Dampak Keinginan Untuk Keluar Turnover Intention Karyawan Dimensi Keinginan Untuk Keluar Turnover Intention

29 kepuasan atas supervisor yang diterima, kepuasan dengan rekan kerja dan kepuasan akan pekerjaan dan isi kerja. 4. Komitmen organisasi Perkembangan selanjutnya dalam studi turnover intention memasukkan konstruk komitmen organisasional sebagai konsep yang turut menjelaskan proses tersebut sebagai bentuk perilaku, komitmen organisasional dapat dibedakan dari kepuasan kerja. Komitmen mengacu pada respon emosional individu terhadap keseluruhan organisasi, sedangkan kepuasan mengarah pada respon emosional dan aspek khusus dari pekerjaan. Menurut Oetomo dan Riley dalam Purba, 2015:12, keinginan untuk keluar dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: 1 Organisasi Faktor organisasi yang dapat menyebabkan keinginan karyawan untuk keluar antara lain berupa upahgaji, lingkungan kerja, beban kerja, promosi jabatan, dan jam kerja yang tidak fleksibel. 2 Individu Faktor individu yang dapat menyebabkan keinginan karyawan untuk keluar antara lain berupa pendidikan, umur, dan status perkawinan.

2.1.4.4. Dampak Keinginan Untuk Keluar Turnover Intention Karyawan

Menurut Mobley et al dalam Khikmawati, 2015:16 tinggi rendahnya turnover intention akan membawa beberapa dampak pada karyawan maupun perusahaan, antara lain: Universitas Sumatera Utara 30 1. Beban kerja. Jika turnover intention karyawan tinggi, beban kerja untuk karyawan bertambah karena jumlah karyawan berkurang. Semakin tinggi keinginan karywan untuk meninggalkan perusahaan, maka semakin tinggi pula beban kerja karyawan selama itu. 2. Biaya penarikan karyawan. Menyangkut waktu dan fasilitas untuk wawancara dalam proses seleksi karyawan, penarikan dan mempelajari penggantian karyawan yang mengundurkan diri. 3. Biaya latihan. Menyangkut waktu pengawas, departemen personalia dan karyawan yang dilatih. Pelatihan ini diberikan untuk karyawan baru. Jika turnover intention tinggi dan banyak karyawan yang keluar dari perusahaan, maka akan mengakibatkan peningkatan pada biaya pelatihan karyawan. 4. Adanya produksi yang hilang selama masa pergantian karyawan. Dalam hal ini, berkurangnya jumlah karyawan akan mengurangi pelayanan karna berkurangnya karyawan. 5. Banyak pemborosan karena adanya karyawan baru. Imbas dari tingginya turnover intention karyawan membuat perusahaan mengeluarkan biaya- biaya yang sebenarnya bisa dihindari jika dapat mengelola SDM dengan baik agar karyawan dapat bertahan lama di perusahaan. 6. Memicu stres karyawan. Stres karyawan dapat terjadi karena karyawan lama harus beradaptasi dengan karyawan baru. Dampak yang paling buruk dari stres ini adalah memicu karyawan yang tinggal untuk berkeinginan keluar dari perusahaan. Universitas Sumatera Utara 31

2.1.4.5. Dimensi Keinginan Untuk Keluar Turnover Intention

Mobley et al Khikmawati, 2015:17, Adakalanya karyawan berpikir untuk pindah kerja ke tempat yang mereka rasa lebih baik daripada tempat kerja yang sekarang. Indikator-indikator yang digunakan adalah: 1. Memikirkan untuk keluar Mencerminkan individu untuk berpikir keluar atau tetap berada di lingkungan pekerjaan. Di awali dengan ketidakpuasan kerja yang dirasakan oleh karyawan, kemudian karywan mulai berpikir untuk keluar dari pekerjaannya saat ini. Saat karyawan merasa diperlakukan tidak adil, maka terlintas dalam pikiran mereka untuk keluar dari organisasi. Hal ini mengindikasikan bahwa perlakuan yang tidak adil akan menstimuli karyawan berpikir untuk keluar dari organisasi. 2. Pencarian alternatif pekerjaan Mencerminkan individu berkeinginan untuk mencari pekerjaan pada organisasi lain. Jika karyawan sudah mulai sering berpikir untuk keluar dari pekerjaannya, karyawan tersebut akan mencoba mencari pekerjaan di luar perusahaannya yang dirasa lebih baik. Ketidakmampuan suatu organisasi untuk memenuhi kebutuhan karyawan dapat memicu karyawan untuk berpikir mencari alternatif pekerjaan pada organisasi yang lain. Hal ini merupakan konsekuensi logis saat perusahaan tidak mampu memberikanmemenuhi kebutuhan karyawan seperti kemampuan Universitas Sumatera Utara 32 perusahaan lain memiliki kemampuan yang baik dalam memenuhi kebutuhan karyawan. 3. Niat untuk keluar Mencerminkan individu yang berniat untuk keluar. Karyawan berniat untuk keluar apabila telah mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan nantinya akan diakhiri dengan keputusan karyawan tersebut akan tetap tinggal atau keluar dari pekerjaannya. Keinginan karyawan untuk keluar diindikasikan dengan keaktifan seseorang mencari pekerjaan pada organisasi lain. Karyawan memiliki motivasi untuk mencari pekerjaan baru pada organisasi lain yang dianggap mampu memenuhi kebutuhan mereka. Universitas Sumatera Utara 33

2.2. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1

Daftar Penelitian Terdahulu Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian Harahap 2015 Pengaruh Promosi Jabatan dan Lingkungan Kerja Terhadap Turnover Intention Karyawan Pada PT. Daihatsu Medan Dependen: a. Promosi Jabatan b. Lingkungan Kerja Independen: a. Turnover Intention Analisis Regresi Linier Berganda Hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa promosi jabatan berpengaruh negatif dan signifikan, sedangkan lingkungan kerja berpengaruh negatif dan tidak signifikan. Purba 2015 Pengaruh Stres Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Turnover Intention Pada PT. Daihatsu Dependen: a. Stres Kerja b. Lingkungan Kerja Independen: a. Turnover Intention Analisis Regresi Linier Beganda Penelitian menunjukkan secara simultan stres kerja dan lingkungan kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap turnover intention. Siagian 2015 Pengaruh Stres Kerja dan Kompensasi Terhadap Turnover Intention pada PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan Dependen: a. Stres Kerja b. Kompensasi Independen: a. Turnover Intention Analisis Deskriptif dan Analisis Regresi Linear Berganda Stres kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap turnover intention. Sedangkan kompensasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap turnover intention. Universitas Sumatera Utara