Standar Pelayanan Rumah Sakit Instalasi rawat jalan

1. Klasifikasi Rumah Sakit Umum a. Rumah Sakit Umum kelas A b. Rumah Sakit Umum Kelas B c. Rumah Sakit Umum Kelas C d. Rumah Sakit Umum kelas D; 2. Klasifikasi Rumah Sakit Khusus a. Rumah Sakit Khusus kelas A b. Rumah Sakit Khusus kelas B c. Rumah Sakit Khusus kelas C

2.3.4 Standar Pelayanan Rumah Sakit

Dalam penelitian ini, ada beberapa standar pelayanan yang digunakan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Rpublik Indonesia Nomor 129MenkesSKII2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Adapun standar tersebut, yaitu: 1. Waktu tunggu di rawat jalan ฀ 60 menit. Yang dimaksud waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan mulai pasien mendaftar sampai dilayani oleh dokter spesialis. 2. Waktu tunggu pelayanan farmasi. Waktu tunggu pelayanan farmasi dibagi menjadi 2 dua, yaitu waktu tunggu pelayanan obat jadi dan obat racikan. Waktu tunggu untuk pelayanan obat jadi ฀ 30 menit, sedangkan untuk pelayanan obat racikan ฀ 60 menit. 3. Tidak adanya kesalahan pemberian obat. Kesalahan pemberian obat meliputi: ฀ Salah dalam memberikan jenis obat ฀ Salah dalam memberikan dosis Universitas Sumatera Utara ฀ Salah orang ฀ Salah jumlah 4. Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai pelayanan. Rekam medik yang lengkap adalah rekam medik yang telah diisi lengkap oleh dokter dalam waktu ฀ 24 jam setelah selesai pelayanan rawat jalan yang meliputi identitas pasien, anamnesis, rencana asuhan, pelaksanaan asuhan, tindak lanjut dan resume.

2.3.5 Instalasi rawat jalan

Instalasi rawat jalan merupakan gerbang utama yang mencerminkan rumah sakit secara keseluruhan. Kesan pertama masyarakat terhadap rumah sakit adalah penampilan dari instalasi rawat jalan Mardiana, 2012. Azwar 2010 menyatakan bahwa peningkatan angka utilisasi pelayanan di rumah sakit adalah dua sampai tiga kali lebih tinggi dari peningkatan angka utilisasi pelayanan rawat inap. Adapun faktor-faktor yang berperan sebagai penyebab makin berkembangnya pelayanan rawat jalan, dapat disederhanakan sebagai berikut: 1. Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menyelenggarakan pelayanan rawat jalan relatif lebih sederhana dan murah, karena itu lebih banyak didirikan. 2. Kebijakan pemerintah untuk mengendalikan biaya kesehatan mendorong dikembangkannya berbagai sarana pelayanan rawat jalan. 3. Tingkat kesadaran kesehatan penduduk yang makin meningkat, yang tidak lagi membutuhkan pelayanan untuk mengobati penyakit saja., tetapi juga untuk memelihara atau meningkatkan kesehatan yang umumnya dapat dilayanani oleh sarana pelayanan rawat jalan saja. Universitas Sumatera Utara 4. Kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran yang telah dapat melakukan berbagai tindakan kedokteran yang dulunya memerlukan pelayanan rawat inap, tetapi saat ini cukup dilayani dengan pelayanan rawat jalan saja. 5. Utilisasi rumah sakit yang makin terbatas, dan karenanya untuk meningkatkan income, kecuali lebih mengembangkan pelayanan rawat jalan yang ada di rumah sakit juga terpaksa mendirikan berbagai sarana pelayanan rawat jalan di luar rumah sakit.

2.4 Mutu Pelayanan Kesehatan