Pengaruh Sikap Kerja terhadap Semangat Kerja Perawat

Kebersihan merupakan syarat utama untuk pekerja yang sehat. Untuk menjaga kesehatan semua ruangan harus dijaga agar tetap dalam keadaan bersih. Penumpukan abu dan kotoran tidak boleh terjadi dan karenanya semua ruang kerja, gang, tangga- tangga dan kamar mandi harus dibersihkan setiap hari. Demikian pula setiap pasien, pengunjung dan perawat hendaknya tidak meludah dan membuang sampah disembarang tempat. Pembersihan lantai di ruang perawatan dilakukan setelah pembenahanmerapikan tempat tidur pasien verbeden setelah jam makan, setelah kunjungan keluarga dan sewaktu-waktu bila dibutuhkan. Cara – cara pembersihan ruangan yang dapat menebarkan debu harus dihindari. Harus menggunakan cara pembersihan dengan perlengkapan pembersih pel yang memenuhi syarat dan bahan antiseptic yang tepat. Pada masing-masing ruang supaya disediakan perlengkapan pel tersendiri. Pembersihan dinding dilakukan secara periodik minimal 2 dua kali setahun dan di cat ulang apabila sudah kotor atau cat sudah pudar. Setiap percikan luda, darah, eksudat luka pada dinding lantai harus segera dibersihkan dengan menggunakan antiseptik.

5.6. Pengaruh Sikap Kerja terhadap Semangat Kerja Perawat

Perhatian utama sikap kerja adalah pada manusia dan interaksinya dengan produk, perlengkapan, fasilitas, prosedur serta lingkungan tempat kerja. Tujuan utama sikap kerja adalah meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja, sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan mengurangi kesalahan kerja. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sikap kerja paling banyak dalam kategori kurang baik. Hal ini diketahui dari jawaban perawat yang paling banyak menyatakan kursi tempat bekerja tidak sesuai dengan ukuran tubuh, merasa terganggu bila duduk berlama- lama di kursi kerja. Tidak dapat beristirahat sambil duduk di kursi serta tinggi meja dan kursi kurang sesuai dengan ukuran tubuh. Kursi yang dipakai perawat untuk bekerja adalah kursi lipat dengan Merk Chitose type YAMATO HAA dengan ketinggian duduk 45,8 cm, ketinggian duduk tidak dapat diatur tinggi rendah tidak dapat dinaikkan atau diturunkan, kursi jenis ini membuat punggung tidak tegak lurus, kursi jenis ini idealnya digunakan untuk hotel dan public chair. Perawat juga masih menggunakan kursi kayu yang tidak memiliki sandaran punggung dan bantalan busa untuk duduk dengan ketinggian mencapai 54 cm. Untuk kursi administrasi disarankan untuk menggunakan Merk Chitose type DUO 0102 dengan ketinggian duduk 45 – 55 cm. ketinggian ini dapat diatur tinggi rendahnya dinaikkan atau diturunkan bahkan dapat berputar kiri dan ke kanan Hasil analisa Chi-square diketahui bahwa sikap kerja berhubungan dengan semangat kerja perawat, hal ini ditunjukkan dengan perolehan nilai p = 0,000. Hal ini disebabkan karena tempat duduk dan sikap duduk pada waktu bekerja mempengaruhi kemampuan dan kenyamanan kerja. Posisi kursi yang tidak sesuai dengan sikap kerja yang baik akan menyebabkan cepatnya menjadi lelah, sehingga menurunkan produktivitas kerja. Hal ini sesuai dengan pendapat Deyani 2010 bahwa sikap kerja dan lingkungan kerja merupakan bagian dari aspek ergonomik yaitu penyesuaian pekerjaan antara alat kerja, lingkungan kerja dan manusia, dengan memperhatikan kemampuan dan keterbatasan manusia itu sehingga tercapai suatu keserasian antara manusia dan pekerjaannya yang akan meningkatkan kenyamanan kerja dan produktifitas kerja. Hasil uji regresi logistik diketahui bahwa terdapat pengaruh antara sikap kerja dan semangat kerja. Hal ini diketahui dari nilai p = 0,000. Sikap kerja merupakan bagian dari kesesuaian tempat duduk dengan kondisi fisik tubuh agar dapat bekerja secara maksimal. Kursi dan meja sebagai fasilitas dalam bekerja dianggap perawat kurang memenuhi syarat, sebab perawat tidak dapat berlama-lama melakukan pekerjaan dengan cara duduk. Keluhan posisi kerja terdapat pada bagian punggung, tengkuk, lutut dan kaki, sehingga perawat harus menyesuaikan dengan kondisi fasilitas yang tersedia. Hal ini sesuai dengan pendapat Yenni 2011 bahwa sikap tubuh merupakan bagian dari sikap dalam bekerja, yang merupakan faktor resiko ditempat kerja. Sikap tubuh dalam bekerja berhubungan dengan tempat duduk, meja kerja dan luas pandangan. Sikap tubuh saat melakukan setiap pekerjaan dapat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu pekerjaan. Lingkungan fisik yang baik akan mendorong timbulnya semangat kerja karyawan. Dengan semangat kerja yang tinggi, perawat akan dapat bekerja dengan perasaan senang dan bergairah sehingga mereka dapat berprestasi dengan baik. Perlu pengkajian lebih lanjut terhadap disain ruang kerja perawat dengan penentuan luas ruangan, daya tampung dan penentuan tata letak meja kerja, meja arsip, kursi, sikap duduk dan luas ruang gerak perawat di ruang kerja perawat.

5.7. Keterbatasan Penelitian