26
terus menerus melakukan tindakan bullying seperti menyakiti secara verbal maupun non-verbal, mengucilkan, melakukan kekerasan kepada orang
yang lebih lemah, 2 korban, merupakan target dari perilaku agresi yang dikenakan bullying, dan 3 bystanders, yaitu individu diluar bully dan
korban yang menyaksikan terjadinya bullying.
4. Dimensi Bullying
Bullying di tempat kerja dapat dibagi menjadi dua dimensi Einarsen, 1999; Giorgi , Arenas, Leon-Perez, 2011, yaitu:
a. Work-related bullying, yaitu perilaku-perilaku bullying yang bertujuan untuk menyusahkan pekerjaan target, misalnya menyembunyikan
informasi dari target yang dapat mempengaruhi kinerja target, memberikan pekerjaan diluar kemampuan target, memberikan
pekerjaan di luar tanggung jawab target, dan lain-lain. b. Personal bullying, yaitu perilaku-perilaku bullying yang semata-mata
ditujukan untuk target yang sifatnya personal, seperti menyebarkan rumor atau gosip mengenai target di tempat kerja, mengucilkan target,
mencemarkan nama baik, dan lain-lain.
C. Pengaruh antara Bullying di Tempat Kerja dengan Kesejahteraan
Psikologis
Konsep kesejahteraan
pada dasarnya
merujuk kepada
keberfungsian psikologis dan pengalaman yang optimal pada manusia
27
Ryan Deci, 2001. Upaya dalam mencapai keberfungsian yang positif memiliki prinsip dasar bahwa dengan meningkatkan kekuatan-kekuatan
dan potensi yang dimiliki oleh individu, dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis individu Moe, 2012.
Penelitian yang dilakukan oleh Ryff dan Keyes 1995 menjelaskan mengenai beberapa faktor yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis,
antara lain usia dan jenis kelamin. Selanjutnya, penelitian lainnya oleh Ryff, Magee, Kling dan Wing 1999 juga menemukan faktor lainnya yang
mempengaruhi kesejahteraan psikologis, seperti status sosial-ekonomi dan tingkat pendidikan. Sedangkan Ryan dan Deci 2001 menemukan bahwa
kepribadian, kesehatan fisik, kelekatan attachment dan relatedness merupakan
faktor penting
lainnya yang
dapat mempengaruhi
kesejahteraan psikologis. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Sood dan Bakhshi 2012, menemukan bahwa dukungan sosial memiliki pengaruh
terhadap kesejahteraan psikologis seseorang. Di dalam konteks organisasi, kesejahteraan psikologis pekerja
sangat dipengaruhi oleh lingkungan kerjanya Briner, 2000. Kualitas kehidupan kerja seseorang merupakan hasil dari apa yang dirasakan
pekerja terhadap seluruh situasi kerja Jewell, 1998. Peneliti yang meneliti tentang kesejahteraan psikologis setuju bahwa kehadiran dari
perasaan emosi yang positif, penilaian yang juga positif terhadap pekerja dan hubungan pekerja dengan tempat kerja yang baik akan meningkatkan
performa dan kualitas hidup dari pekerja Harter, Schmidt, Keyes,