Identifikasi Variabel Penelitian Pembahasan

33

C. Populasi dan Metode Pengambilan Sampel

1. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi subjek dalam penelitian ini adalah semua karyawan bank yang bekerja di kota Medan. Adapun karakteristik sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Pria maupun wanita yang bekerja pada sebuah bank b. Telah bekerja lebih dari 6 bulan di bank tersebut c. Bekerja di kota Medan

2. Teknik Sampling

Teknik sampling yang akan digunakan pada penelitian ini adalah non-probability sampling, yaitu teknik sampling yang digunakan apabila tidak semua orang di dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi subjek penelitian. Di dalam teknik sampling non- probability, terdapat berbagai jenis metode pemilihan sampel lagi. Metode pemilihan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling dimana peneliti akan mengambil data dari subjek manapun yang ditemui peneliti sepanjang subjek tersebut memenuhi kriteria penelitian Azwar, 2010.

D. Metode dan Alat Pengumpulan Data

34 Metode yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metode pengambilan data dengan menggunakan skala. Menurut Azwar 2010, penggunaan skala merupakan metode untuk mendapatkan jawaban subjektif dari subjek dengan menempatkan respon pada titik-titik yang kontinum. Sedangkan stimulus diberikan dalam bentuk pernyataan-pernyataan. Skala yang akan diberikan di dalam penelitian ini merupakan skala Likert, yang menyediakan respon yang kontinum dari respon negatif sampai dengan respon positif. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua skala psikologis, yaitu skala Psychological Well Being Scale dan Negative Acts Questionnaire- Revised.

1. Skala Kesejahteraan Psikologis

Penyusunan skala kesejahteraan psikologis disusun berdasarkan enam dimensi-dimensi kesejahteraan psikologis yang dikemukakan oleh Ryff 1989. Skala kesejahteraan psikologis ini mencakup enam dimensi, yaitu penerimaan diri, hubungan yang positif dengan orang lain, otonomi, penguasaan lingkungan, tujuan hidup dan pertumbuhan pribadi. Skala ini terdiri dari 42 aitem dan menyediakan lima rentang respon, yaitu sangat setuju angka 5, setuju angka 4, netral angka 3, tidak setuju angka 2, dan sangat tidak setuju angka 1. Berikut ini merupakan bentuk pernyataan favorable dan unfavorable dalam penelitian ini. 35 Tabel 1. Blue Print Skala Kesejahteraan Psikologis No. Dimensi Nomor aitem favourable Nomor aitem unfavourable 1. Penerimaan diri 6,12,18,24 30,36,42 2. Hubungan positif dengan orang lain 4,22,28,40 10,16,34 3. Otonomi 1,7,25,37 13,19,31 4. Penguasaan lingkungan 2,20,38 8,14,26,32 5. Tujuan hidup 11,29,35,41 5,17,23 6. Pertumbuhan pribadi 3,9,21,33 15,27,39 Total 23 19

2. Skala Bullying

Penyusunan skala bullying disusun berdasarkan seberapa sering subjek merasa di-bully oleh rekan kerja yang disebut dengan Negative Acts Questionnaire Revised NAQ-R dan skala ini dikembangkan oleh Einarsen dan Raknes 1997. Skala NAQ-R ini terdiri dari 26 buah aitem dengan rentang lima buah respon yang terdiri dari tidak pernah angka 1, jarang angka 2, setiap bulan angka 3, setiap minggu angka 4, dan setiap hari angka 5. Kuisioner NAQ-R terdiri dari dua dimensi dari bullying yang mencakup perilaku bullying yang berhubungan dengan 36 pekerjaan work-related bullying dan area personal personal person- related bullying. Berikut ini merupakan tabel blue-print dari Negative Acts Questionnaire-Revised. Tabel 2. Blue Print Skala Bullying No. Dimensi Nomor aitem 1. Work-related bullying favourable 1,2,3,4,11,13,14,17,18,20,21,24,25 2. Personal bullying favourable 5,6,7,8,9,10,12,15,16,19,22,23,26 Total aitem 26

E. Reliabilitas dan Validitas Alat Ukur

1. Validitas Alat Ukur

Pada dasarnya, validitas berasal dari kata validity, yaitu sejauh mana sebuah alat ukur mampu menjalankan fungsi ukurnya Azwar, 2010. Menurut Anastasi dan Urbina 1997, validitas tes berhubungan dengan apa yang diukur oleh suatu tes dan seberapa baik tes tersebut dapat mengukur atribut. Sebuah alat ukur dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya dan memberikan hasil pengukuran sesuai dengan tujuan yang dimasudkan. Validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah validitas isi content validity. Validitas isi pada dasarnya berhubungan dengan pengujian yang sistematis terhadap isi konten dari tes untuk mengetahui apakah tes 37 tersebut secara representatif telah mencakup konsep yang ingin diukur Anastasi Urbina, 1997. Menurut Fitzpatrick 1983, validitas isi merupakan konsep mengenai seberapa banyak tes tersebut dapat meliputi seluruh domain yang seharusnya hendak diukur. Validitas isi dalam penelitian ini dapat diperoleh dengan bertanya kepada ahli professional judgement yaitu dosen yang ahli dalam bidangnya untuk memberikan pendapat atas isi tes.

2. Uji Daya Diskriminasi Aitem

Tujuan dari dilakukannya uji diskriminasi aitem adalah untuk melihat sejauh mana aitem dapat membedakan antara individu yang memiliki atribut yang akan diukur dengan individu yang tidak memiliki atribut yang akan diukur. Pengujian daya diskriminasi aitem ini dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor pada setiap aitem dengan skor total tes itu sendiri dengan menggunakan koefisien korelasi Pearson Product Moment dengan bantuan aplikasi SPSS 20.0 for windows. Nilai daya beda aitem yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0.3 sehingga hanya aitem-aitem yang memiliki nilai beda aitem diatas 0.3 yang akan lolos seleksi.

3. Reliabilitas Alat Ukur

Reliabilitas alat ukur merupakan konsep sejauh mana alat ukur dapat dipercaya dan konsisten Azwar, 2010. Reliabilitas juga merujuk 38 pada konsistensi skor yang dihasilkan oleh subjek ketika mereka diberikan lagi tes tersebut dengan pertanyaan-pertanyaan yang ekuivalen tetapi pada kesempatan yang berbeda Anastasi Urbina, 1997. Alat ukur yang memiliki reliabilitas yang tinggi disebut dengan alat ukur yang reliabel. Pada penelitian ini, pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan konsistensi internal berupa koefisien cronbach alpha. Metode ini menguji konsistensi tes antaraitem atau antarbagian. Sebuah tes dikatakan reliabel apabila konsistensi di antara komponen- komponen yang membentuk tes tinggi. Dalam Azwar 2010, reliabilitas dianggap memuaskan apabila koefisien konsistensinya mencapai 0,9. Dalam penelitian ini, perhitungan koefisien reliabilitas akan dilakukan secara komputasi.

F. Prosedur Pelaksanaan

Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap persiapan penelitian, tahap pelaksanaan penelitian, dan tahap pengolahan data.

1. Tahap Persiapan Penelitian

Pada tahap ini, peneliti akan membuat konstruksi alat ukur berupa skala untuk mengukur bullying di tempat kerja dan kesejahteraan psikologis. Penyusunan skala ini dimulai dengan membuat blue-print aitem-aitem yang ingin diberikan. Skala bullying terdiri dari 26 buah 39 aitem, sedangkan skala kesejahteraan psikologis terdiri dari 42 buah aitem. Setiap respon terdiri dari 5 buah alternatif jawaban. Skala akan diprint pada kertas berukuran A4 dan berbentuk booklet. Setelah perancangan skala selesai, peneliti akan melakukan uji coba alat ukur kepada 80 orang subjek. Uji coba ini bertujuan untuk memperoleh nilai reliabilitas dan validitas dari alat ukur. Setelah try out selesai, peneliti akan merevisi alat ukur dengan cara memilih aitem-aitem yang sudah teruji reliabilitas dan validitasnya.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap ini, peneliti akan mengambil data penelitian yang sebenarnya. Alat ukur akan diberikan kepada karyawan-karyawan perbankan pada berbagai bank dengan menjelaskan tujuan dari pengisian skala. Di akhir pengisian skala oleh responden, peneliti memberikan reward kepada responden sebagai bentuk apresiasi telah berpartisipasi di dalam penelitian.

3. Tahap Pengolahan Data

Setelah memperoleh data dari subjek, peneliti akan melakukan pengolahan data dengan komputasi dan dibantu oleh program SPSS versi 20 for windows. 40

G. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisa data inferensial, yaitu penarikan kesimpulan berdasarkan hubungan atau komparasi dari dua buah variabel. Teknik inferensial yang akan digunakan adalah statistika parametrik dengan menggunakan teknik analisa regresi sederhana. Seluruh analisa data pada penelitian ini akan dilakukan dengan bantuan aplikasi komputer, yaitu program SPSS 20.0 for windows. Penelitian ini juga perlu memenuhi uji asumsi-asumsi tertentu, seperti:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Test of Normality pada program SPSS untuk melihat apakah sampel yang digunakan berasal dari populasi yang terdistribusi normal. Pengujian normalitas akan menggunakan Normal QQ Plots. Sampel dapat dikatakan berasal dari populasi yang berdistribusi normal apabila titik-titik penyebaran sampel berada pada satu garis linear yang lurus.

2. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan Test for Linearity pada program SPSS untuk melihat apakah variabel bullying dan kesejahteraan psikologis memiliki hubungan yang linear. Berbeda dengan 41 pengujian normalitas, sasumsi linearitas dianggap terpenuhi apabila signifikansinya berada di bawah 0,05.

H. Hasil Uji Coba Alat Ukur

Tahap selanjutnya setelah alat ukur selesai disusun adalah melakukan uji coba alat ukur pada sekelompok kecil responden guna mengetahui apakah kalimat yang digunakan dalam aitem mudah atau dapat dipahami dengan benar oleh responden sebagaimana diinginkan oleh penulis dan untuk mengetahui sejauh mana alat ukur dapat mengungkapkan apa yang diukur Azwar, 2013. Uji coba pada penelitian ini dilakukan pada 80 orang subjek yang memiliki karakteristik yang sama dengan subjek yang diinginkan pada penelitian ini.

1. Hasil Uji Coba Skala Kesejahteraan Psikologis

Jumlah skala kesejahteraan psikologis yang diujicobakan terdiri dari 42 aitem. Setelah dilakukan analisis aitem, diperoleh 29 aitem yang memiliki nilai diskriminasi diatas 0,3 dan terdapat 13 aitem yang gugur. Hasil uji coba terhadap skala kesejahteraan psikologis menunjukkan nilai diskriminasi yang bergerak dari 0,305 sampai dengan 0,625 dengan koefisien α sebesar 0,851. 42 Tabel 3. Distribusi Aitem Skala Kesejahteraan Psikologis Setelah Uji Coba No. Komponen Favorable Unfavorable Total Bobot 1. Penerimaan diri 12,18,24 30,36,42 6 20,67 2. Hubungan positif dengan orang lain 22,40 10,16 4 13,79 3. Otonomi 1,25 13,31 4 13,79 4. Penguasaan lingkungan 2,20,38 14,32 5 17,25 5. Tujuan hidup 11,29,35 17,23 5 17,25 6. Pertumbuhan pribadi 3,21 15,27,39 5 17,25 Total 15 14 29 100

2. Hasil Uji Coba Skala Bullying

Jumlah skala bullying yang diujicobakan terdiri dari 26 aitem. Setelah dilakukan analisis aitem, diperoleh bahwa 26 aitem tersebut semuanya memiliki nilai diskriminasi diatas 0,3 sehingga tidak ada aitem yang gugur. Hasil uji coba terhadap skala bullying menunjukkan nilai diskriminasi yang bergerak dari 0,350 sampai dengan 0,705 dengan koefisien α sebesar 0,921. 43 Tabel 4. Distribusi Aitem Skala Bullying Setelah Uji Coba No. Dimensi Favorable Total Bobot 1. Work-related bullying 1,2,3,4,11,13,14,17,18,20,21, 24,25 13 50 2. Personal bullying 5,6,7,8,9,10,12,15,16,19,22, 23,26 13 50 Total 26 26 100 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai hasil penelitian yang terdiri dari gambaran umum subjek penelitian, analisis dan interpretasi data dari hasil yang didapatkan.

A. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Penelitian ini secara keseluruhan melibatkan 160 orang subjek yang merupakan karyawan perbankan. Pada awalnya peneliti menyebar 195 skala, akan tetapi peneliti hanya mengolah data dari 160 responden karena sebanyak 21 responden tidak mengembalikan skala dan sebayak 14 responden tidak mengisi data demografis. Berikut ini merupakan deskripsi dari subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia, status pernikahan, dan lamanya masa bekerja.

1. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Gambaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 5. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah N Persentase Laki-Laki 47 29,4 Perempuan 113 70,6 Total 160 100 45 Tabel diatas menunjukkan bahwa subjek penelitian terbanyak berjenis kelamin perempuan sebanyak 113 orang 70,6, sedangkan laki-laki hanya 47 orang 29,4.

2. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia

Penyebaran subjek penelitian berdasarkan rentang usia menurut Hurlock 2002. Tabel 6. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia Usia Kategori Jumlah N Persentase 18-40 tahun Dewasa dini 145 90.63 41-60 tahun Dewasa madya 15 9.37 60 tahun Lanjut usia Total 160 100 Tabel diatas menunjukkan bahwa subjek penelitian terbanyak merupakan subjek-subjek yang berada pada masa dewasa dini, yaitu sebanyak 145 responden 90.63. Sebanyak 15 responden berada pada masa dewasa madya 9.37, sedangkan tidak ada responden yang berusia lanjut lebih dari 60 tahun.

3. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Status Pernikahan

Penyebaran subjek penelitian berdasarkan status pernikahan dapat dilihat di tabel berikut ini. 46 Tabel 7. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Status Pernikahan Status Pernikahan Jumlah N Persentase Belum menikah 113 70,6 Menikah 47 29,4 Total 160 100 Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa kebanyakan subjek memiliki status belum menikah. Sebanyak 113 responden memiliki status belum menikah 70,6, sedangkan responden yang sudah menikah ada sebanyak 47 orang 29,4.

4. Gambaran Subjek Berdasarkan Masa Bekerja

Gambaran subjek berdasarkan lamanya masa bekerja sesuai dengan teori perkembangan karir oleh Morrow dan McElroy 1987 dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 8. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Masa Bekerja Masa Bekerja Kategori Jumlah N Persentase 2 tahun Tahap perkembangan establishment stage 56 35 2 tahun – 10 tahun Tahap lanjutan advancement stage 68 42.5 10 tahun Tahap pemeliharaan maintenance stage 36 22.5 Total 160 100 47 Tabel diatas menunjukkan bahwa subjek penelitian terbanyak, yaitu sebanyak 68 responden 42.5 sedang berada dalam tahap lanjutan dalam pekerjaan mereka dan telah bekerja selama dua sampai dengan lima tahun. Sebanyak 56 responden 35 berada dalam tahap perkembangan dengan masa bekerja kurang dari 2 tahun. Selebihnya, yaitu sebanyak 36 responden 22.5, sedang berada di dalam tahap pemeliharaan dengan masa bekerja lebih dari 10 tahun.

B. Hasil Penelitian

1. Hasil Uji Asumsi

a. Uji normalitas Uji asumsi normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi data penelitian terdistribusi secara normal dalam kurva sebaran normalitas. Uji normalitas skala kesejahteraan psikologis dan skala bullying pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pengolahan data Normal QQ Plots di dalam SPSS. Berikut ini merupakan grafik hasil uji normalitas untuk skala kesejahteraan psikologis dan skala bullying. 48 Grafik 1. Uji Normalitas Kesejatheraan Psikologis Grafik 2. Uji Normalitas Bullying Dari grafik 1 yang ditunjukkan dari pengolahan data tersebut dapat dilihat bahwa titik-titik nilai data skala kesejahteraan psikologis banyak yang menempel atau berada di sekitar satu garis lurus. Begitu pula dengan grafik 2 yang menunjukkan nilai data skala 49 bullying. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa skala modal psikologis dan bullying berasal dari populasi yang terdistribusi normal. b. Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan untuk melihat apakah dua variabel penelitian ini, yaitu variabel kesejahteraan psikologis dan bullying di tempat kerja memiliki hubungan yang linear secara signifikan. Hasil dari pengujian linearitas dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 9. Uji Linearitas Variabel Kesejahteraan Psikologis dan Bullying ANOVA Table Sum of Squares Df Mean Square F Sig. pwb bullying Between Groups Combined 13046,547 36 362,404 5,444 ,000 Linearity 9791,350 1 9791,350 147,076 ,000 Deviation from Linearity 3255,197 35 93,006 1,397 ,094 Within Groups 8188,553 123 66,574 Total 21235,100 159 Berdasarkan tabel diatas, dapat diperoleh nilai signifikansi linearitas adalah 0.000 0.05 sehingga uji asumsi linearitas variabel kesejahteraan psikologis dan bullying terpenuhi. 50

2. Hasil Utama Penelitian

a. Pengaruh Bullying di Tempat Kerja terhadap Kesejahteraan Psikologis Pekerja Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian korelasional yang bertujuan untuk melihat hubungan antara dua variabel, yaitu variabel kesejahteraan psikologis dan bullying di tempat kerja dan juga seberapa besar pengaruh bullying di tempat kerja terhadap kesejahteraan psikologis pekerja. Oleh sebab itu, pengujian dilakukan dengan menggunakan teknik analisa regresi sederhana dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS versi 20 for windows dan Microsoft Office Excel 2007. Tabel 10. Hasil Analisis Regresi Sederhana Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 -,679 a ,461 ,458 8,511 a. Predictors: Constant, bullying Berdasarkan tabel diatas, diketahui variabel bullying di tempat kerja memiliki pengaruh yang negatif dengan kesejahteraan psikologis. Tanda negatif didapatkan melalui hasil korelasi Pearson Product Moment menunjukkan bahwa bullying telah memiliki hubungan yang negatif dengan kesejahteraan psikologis. Selain itu, pada kolom berikutnya didapatkan nilai R square sebesar 0.461 51 berarti variabel bullying mempengaruhi kesejahteraan psikologis sebanyak 46.1. Oleh karena itu, hipotesis null Ho ditolak. b. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik 1. Nilai Empirik dan Hipotetik Kesejahteraan Psikologis Skala kesejahteraan psikologi yang digunakan merupakan skala adaptasi dari skala kesejahteraan psikologi yang dikembangkan oleh Ryff 1989. Setelah dilakukan uji coba, terdapat 29 aitem yang digunakan di dalam penelitian. Respon yang diberikan terdiri dari 5 buah rentang sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju, dan sangat setuju. Nilai untuk respon sangat tidak setuju adalah 0, nilai untuk respon tidak setuju adalah 1, nilai untuk respon netral adalah 2, nilai untuk respon setuju adalah 3, dan nilai untuk respon sangat setuju adalah 4. Dengan demikian, skor minimum yang dapat diperoleh untuk skala kesejahteraan psikologis adalah 0, sedangkan nilai maksimum yang dapat diperoleh adalah 116. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa nilai minimum dari subjek-subjek penelitian untuk skala kesejahteraan psikologis adalah 46 dan nilai maksimal adalah 110. Hasil perhitungan nilai empirik dan hipotetik untuk kesejahteraan psikologis dapat dilihat pada tabel berikut ini. 52 Tabel 11. Perbandingan Mean Hipotetik dan Mean Empirik Kesejahteraan Psikologis Variabel Kesejahteraan Psikologis Nilai Hipotetik Empirik Min 46 Maks 116 110 Mean 58 80.83 SD 19.33 11.56 Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai rata-rata hipotetik kesejahteraan psikologis sebesar 58 dengan standar deviasi sebesar 19.33, sedangkan nilai rata-rata empirik kesejahteraan psikologis adalah 80.83 dengan standar deviasi sebesar 11.56. Nilai rata-rata empirik kesejahteraan psikologis yang lebih besar dari nilai hipotetiknya 80.83 58 dengan selisih nilai sebanyak 22.83 menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan psikologis yang dimiliki oleh subjek penelitian tergolong tinggi. 2. Nilai Empirik dan Hipotetik Bullying Setelah dilakukan uji coba, terdapat 26 aitem bullying yang digunakan di dalam penelitian. Respon yang diberikan untuk skala bullying terdiri dari 5 buah rentang tidak pernah, jarang, setiap bulan, setiap minggu, setiap hari. Nilai untuk respon tidak pernah adalah 0, nilai untuk respon jarang adalah 1, nilai untuk respon setiap bulan adalah 2, nilai untuk respon setiap minggu 53 adalah 3, dan nilai untuk respon setiap hari adalah 4. Dengan demikian, skor minimum yang dapat diperoleh untuk skala bullying adalah 0, sedangkan nilai maksimum yang dapat diperoleh adalah 104. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa nilai minimum dari subjek-subjek penelitian untuk skala bullying adalah 0 dan nilai maksimal adalah 52. Hasil perhitungan nilai empirik dan hipotetik untuk bullying dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 12. Perbedan Mean Hipotetik dengan Mean Empirik Bullying Variabel Bullying Nilai Hipotetik Empirik Min Maks 104 52 Mean 52 13.63 SD 8.67 9.66 Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai rata-rata hipotetik bullying sebesar 52 dengan standar deviasi sebesar 8.67, sedangkan nilai rata-rata empirik bullying adalah 13.63 dengan standar deviasi sebesar 9.66. Nilai rata-rata empirik bullying yang lebih kecil dari nilai hipotetiknya 13.63 52 dengan selisih nilai sebesar 38.37 menunjukkan bahwa subjek penelitian tidak banyak mendapatkan perilaku bullying di tempat kerja. 54

c. Kategorisasi Data Penelitian

1. Kategorisasi Kesejahteraan Psikologis Norma kategorisasi yang digunakan pada kesejahteraan psikologis adalah sebagai berikut. Tabel 13. Norma Kategorisasi Kesejahteraan Psikologis Rentang Nilai Kategori X ≤ µ - 1.0 SD Rendah µ - 1.0 SD X ≤ µ + 1.0 SD Sedang X µ + 1.0 SD Tinggi Besar nilai rata-rata hipotetik kesejahteraan psikologis adalah 58 dengan standar deviasi 19.33 sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah sebagai berikut: Tabel 14. Norma Kategorisasi Kesejahteraan Psikologis Rentang Nilai Kategori Jumlah Persentase X ≤ 39 Rendah 39 X ≤ 77 Sedang 59 36.88 X 77 Tinggi 101 63.12 Total 160 100 Berdasarkan tabel 14, dapat diketahui bahwa tidak ada subjek penelitian yang memiliki tingkat kesejahteraan psikologis yang rendah, sedangkan sebanyak 59 orang dari subjek penelitian 36.88 memiliki kesejahteraan psikologis yang sedang, dan 55 sebanyak 101 orang dari subjek penelitian 63.12 memiliki kesejahteraan psikologis yang tinggi.

2. Kategorisasi Bullying di Tempat Kerja

Norma kategorisasi yang digunakan untuk bullying di tempat kerja adalah sebagai berikut: Tabel 15. Norma Kategorisasi Bullying di Tempat Kerja Rentang Nilai Kategori X ≤ µ - 1.0 SD Rendah µ - 1.0 SD X ≤ µ + 1.0 SD Sedang X µ + 1.0 SD Tinggi Besar nilai rata-rata hipotetik bullying di tempat kerja adalah 52 dengan standar deviasi 8.67 sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah sebagai berikut: Tabel 16. Norma Kategorisasi Bullying di Tempat Kerja Rentang Nilai Kategori Jumlah Persentase X ≤ 43 Rendah 158 98.75 43 X ≤ 61 Sedang 2 1.25 X 61 Tinggi Total 160 100 56 Berdasarkan tabel 16, dapat diketahui bahwa sebanyak 158 subjek penelitian 98.75 memiliki tingkat bullying yang rendah di tempat kerja, sebanyak 2 subjek penelitian 1.25 memiliki tingkat bullying yang sedang dan tidak ada subjek penelitian yang memiliki tingkat bullying tinggi.

3. Tambahan Hasil Penelitian

Sebagai tambahan dari hasil penelitian, peneliti ingin melihat pengaruh dari dimensi-dimensi bullying terhadap kesejahteraan psikologis para karyawan perbankan. Kedua dimensi tersebut adalah work-related bullying dan personal bullying. Pengolahan data juga menggunakan analisa regresi sederhana. Hasil dari pengaruh dari dimensi work-related bullying dan personal bullying terhadap kesejahteraan psikologis subjek dapat dilihat di tabel berikut ini. Tabel 17. Hasil Analisis Regresi Sederhana antara Dimensi Bullying dengan Kesejahteraan Psikologis Dimensi Bullying Kesejahteraan Psikologis R R square Sig. 1-tailed N Work-related bullying -.633 0.400 0.000 160 Personal bullying -.612 0.375 0.000 160 Hasil analisis menunjukkan bahwa kedua dimensi bullying juga berkorelasi dan berpengaruh negatif dengan kesejahteraan psikologis. Dimensi work-related bullying memiliki korelasi sebesar -0.633 dan 57 berpengaruh sebanyak 40 terhadap kesejahteraan psikologis, sedangkan dimensi personal bullying memiliki korelasi -0.612 dan berpengaruh sebanyak 37.5 terhadap kesejahteraan psikologis.

C. Pembahasan

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa bullying di tempat kerja terbukti memiliki pengaruh yang negatif dengan kesejahteraan psikologis pekerja sebanyak 46.1. Hal ini menunjukkan adanya bullying di tempat kerja dapat menurunkan kesejahteraan psikologis pekerja. Hasil yang didapatkan ini sejalan dan mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Einarsen, Matthiesen, dan Skogstad 1998 yang menunjukkan bahwa pekerja yang lebih sering di-bully memiliki tingkat burnout yang lebih tinggi, kepuasan kerja yang lebih rendah, dan kesejahteraan psikologis yang lebih rendah juga apabila dibandingkan dengan rekan kerja tidak mengalami bullying di tempat kerja. Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Golparvar dan Rafizadeh 2014 bahwa bullying pada perawat memiliki hubungan yang negatif dengan kesejahteraan psikologis dan juga kesejahteraan spiritual. Ada beberapa alasan yang dapat menjelaskan pengaruh negatif antara bullying dan kesejahteraan psikologis. Pertama, bullying di tempat kerja berpengaruh negatif dengan kesejahteraan psikologis melalui salah satu dimensi di dalam kesejahteraan psikologis, yaitu hubungan yang positif dengan orang lain. Bullying menandakan bahwa target tidak memiliki 58 hubungan yang positif dengan rekan kerja ataupun atasan. Hubungan positif selalu dikaitkan dengan kepuasan hidup, keberfungsian dari sistem imun, reaksi terhadap stres, dan kesejahteraan psikologis seseorang Reis Collins, 2004. Dengan tidak terbentuknya hubungan positif dengan orang lain, maka kesejahteraan psikologisnya juga akan menurun. Selain itu, bullying di tempat kerja mengindikasikan adanya konflik interpersonal di tempat kerja yang dapat menghasilkan power deficit bagi individu Einarsen, Matthiesen, Skogstad, 2007. Hal ini menyebabkan individu secara perlahan-lahan merasa tidak berdaya dan tidak dapat melindungi dirinya ataupun meningkatkan hubungan interpersonalnya sehingga kesejahteraan psikologisnya menurun. Sedangkan individu yang memiliki hubungan yang positif dan hangat di tempat kerja akan cenderung memiliki kesejahteraan psikologis yang tinggi. Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Vartia 2001 menunjukkan bahwa bullying merupakan ancaman serius bagi kesejahteraan psikologis pekerja. Responden-responden yang mengalami bullying memiliki tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang tidak mengalami bullying. Bullying merupakan stressor sosial yang sifatnya ekstrim dan dapat menyebabkan sejumlah reaksi stres yang negatif, baik secara fisiologis maupun psikologis Leymann, 1996. Atkinson 2000 mengemukakan bahwa stres mengacu pada peristiwa yang dirasakan seseorang yang membahayakan kesejahteraan fisik dan kesejahteraan psikologis seseorang. Hal ini menyebabkan terjadinya bullying dapat menjadi sumber stres yang membahayakan kesejahteraan psikologisnya. 59 Ketiga menurut Leymann 1996, bullying memiliki sifat yang destruktif pada korbannya. Secara empiris, telah ditemukan bahwa bullying akan mempengaruhi setiap aspek dari kehidupan target bullying, seperti self- esteem dan social-competence Eirnasen Matthiesen, 2007, kepercayaan diri Clifford, 2006, dan lain-lainnya menjadi rendah. Hal ini lebih jelas terlihat pada penelitian yang dilakukan oleh Knorz dan Zapf 1996 bahwa korban akan mengalami stagnasi pada pekerjaannya atau bahkan mengalami hal yang lebih parah lagi setelah ia mengalami bullying di tempat kerja. Beberapa bahkan mendapatkan trauma atau PTSD dan tidak bisa mendapatkan pekerjaan lagi. Hal ini tentunya bertolak belakang dengan esensi dari tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi, yang mana individu- individu dengan kesejahteraan psikologis yang tinggi adalah mereka yang memiliki kombinasi feeling good dengan keberfungsian yang efektif Huppert, 2009. Dengan tidak adanya perasaan dan keberfungsian yang efektif tersebut, maka korban bullying dikatakan memiliki kesejahteraan psikologis yang rendah karena mengalami bullying. Hal ini juga sejalan dengan yang dikemukakan oleh Ryff dan Singer 1998 bahwa hidup yang bertujuan purposeful life dapat diekspresikan melalui berbagai konteks, salah satu yang paling nyata adalah pada konteks pekerjaan. Kondisi pekerjaan, seperti status pekerjaan dan kondisi kerja dapat mempengaruhi kesehatan individu, baik kesehatan mental maupun fisik, dan mempengaruhi disfungsi individu.