Cuplikan halaman 98-99 Cuplikan halaman 100-101

65 cuplikan tersebut di dalam novel. Hal ini sesuai dengan tema dalam novel ini yaitu mengangkat tentang pengungkapan nilai-nilai kesuksesan dan keberhasilan seorang Toyotomi Hideyoshi yaitu dalam hal “usaha membuahkan hasil.”

9. Cuplikan halaman 98-99

Dengan gerakan lincah, lelaki kecil itu melompat ke podium dan seketika itu juga, karena semacam kekuatan aneh, ia tampak sangat meyakinkan dan berwibawa sehingga sosoknya tampak lebih besar. Tiba-tiba saja ia tidak hanya mendapatkan perhatian, tetapi juga rasa hormat. Suaranya terdengar lantang. Para pendengar menjadi kaget karena suara lelaki itu jauh lebih mengesankan dari apa pun yang terlihat petama kali pada dirinya. Dan sekarang mereka melihat, wajah lelaki kecil itu tidak menunjukan tanda-tanda kerendahan atau kekhawatiran, Meskipin wajahnya tidak bisa dibilang menarik, tetapi memancarkan sinar ketenangan dan pengetahuan. Seolah-olah lelaki kecil itu memahami pengalaman manusia berabad-abad, bukan sekedar puluhan tahun. Analisis Pada cuplikan di atas terdapat kalimat Dengan gerakan lincah, lelaki kecil itu melompat ke podium dan seketika itu juga, karena semacam kekuatan aneh, ia tampak sangat meyakinkan dan berwibawa sehingga sosoknya tampak lebih besar. Tiba-tiba saja ia tidak hanya mendapatkan perhatian, tetapi juga rasa hormat. Suaranya terdengar lantang. Dapat kita ketahui dari yang diceritakan oleh penulis bahwa sosok Hideyoshi adalah orang yang berwibawa. Meskipun ia bertubuh kecil dan pendek serta bermuka seperti monyet seperti yang diceritakan dalam Universitas Sumatera Utara 66 novel tersebut, namun kehadirannya di depan orang-orang yang baru pertama kali ia jumpai pun ia sudah terlihat berwibawa, dengan gelagat dan sikap yang ia tunjukkan di depan para muridnya di Kuil Songaji. Penokohan ini juga menunjukan bahwa sosok Hideyoshi sebagai tokoh utama yang protagonis.

10. Cuplikan halaman 100-101

Hideyoshi mengangkat tangan, “Pertama-tama kalian harus sadar,” katanya memulai. “bahwa hari ini kalian berkumpul untuk mendengarkan kata- kata dari seseorang yang tidak berpendidikan. Selagi kecil, aku malas belajar dan langsung diusir dari sebuah kuil yang sangat mirip dengan sekolah kuil ini” Suara cekikikan terdengar dimana-mana. “Dan terus terang saja, aku bukan hanya guru yang paling tidak terpelajar di Nagahama, tetapi juga yang paling jelek” Analisis Dari cuplikan kalimat di atas, lagi-lagi dapat kita ketahui bahwa sosok Hideyoshi merupakan orang yang juga humoris. Meskipun ia adalah seorang Shogun Jepang – seorang samurai tertinggi kekuasaannya saat itu, ia malah tak segan-segan untuk membuat lelucon sehingga para muridnya pun tertawa mendengarnya. Ini menunjukan bahwa ia juga bukan orang yang ingin ditakuti oleh rakyatnya dengan bersikap angkuh dan sombong. Malah ia ingin membangun sebuah hubungan perasaan yang baik dengan para muridnya dengan mencairkan ketegangan suasana tersebut. Universitas Sumatera Utara 67

3.4.2 Analisis Alur dalam Novel “Strategi Hideyoshi : Another Story of the