Analisis Multivariat HASIL PENELITIAN

4.5 Analisis Multivariat

Analisis multivariat dilakukan untuk melihat hubungan variabel independen dengan variabel dependen secara bersama-sama dengan menggunakan uji regresi logistik ganda multiple logistic regression untuk mencari faktor-faktor dominan terhadap semangat kerja perawat dengan melalui langkah yaitu : 1. Melakukan analisa pada model deskriptif pada setiap variabel dengan tujuan untuk mengestimasi peranan variabel masing-masing. 2. Melakukan pemilihan variabel yang potensial dimasukkan dalam model. Variabel yang dipilih atau dianggap signifikan yaitu variabel yang mempunyai nilai p kurang dari 0,025 p 0,025. 3. Setelah diidentifikasi variabel yang signifikan, selanjutnya dilakukan pengujian secara bersama-sama dengan metode enter untuk mengidentifikasi faktor paling dominan yang berpengaruh terhadap semangat kerja perawat dengan nilai p 0,05 dan dimasukkan dalam model persamaan regresi logistik berganda. Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel yang diduga berpengaruh terhadap semangat kerja perawat yaitu suhu udara, pencahayaan, dan sikap kerja. Tahap selanjutnya ketiga variabel ini dimasukkan sebagai kandidat untuk dilakukan analisis multivariat. Analisis multivariat bertujuan untuk mendapatkan model yang terbaik dalam menentukan variabel dominan yang berpengaruh terhadap semangat kerja perawat. Dalam pemodelan ini semua variabel yang memiliki nilai p 0,25 akan dikeluarkan secara bertahap backward selection seperti pada Tabel 4.19 berikut ini. Tabel 4.19 Hasil Uji Regresi Logistik Ganda untuk Identifikasi Variabel yang Akan Masuk Dalam Model Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. ExpB Step 1 a Suhu 1.847 .446 17.177 1 .000 6.342 pencahayaan -.333 .425 .612 1 .434 .717 Sikap kerja 3.116 .375 69.133 1 .000 22.554 Constant -6.715 .900 55.722 1 .000 .001 a. Variables entered on step 1: suhu, pencahayaan, sikap kerja. Overall percentage : 81,3 = dikeluarkan secara bertahap Setelah dikeluarkan variabel dengan nilai p 0,05 secara bertahap, maka didapatkan 2 variabel yang akan masuk sebagai kandidat model yaitu suhu udara dan sikap kerja. Secara keseluruhan model ini dapat memprediksi besarnya pengaruh suhu udara dan sikap kerja terhadap semangat kerja sebesar 81,3 overall percentage 81,3 sedangkan 18,7 dipengaruhi oleh faktor lainnya. Variabel yang sangat berpengaruh terhadap semangat kerja perawat adalah sikap kerja dengan nilai p = 0,000 dan suhu udara dengan nilai p = 0,000. Adapun persamaan regresi logistik yang diperoleh dengan fit model sebagai berikut : Semangat kerja perawat = -6,715 constanta+ 1,847 suhu udara + 3,116 sikap kerja Persamaan regresi logistik tersebut untuk memprediksikan besarnya pengaruh suhu udara dan sikap kerja terhadap semangat kerja. Berdasarkan hasil uji regresi logistik pada Tabel 4.19 dari 3 variabel suhu udara, pencahayaan, dan sikap kerja ternyata dua variabel yang berpengaruh yaitu suhu udara dan sikap kerja. Diperoleh nilai eksp B untuk suhu udara sebesar 6,342 dengan p value 0,000, sedangkan nilai eksp B untuk sikap kerja sebesar 22,554 dengan p value 0,000. Hal ini berarti semangat kerja yang tinggi pada perawat berpeluang 6 kali untuk suhu udara yang sesuai, dan lingkungan sikap kerja berpeluang 22 kali. Diantara variabel suhu udara dan sikap kerja, yang paling berpengaruh adalah sikap kerja.

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Pengaruh Suhu Udara terhadap Semangat Kerja Perawat

Komponen suhu udara dapat mempengaruhi kualitas udara dalam ruang kerja. Kualitas udara dalam ruangan harus dijaga agar berada pada kisaran yang dapat menimbulkan kenyamanan bagi orang di dalam ruangan. Suhu udara yang baik, akan menambah kualitas kerja perawat, sehingga ruangan kerja perawat yang sirkulasi udaranya tidak baik perlu adanya penambahan penghawaan seperti exhaust fan selain Air Conditioner untuk membantu sirkulasi udara di dalam ruangan. Hal ini sesuai dengan Permenkes RI No. 1204MenkesSKX2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, yaitu bahwa penghawaan atau ventilasi di rumah sakit harus mendapat perhatian yang khusus. Sehingga dapat menghasilkan suhu, aliran udara, dan kelembaban nyaman bagi pasien dan staf. Adanya Suplai udara dan Exhaust hendaknya digerakkan secara mekanis, dan exhaust fan hendaknya diletakkan pada ujung sistem ventilasi untuk membantu penghawaan di dalam ruangan. Suhu udara yang tidak baik di dalam ruangan ketika bekerja, akan dapat berpengaruh terganggunya kesehatan mereka yang pada akhirnya akan dapat menurunkan semangat perawat, sehingga akan berpengaruh terhadap hasil pekerjaannya, seperti rasa malas atau kurang disiplin, banyak kesalahan dalam