Pengaruh Penghawaan Ruangan terhadap Semangat Kerja Perawat

5.4. Pengaruh Penghawaan Ruangan terhadap Semangat Kerja Perawat

Suatu keadaan dimana udara sangat panas dan kelembaban tinggi akan mengakibatkan penguapan dari tubuh secara besar-besaran karena sistem penguapan. Pengaruh lainnya adalah semakin cepatnya denyut jantung karena makin aktifnya peredaran darah untuk memenuhi kebutuhan akan oksigen Wignjosoebroti,1995. Pertukaran udara sangat diperlukan dalam ruangan kerja,apalagi dalam ruangan tersebut penuh pegawai karena akan berpengaruh terhadap kesegaran tubuh pekerja. Berdasarkan hasil penelitian penghawaan ruangan dalam kategori tidak sesuai, hal ini diketahui dari jawaban perawat yang menyatakan bahwa sinar matahari tidak mudah masuk ke dalam ruangan, ruangan terasa pengap sewaktu bekerja, banyaknya jumlah orang perawat, mahasiswa praktek lapangan dalam ruangan, banyaknya jumlah pasien dan ukuran jendela yang terlalu kecil hanya seukuran 20 x 30 cm. Hal ini juga disebabkan karena posisi ruangan yang tidak terkena sinar matahari sehingga terasa lembab. Berdasarkan analisa Chi-square diketahui p = 0,118 yang berarti ventilasi tidak berhubungan terhadap semangat kerja perawat. Hal ini kemungkinan disebabkan karena adanya penambahan beberapa fasilitas ruang kerja seperti kipas dan Air Conditioner bagi ruangan yang sinar matahari tidak masuk. Penambahan AC diperlukan pada ruangan yang tidak mendapat sirkulasi udara yang baik. Sebab apabila tidak ada pertukaran udara, maka akan menimbulkan bau yang tidak menyenangkan dan menyebabkan perawat tidak dapat berlama-lama berada di dalam ruangan. Hal ini sejalan dengan pendapat Nitisemito 2000 bahwa pertukaran udara yang cukup dalam ruangan akan menyebabkan kesegaran fisik karyawan dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Sebaliknya pertukaran udara yang kurang akan dapat menimbulkan rasa pengap sehingga mudah menimbulkan kelelahan dari karyawan Nitisemito, 2000. Tidak adanya hubungan penghawaan terhadap semangat kerja disebabkan karena tiap perawat mempunyai kemampuan fisik yang berbeda-beda untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar tempat kerja. Sehingga ada perawat yang tidak begitu memperdulikan kondisi lingkungan sekitar tempat kerjanya. Hal ini sesuai dengan pendapat Sedarmayanti 1996 bahwa penghawaan ruangan memberikan pengaruh yang berbeda pada tiap orang. Keadaan tersebut tidak mutlak bagi tiap pegawai, karena kemampuan adaptasi tiap pegawai berbeda-beda. Penghawaan atau ventilasi di rumah sakit harus mendapat perhatian yang khusus. Bila menggunakan sistem pendingin, hendaknya dipelihara dan dioperasikan sesuai dengan petunjuk sehingga menghasilkan suhu, aliran udara dan kelembaban nyaman bagi pasien dan karyawan. Untuk rumah sakit yang menggunakan pengatur udara sentral harus diperhatikan cooling tower-nya agar tidak menjadi perindukan bakteri legionella dan untuk yang menggunakan AHU air handling unit filter udara harus dibersihkan dari debu dan bakteri atau jamur. Perlu pengkajian lebih lanjut terhadap disain bangunan ruang kerja perawat dengan penentuan luas ruangan, daya tampung dan penentuan tingkat penghawaan ruangan ventilasi di ruang kerja perawat.

5.5. Pengaruh Kebersihan terhadap Semangat Kerja Perawat