Dimensi Karakteristik Individu Karakteristik Individu 1. Pengertian Karakteristik Individu

20 orang yang memiliki sikap yang berbeda akan memberikan respon yang berbeda terhadap perintah, orang yang memiliki kepribadian yang berbeda berinteraksi dengan cara yang berbeda dengan atasan, rekan kerja, dan bawahan. Menurut Hasibuan 2009:55 karakteristik individu merupakan “sifat pembawaan seseorang yang dapat diubah dengan lingkungan dan pendidikan”. “Karakteristik Individu adalah perilaku atau karakter yang ada pada diri seorang karyawan baik yang bersifat positif maupun negatif” Thoha, 2008:27. Karateristik-karakteristik ini sangat beragam, setiap perusahaan tentunya dapat memilih seorang karyawan yang mempunyai kriteria yang baik dan karakteristik ini juga harus sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.

2.1.3.2. Dimensi Karakteristik Individu

Nimran 2009:11 menyatakan bahwa untuk memahami perilaku individu, kita perlu mengkaji berbagai karakteristik yang melekat pada individu itu. Adapun berbagai karakteristik individu yang penting adalah: a ciri biografis yang meliputi: umur, jenis kelamin, status perkawinan, jumlah tanggungan, masa kerja; b kepribadian; c persepsi yang meliputi: pemberi kesan, sasaran dan situasi; d sikap Attitude. a Biografis Karakteristik biografis merupakan ciri-ciri individual yang mencakup usia jenis kelamin, status perkawinan dan masa kerja. Semua ini dapat menimbulkan perbedaan perilaku terhadap pekerjaan dalam suatu organisasi baik produktivitas, loyalitas kerajinan dan kepuasan kerja. Universitas Sumatera Utara 21 1. Umur, menentukan kemampuan seseorang dalam bekerja termasuk bagaimana dia merespon stimulus yang dilancarkan individupihak lain. Menurut Nitisemito dalam Mariana, 2012:3 pengaruh umur terhadap turnover adalah jika umur meningkat maka tingkat turnover menurun. Semakin tinggi usia seseorang semakin rendah kemampuan fisik tetapi sebaliknya pengalaman dan kestabilan emosi dapat semakin tinggi. 2. Jenis kelamin, secara fisik laki-laki dan perempuan berbeda. Pada kodratnya karyawan perempuan lebih sering tidak masuk kerja dibanding laki-laki. Karyawan wanita cenderung lebih rajin, disiplin, teliti dan sabar. Wanita lebih bersedia mematuhi otoritas dan pekerjaan rutin, sementara pria lebih agresif dan memiliki ekspektasi untuk sukses walaupun perbedaan sangat kecil. Robbins 2008:65 tidak ada perbedaan yang konsisten antara pria dan wanita dalam kemampuan memecahkan masalah, keterampilan analisis, dorongan kompetitif, motivasi, sosiabilitas, atau kemampuan belajar. Namun studi-studi psikologi telah menemukan bahwa wanita lebih bersedia untuk mematuhi wewenang, dan pria lebih agresif dan lebih besar kemungkinannya daripada wanita dalam pengharapan untuk sukses. Bukti yang konsisten juga menyatakan bahwa wanita mempunyai tingkat kemangkiran yang lebih tinggi daripada pria. Universitas Sumatera Utara 22 3. Status perkawinan, karyawan yang sudah menikah dengan karyawan yang belum menikah akan berbeda dalam memaknai suatu pekerjaan. Secara umum dapat dikatakan bahwa mereka yang berstatus sudah menikah lebih sedikit kemungkinan berpindah- pindah kerja dibandingkan mereka yang belum menikah. 4. Masa kerja, semakin lama seseorang bekerja, maka semakin rendah keinginan karyawan untuk meninggalkan pekerjaannya. Masa kerja akan berkorelasi dengan pengalaman menyelasaikan pekerjaan. Masa kerja yang lama cenderung membuat seorang karyawan lebih merasa betah dalam sebuah organisasi, hal ini disebabkan karena karyawan telah beradaptasi dengan lingkungannya yang cukup lama sehingga karyawan merasa nyaman dengan lingkungannya. Penyebab lain juga dikarenakan adanya kebijakan dari instansi atau perusahaan mengenai jaminan hidup di hari tua. b Kepribadian Kepribadian adalah organisasi dinamis pada masing-masing sistem psikofisik yang menentukan penyesuaian unik pada lingkungannya dan kepribadian merupakan total jumlah dari seorang individu dalam beraksi dan berinteraksi dengan orang lain, atau dapat pula dikatakan bahwa kepribadian adalah himpunan karakteristik dan kecenderungan yang stabil serta menentukan sifat umum dan perbedaan dalam perilaku seseorang Rivai, 2009:234. Universitas Sumatera Utara 23 c Persepsi Menurut Robbins 2008:175 persepsi adalah “sebuah proses di mana individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka”. d Sikap Attitude Menurut Robbins 2008:92 sikap adalah “pernyataan-pernyataan evaluatif terhadap objek, orang, atau peristiwa”. Sedangkan menurut Rivai 2009:245 sikap adalah “suatu kesiapan untuk menanggapi, suatu kerangka yang utuh untuk menetapkan keyakinan atau pendapat yang khas serta sikap juga pernyataan evaluatif, baik yang menguntungkan atau tidak menguntungkan menegnai objek, orang atau peristiwa”. Sikap mencerminkan bagaimana seseorang merasakan sesuatu. 2.1.4. Keinginan Untuk Keluar Turnover Intention 2.1.4.1. Pengertian Keinginan Untuk Keluar Turnover Intention Keinginan intention adalah niat yang timbul dalam individu untuk melakukan sesuatu. Sementara turnover adalah berhentinya seorang karyawan dari tempatnya bekerja secara sukarela atau pindah dari satu tempat kerja ke tempat kerja yang lain. Dengan demikian, Turnover intention intensi keluar adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti bekerja dari pekerjaannya Zeffane dalam Khikmawati, 2015:10. Menurut Bluedorn 2001:27 turnover intention adalah “kecenderungan sikap atau tingkat dimana seorang karyawan memiliki kemungkinan untuk meninggalkan organisasi atau mengundurkan diri secara sukarela dari Universitas Sumatera Utara 24 pekerjaannya”. Menurut Harninda dalam Khikmawati, 2015:10 turnover intention pada dasarnya adalah “sama dengan keinginan berpindah karyawan dari satu tempat kerja ke tempat kerja lainnya”. Harnoto 2002:2 menyatakan “turnover intention adalah kadar atau intensitas dari keinginan untuk keluar dari perusahaan, banyak alasan yang menyebabkan timbulnya turnover intention ini dan diantaranya adalah keinginan untuk mendapatkan pekerjaan lebih baik”. Robbins 2008:113, menjelaskan bahwa penarikan diri seseorang keluar dari suatu organisasi turnover dapat diputuskan secara dua sebab, yaitu: 1. Sukarela Voluntary Turnover Voluntary turnover atau quit merupakan keputusan karyawan untuk meninggalkan organisasi secara sukarela yang disebabkan oleh faktor seberapa menarik pekerjaan yang ada saat ini, dan tersedianya alternatif pekerjaan lain. 2. Tidak Sukarela Involuntary Turnover Sebaliknya, involuntary turnover atau pemecatan menggambarkan keputusan pemberi kerja employer untuk menghentikan hubungan kerja dan bersifat uncontrollable bagi karyawan yang mengalami. Menurut Utami dan Bonussyeani 2009 antara karyawan yang meninggalkan organisasi secara sukarela tetapi tidak dapat dihindari dan karyawan yang tetap tinggal pada organisasi tidak dapat dibedakan karakteristik tingkat kepuasan dan komitmennya. Perpindahan kerja sukarela yang dapat dihindari disebabkan karena alasan-alasan: Universitas Sumatera Utara 25 1. Upaya yang lebih baik di tempat lain. 2. Kondisi kerja yang lebih baik di organisasi lain. 3. Masalah dengan kepemimpinanadministrasi yang ada. 4. Adanya organisasi lain yang lebih baik. Sedangkan perpindahan kerja sukarela yang tidak dapat dihindari disebabkan oleh alasan-alasan: 1. Pindah ke daerah lain karena mengikuti pasangan. 2. Perubahan arah karir individu, harus tinggal dirumah untuk menjaga pasangananak, dan kehamilan.

2.1.4.2. Indikasi Terjadinya Keinginan Untuk Keluar Turnover Intention