25
1. Upaya yang lebih baik di tempat lain.
2. Kondisi kerja yang lebih baik di organisasi lain.
3. Masalah dengan kepemimpinanadministrasi yang ada.
4. Adanya organisasi lain yang lebih baik.
Sedangkan perpindahan kerja sukarela yang tidak dapat dihindari disebabkan oleh alasan-alasan:
1. Pindah ke daerah lain karena mengikuti pasangan.
2. Perubahan arah karir individu, harus tinggal dirumah untuk menjaga
pasangananak, dan kehamilan.
2.1.4.2. Indikasi Terjadinya Keinginan Untuk Keluar Turnover Intention
Menurut Harnoto 2002:2 turnover intention ditandai oleh berbagai hal yang menyangkut perilaku karyawan. Indikasi-indikasi tersebut bisa digunakan
sebagai acuan untuk memprediksikan turnover intention karyawan dalam sebuah perusahaan.
1. Absensi yang meningkat. Karyawan yang berkeinginan untuk pindah
kerja, biasanya ditandai dengan absensi yang semakin meningkat. Tingkat tanggung jawab karyawan dalam fase ini sangat kurang dibandingkan
dengan sebelumnya. 2.
Mulai malas bekerja. Karyawan yang berkeinginan untuk pindah kerja, akan lebih malas bekerja karena orientasi karyawan ini adalah bekerja
ditempat lainnya yang dipandang lebih mampu memenuhi semua keinginan karyawan yang bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
26
3. Peningkatan terhadap pelanggaran tata tertib kerja. Berbagai pelanggaran
terhadap tata tertib dalam lingkungan pekerjaan sering dilakukan karyawan yang akan melakukan turnover. Karyawan lebih sering
meningggalkan tempat kerja ketika jam-jam kerja berlangsung, maupun berbagai bentuk pelanggaran lainnya.
4. Peningkatan protes terhadap atasan. Karyawan yang berkeinginan untuk
melakukan pindah kerja, lebih sering melakukan protes terhadap kebijakan-kebijakan perusahaan kepada atasan. Materi protes yang
ditekankan biasanya berhubungan dengan balas jasa atau aturan lain yang tidak sependapat dengan keinginan karyawan.
5. Perilaku positif yang sangat berbeda dari biasanya. Biasanya hal ini
berlaku untuk karyawan yang karakteristik positif. Karyawan ini mempunyai tanggung jawab yang tinggi terhadap tugas yang dibebankan,
dan jika perilaku positif karyawan ini meningkat jauh dan berbeda dari biasanya justru menunjukkan karyawan ini akan melakukan turnover.
2.1.4.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keinginan Untuk Keluar Turnover Intention
Mor Barak, Nissli, dan Levin dalam Rinaldi, 2015:44 menambahkan tiga kategori yang menjadi turnover antecedent yaitu, faktor demografis personal dan
work-related, profession perception komitmen organisasi dan kepuasan kerja, dan organizational condition keadilan dalam memberikan kompensasi dan
budaya organisasi.
Universitas Sumatera Utara
27
1. Faktor Demografis
Beberapa penelitian sebelumnya menemukan bahwa tingkat usia, tingkat pendidikan, jenis kelamin, masa kerja, dan level jabatan menjadi prediktor
turnover inention. Individu yang muda dan memiliki pendidikan yang tinggi cenderung memiliki keinginan yang lebih besar untuk
meningggalkan pekerjaannya. Hal ini sejalan dengan temuan Irhan 2013. Pekerja minoritas yang berbeda gender, etnik, jenis kelamin, atau usia
dengan lingkungan tempat bekerja memiliki turnover intention yang lebih besar. Sedangkan individu yang memiliki masa kerja lebih lama dan
jabatan lebih tinggi cenderung untuk tetap bertahan pada pekerjaannya. 2.
Profesional Perception Individu yang memiliki konflik nilai dengan organisasi tempatnya bekerja
akan cenderung untuk meninggalkan pekerjaannya. Sedangkan individu yang memiliki kecocokan dengan nilai organisasi tempatnya bekerja
cenderung untuk tetap bertahan pada pekerjaannya. Komitmen organisasi merupakan salah satu prediktor turnover intention. Semakin tinggi
komitmen organisasi maka semakin rendah turnover intention karyawan. 3.
Kondisi Organisasi Sebagian besar karyawan pada berbagai sektor organisasi cenderung
mengasosiasikan kondisi organisasi dengan job stress. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa karyawan yang memiliki tingkat job
stress yang tinggi cenderung meninggalkan pekerjaannya. Job stress sangat berkorelasi dengan turnover, role overload, dan ketidakjelasan
Universitas Sumatera Utara
28
deskripsi kerja. Dukungan kerja dari karyawan lain dan atasan dapat mereduksi tingkat job stress karyawan.
Menurut Mobley et al dalam Khikmawati, 2015:14 menyebutkan beberapa faktor yang menjadi penyebab keinginan pindah kerja Turnover
Intention adalah sebagai berikut: 1.
Karakteristik Individu Organisasi adalah wadah yang memiliki tujuan yang ditentukan secara
bersama oleh orang-orang yang terlibat didalamnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan adanya interaksi yang berkesinambungan
dari unsur-unsur organisasi. Karakter individu yang mempengaruhi keinginan pindah kerja antara lain seperti umur, pendidikan, status
perkawinan. 2.
Lingkungan kerja Lingkungan kerja dapat meliputi lingkungan fisik maupun sosial.
Lingkungan fisik meliputi keadaan suhu, cuaca, konstruksi, bangunan dan lokasi pekerjaan. Sedangkan lingkungan sosial meliputi sosial budaya di
lingkungan kerjanya, dan kualitas kehidupan kerjanya. 3.
Kepuasan kerja Pada tingkat individual, kepuasan merupakan variabel psikologi yang
paling sering diteliti dalam suatu model turnover intention. Aspek kepuasan yang ditemukan berhubungan dengan keinginan individu untuk
meninggalkan organisasi meliputi kepuasan akan gaji dan promosi,
Universitas Sumatera Utara
29
kepuasan atas supervisor yang diterima, kepuasan dengan rekan kerja dan kepuasan akan pekerjaan dan isi kerja.
4. Komitmen organisasi
Perkembangan selanjutnya dalam studi turnover intention memasukkan konstruk komitmen organisasional sebagai konsep yang turut menjelaskan
proses tersebut sebagai bentuk perilaku, komitmen organisasional dapat dibedakan dari kepuasan kerja. Komitmen mengacu pada respon
emosional individu terhadap keseluruhan organisasi, sedangkan kepuasan mengarah pada respon emosional dan aspek khusus dari pekerjaan.
Menurut Oetomo dan Riley dalam Purba, 2015:12, keinginan untuk keluar dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
1 Organisasi
Faktor organisasi yang dapat menyebabkan keinginan karyawan untuk keluar antara lain berupa upahgaji, lingkungan kerja, beban kerja, promosi
jabatan, dan jam kerja yang tidak fleksibel. 2
Individu Faktor individu yang dapat menyebabkan keinginan karyawan untuk
keluar antara lain berupa pendidikan, umur, dan status perkawinan.
2.1.4.4. Dampak Keinginan Untuk Keluar Turnover Intention Karyawan