karena pada kenyataanya memang saling berkaitan. Latar waktu yang digambarkan oleh Tim Clark dan Mark Cunningham dalam novel “Strategi Hideyoshi : Another Story of the Swordless Samurai” ini adalah saat Toyotomi Hideyoshi sudah menjadi seorang Shogun Jepang dengan umur berkisar 40 tahunan antara tahun 1582 hingga 1592. Ia menceritakan berbagai kisah perjalanan hidupnya dimulai dari kecil hingga sampai menjadi seorang Shogun.

3. Latar Sosial

Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dengan lingkup yang kompleks, dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi keyakinan, pandangan hidup, cara berfikir dan bersikap. Di samping itu, latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan, misalnya rendah, menengah atau atas. Latar sosial yang digambarkan pengarang Tim Clark dan Mark Cunningham dalam novel “Strategi Hideyoshi : Another Story of the Swordless Samurai ” ini adalah kondisi damai di Jepang setelah kekacauan selama lebih dari seratus tahun. Kekacauan tersebut berawal dari Perang Onin pada tahun 1467. Ketika itu pemerintahan pusat Shogun digulingkan dan Ibukota Kyoto digoyang kericuhan. Hal ini menyebabkan perpecahan dan pertempuran antar Klan untuk Universitas Sumatera Utara 42 dapat menguasai wilayah lain. Retaknya persatuan membuat Jepang terbagi menjadi enam puluh kerajaan yang masing-masing dipimpin oleh seorang pemimpin pasukan. Di antaranya adalah seorang samurai Oda Nobunaga, yang berniat menaklukan semua kerajaan dan menyatukan Jepang kembali di bawah “satu pedang”. Ia tidak berhasil mewujudkan cita-citanya, namun Jepang mengalami perubahan melalui kepemimpinan Toyotomi Hideyoshi yang menggantikan Oda Nobunaga di tahun 1582 dan pada tahun 1590 Hideyoshi berhasil mengendalikan sebagian besar wilayah Jepang.

2.4 Definisi Pendekatan Objektif dan Pendekatan Semiotik dalam Kajian