Cuplikan halaman 61 Cuplikan halaman 62

62

6. Cuplikan halaman 61

“Ketika aku memberitahu ibu bahwa aku akan meninggalkan rumah untuk mengabdi kepada rumah tangga seorang samurai, ia pun menitikkan air mata.’Hideyoshi.’ tangisnya. ‘kau anak yang berkemauan keras. Jika hatimu sudah mantap untuk menjadi seorang samurai, aku tidak akan mencegahmu.’ Ia mengangkat sekotak papan dari dinding, memasukkan tangan, dan mengeluarkan kantong goni kecil. ‘Aku menyimpan warisan ayahmu untuk keperluan mendadak. Jika ia masih hidup, tentulah ia ingin menyerahkannya kepadamu sekarang. Pergilah, semoga Dewi Benten memberkatimu dengan keberuntungan.’ Analisis Dari cuplikan di atas terdapat kalimat ‘Kau anak yang berkemauan keras. Jika hatimu sudah mantap untuk menjadi seorang samurai, aku tidak akan mencegahmu.’ Ia mengangkat sekotak papan dari dinding, memasukkan tangan, dan mengeluarkan kantong goni kecil. ‘Aku menyimpan warisan ayahmu untuk keperluan mendadak. Jika ia masih hidup, tentulah ia ingin menyerahkannya kepadamu sekarang. Pergilah, semoga Dewi Benten memberkatimu dengan keberuntungan.’ Menunjukan bahwa Hideyoshi adalah seseorang yang berkemauan keras. Meskipun ia berasal dari keluarga petani miskin, dengan kemauan kerasnya ia ingin menjadi seorang samurai. Kemauan kerasnya membuat sang ibu harus merelakan anak tercintanya untuk menjalani jalan Bushido yang harus ditempuh Hideyoshi dalam mencapai cita-citanya. Karakter ini menunjukan tokoh protagonis. Universitas Sumatera Utara 63

7. Cuplikan halaman 62

“Ibu tersayang” tangisku. “Aku akan mengukir nama dan kembali kepadamu, tunggulah kedatanganku” “Meninggalkan gubuk kayu yang menjadi rumahku selama lima belas tahun, aku bersumpah akan membayar hutang budi kepada kedua orang tuaku, para rahib, dan semua orang yang telah berusaha telah membimbingku ke jalan yang lurus. Pada momen itu aku sadar, selama ini orang lainlah yang mengabdi kepadaku. Sekarang giliranku mengabdi kepada orang lain.” Analisis Dari cuplikan kalimat di atas, terlihat bahwa sosok Hideyoshi mempunyai sifat balas budi. Ia bertekad akan membalas segala kebaikan, perhatian dan kasih sayang yang dicurahkan kepadanya yang diberikan oleh kedua orangtuanya, para rahib dan semua orang yang telah berusaha membimbingnya ke jalan yang lurus. Penokohan ini membuat karakter Hideyoshi menjadi tokoh protagonis. Hal ini sesuai dengan jalan Bushido tentang kesetiaan dan pengabdian yang tertulis dalam novel ini.

8. Cuplikan halaman 64