4. Kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran yang telah dapat melakukan berbagai
tindakan kedokteran yang dulunya memerlukan pelayanan rawat inap, tetapi saat ini cukup dilayani dengan pelayanan rawat jalan saja.
5. Utilisasi rumah sakit yang makin terbatas, dan karenanya untuk meningkatkan
income, kecuali lebih mengembangkan pelayanan rawat jalan yang ada di rumah sakit juga terpaksa mendirikan berbagai sarana pelayanan rawat jalan di
luar rumah sakit.
2.4 Mutu Pelayanan Kesehatan
2.4.1 Definisi mutu
Azwar 2010 menyatakan bahwa mutu pelayanan kesehatan adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang di satu pihak dapat
menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta di pihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan
standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan. Setiap orang akan menilai mutu layanan berdasarkan standar dan atau kriteria
yang berbeda-beda. Menurut Pohan 2007, setiap mereka yang terlibat dalam layanan kesehatan, seperti pasien, masyarakat dan organisasi masyarakat, profesi layanan
kesehatan, dinas kesehatan, dan pemerintah daerah, pasti mempunyai pandangan yang berbeda tentang unsur apa yang penting dalam mutu layanan kesehatan. Berbagai
pandangan yang berbeda tersebut, dapat dilihat sebagi berikut:
1. Perspektif pasienmasyarakat
Dari pandangan pasienmasyarakat, layanan kesehatan yang bermutu apabila layanan kesehatan dapat memenuhi kebutuhan yang dirasakannya dan
diselenggarakan dengan cara yang sopan dan santun, tepat waktu, tanggap dan mampu menyembuhkan keluhannya serta mencegah berkembangnya atau
Universitas Sumatera Utara
meluasnya penyakit. Pandangan pasienmasyarakat sangat penting karena pasien yang merasa puas dengan layanan akan mematuhi pengobatan dan melakukan
kunjungan kembali. 2.
Perspektif pemberi layanan kesehatan provider Provider lebih mengaitkan mutu layanan kesehatan dengan ketersediaan
peralatan, prosedur kinerja atau protokol, kebebasan profesi dalam setiap melakukan pelayanan kesehatan sesuai dengan teknologi kesehatan mutakhir, dan
bagaimana keluaran outcome atau hasil layanan kesehatan itu. 3.
Perspektif penyandang dana Penyandang dana atau asuransi kesehatan berpandangan bahwa layanan
kesehatan yang bermutu adalah layanan yang efesien dan efektif, mampu menyembuhkan pasien dalam waktu sesingkat mungkin, untuk meminimalisir
biaya kesehatan. Kegiatan-kegiatan promotif juga lebih dikedepankan untuk mencegah penyakit sehingga penggunaan layanan kesehatan dalam hal kuratif
atau rehabilitatif berkurang. 4.
Perspektif pemilik sarana layanan kesehatan Pemilik saranan layanan kesehatan berpandangan bahwa layanan
kesehatan yang bermutu merupakan layanan kesehatan yang menghasilkan pendapatan yang mampu menutupi biaya operasional dan pemeliharaan, tetapi
dengan tarif layanan yang masih terjangkau oleh pasienmasyarakat. 5.
Perspektif administrator layanan kesehatan Administrator layanan kesehatan tidak secara langsung memberikan
layanan kesehatan, namun ikut bertanggung jawab dalam masalah mutu layanan kesehatan. Pemusatan perhatian terhadap beberapa dimensi mutu layanan
Universitas Sumatera Utara
kesehatan tertentu, akan membantu administrator layanan kesehatan dalam menyusun prioritas masalah dan dalam meyediakan apa yang menjadi kebutuhan
dan harapan pasien serta pemberi layanan kesehatan.
Dari beberapa batasan tentang mutu pelayanan kesehatan, dapat disimpulakan bahwa mutu pelayanan kesehatan adalah penilaian yang diberikan atas dua dasar, yaitu
penilaian pasien sebagai pengguna pelayanan kesehatan, dan penilaian sesuai standar baku mutu pelayanan yang sudah ditetapkan bagi pelayanan kesehatan yang harus
dijalankan oleh segenap unsur pemberi layanan kesehatan.
2.4.2 Dimensi mutu