24
tidak nyaman melalui aksi-aksi negatif seperti kontak fisik, cacian verbal, pengeluaran atau pengabaian anggota kelompok, dan lain-lain Forsyth,
2006. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
bullying di tempat kerja merupakan perlakuan negatif yang berulang-ulang dirasakan dan diterima oleh seseorang atau sekelompok pekerja yang mana
perilaku tersebut bertujuan untuk menyakiti atau menyusahkan korban dan pada saat yang bersamaan, korban tidak dapat melindungi dirinya sehingga
dapat mengakibatkan efek negatif pada korban.
2. Komponen bullying
Ada tiga komponen penting di dalam bullying, yaitu: a. Berulang repeated, berupa perilaku yang persisten dan terus-menerus
yang diberikan kepada korban. Selain itu, bentuk perilaku yang diberikan bisa saja berbeda-beda, namun cenderung berulang dalam
melakukannya. b. Sistematis, berupa perilaku yang telah direncanakan melalui suatu
metode atau ide. c. Mengancam kesehatan dan keamanan, berarti perilaku yang ditujukan
kepada korban dapat berakibat pada kesehatan mental, fisik, maupun emosional pada korban di tempat kerja.
Contoh yang termasuk ke dalam perilaku bullying yaitu menggunakan bahasa yang kasar atau menghina, menakut-nakuti rekan
25
kerja, menghina, mencaci-maki, mengintimidasi, melakukan kekerasan, menyebarkan rumor atau gosip, melontarkan humor yang ditujukan untuk
mengejek, ataupun mengucilkan rekan kerja.
3. Jenis-Jenis Bullying
Berdasarkan jenisnya, bullying dapat dibagi menjadi bullying langsung dan bullying tidak langsung Bullying At Work: A Guide for
Employee, 2009. a. Bullying yang sifatnya langsung, seperti mengejek, secara teratur
mengerjai atau membuat korban sebagai bahan lelucon, menggunakan kekerasan fisik, menggunakan kata-kata yang kasar dan ofensif,
perilaku yang bertujuan untuk mengintimidasi, komentar yang pedas mengenai penampilan seseorang, maupun menyebarkan rumor atau
gosip mengenai seseorang. b. Bullying yang sifatnya tidak langsung dapat berupa penumpukan
pekerjaan yang berlebihan pada target, memberikan tugas yang di luar kompetensi individu maupun memberi tugas yang tidak berhubungan
dengan pekerjaannya, memberikan perlakuan yang tidak adil di tempat kerja, serta mengucilkan dengan tidak menghiraukan respon atau
pendapat dari individu tertentu. Johnson Johnson 2007 mengemukakan terdapat tiga tipe
individual yang terlibat di dalam bullying, yaitu 1 bully, yaitu orang yang
26
terus menerus melakukan tindakan bullying seperti menyakiti secara verbal maupun non-verbal, mengucilkan, melakukan kekerasan kepada orang
yang lebih lemah, 2 korban, merupakan target dari perilaku agresi yang dikenakan bullying, dan 3 bystanders, yaitu individu diluar bully dan
korban yang menyaksikan terjadinya bullying.
4. Dimensi Bullying
Bullying di tempat kerja dapat dibagi menjadi dua dimensi Einarsen, 1999; Giorgi , Arenas, Leon-Perez, 2011, yaitu:
a. Work-related bullying, yaitu perilaku-perilaku bullying yang bertujuan untuk menyusahkan pekerjaan target, misalnya menyembunyikan
informasi dari target yang dapat mempengaruhi kinerja target, memberikan pekerjaan diluar kemampuan target, memberikan
pekerjaan di luar tanggung jawab target, dan lain-lain. b. Personal bullying, yaitu perilaku-perilaku bullying yang semata-mata
ditujukan untuk target yang sifatnya personal, seperti menyebarkan rumor atau gosip mengenai target di tempat kerja, mengucilkan target,
mencemarkan nama baik, dan lain-lain.
C. Pengaruh antara Bullying di Tempat Kerja dengan Kesejahteraan
Psikologis
Konsep kesejahteraan
pada dasarnya
merujuk kepada
keberfungsian psikologis dan pengalaman yang optimal pada manusia