Konsep Kesejahteraan Kesejahteraan Psikologis

13 mendefinisikan kondisi tersebut sebagai suatu personal expressiveness PE. Personal expressiveness sangat berhubungan erat dengan aktivitas-aktivitas yang dapat memberikan pertumbuhan dan perkembangan bagi diri individu. Selanjutnya, personal expressiveness juga lebih diasosiasikan dengan tantangan dan usaha, sedangkan hedonism lebih diasosiasikan dengan perasaan santai, jauh dari masalah, dan menjadi individu yang bahagia Ryan Deci, 2001. Ryff dan Keyes 1995 kemudian membedakan kesejahteraan psikologis dengan kesejahteraan subjektif subjective psychological well- being. Kesejahteraan psikologis merepresentasikan perspektif kesejahteraan eudaimonic, sedangkan kesejahteraan subjektif merepresentasikan perspektif hedonism Ryan Deci, 2001. Kesejahteraan psikologis merupakan suatu konsep multidimensional yang terdiri dari enam dimensi yang menggambarkan aktualisasi diri manusia, yaitu otonomi, pertumbuhan pribadi, penerimaan diri, tujuan hidup, penguasaan lingkungan, dan hubungan yang positif dengan orang lain Ryan Deci, 2001.

3. Dimensi-dimensi Kesejahteraan Psikologis

Ryff 1989 menjelaskan ada enam dimensi kesejahteraan psikologis yang merupakan inti dari positive functioning psychology, yaitu: a. Penerimaan diri self-acceptance 14 Dimensi penerimaan diri merujuk kepada kemampuan seorang individu untuk menerima dirinya sendiri dengan baik berkaitan dengan masa lalu maupun masa sekarang. Selain itu, penerimaan diri juga memiliki kaitan yang erat dengan sikap positif terhadap individu itu sendiri. Individu yang memiliki nilai tinggi pada dimensi penerimaan diri akan memiliki sikap yang positif terhadap dirinya sendiri, dapat merasakan adanya hal positif yang bisa didapatkan dari pengalamannya di masa lalu, dan mampu menerima serta memahami kualitas diri yang dimilikinya baik kualitas yang bagus maupun yang buruk. Sebaliknya, individu dikatakan memiliki penerimaan diri yang rendah apabila ia tidak dapat menerima kondisinya sendiri apa adanya, kurang puas dengan dirinya, terdapat kekecewaan di dalam dirinya akibat dari masa lalu, dan berharap bahwa ia dapat menjadi orang lain dan bukan dirinya saat ini. b. Hubungan yang positif dengan orang lain positive relations with others Dimensi hubungan positif dengan orang lain merujuk kepada kemampuan individu untuk membina hubungan yang baik dengan orang lain. Individu yang memiliki nilai tinggi dalam dimensi ini cenderung mampu menjalin hubungan yang hangat dengan orang lain, menunjukkan rasa afeksi dan empati terhadap orang lain, peduli 15 terhadap kesejahteraan orang lain, dan memahami bahwa di dalam hubungan interpersonal diperlukan prinsip memberi dan menerima. Sebaliknya, individu dengan dimensi hubungan positif yang rendah dengan orang lain cenderung kurang cakap dalam membangun hubungan interpersonal, terisolasi, susah untuk terbuka dan peduli terhadap orang lain, tertutup dan tidak berkeinginan untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain. c. Otonomi autonomy Dimensi otonomi merujuk kepada kemampuan individu untuk lepas atau bebas dari norma-norma yang mengaturnya dan kemampuan untuk mengatur hidupnya sendiri. Individu yang memiliki nilai tinggi pada dimensi ini cenderung bebas dalam membuat keputusan sendiri tanpa bantuan orang lain, bersifat mandiri, mampu menghadapi tekanan sosial, menentukan sendiri perilaku yang akan dimunculkan, dan memiliki kemampuan untuk mengevaluasi dirinya sendiri. Sebaliknya, individu yang rendah pada dimensi ini cenderung mempertimbangkan penilaian dari orang lain ketika memutuskan sesuatu, tidak mandiri, mudah melakukan konformitas, mudah terpengaruh oleh tekanan sosial saat mengambil keputusan. d. Penguasaan lingkungan environment mastery Dimensi penguasaan lingkungan merujuk kepada kemampuan seorang individu untuk menguasai dan mengatur lingkungannya,